SMA Kusuma digemparkan dengan kedatangan murid baru yang imut dan manis dengan lesung pipi dimasing-masing pipinya. Rambutnya yang sebahu menambah kesan imut cewek itu.
Atan, Naya, Bagas dan Aryo yang baru aja keluar dari mobil Atan pun bingung ngeliat banyak cowok yang ngumpul didepan ruang kepala sekolah.
" Kita gak bikin ulah apa-apa kan kemaren?" Tanya Bagas, takut-takut kalo ternyata semua orang lagi pada ngadu ke pak kepsek yang terkenal dengan kumis tebalnya itu.
" Gak kecuali lo bikin rok gue nyangkut di pohon!" Sahut Naya langsung kearah Atan. Cowok itu hanya bersiul sok gak peduli bikin Naya makin gemas.
Seorang cewek mungil keluar dari kerumunan diantar oleh guru ke salah satu kelasnya di kelas X-3.
" Itu sih anak baru yang gue liat kemaren. Kayaknya dia bakal jadi most wanted nih." Ucap Atan yang membuat Naya langsung menatap ke cowok itu. Tapi Atan gak menyadarinya." Manis sih."
Naya langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Asal bukan Atan. Hatinya sedikit nyeri mendengar cowok itu memuji cewek lain didepannya.
" Cakepan Naya ah!" Bagas merangkul pundak Naya, karena ia menyadari perubahan di raut wajah sahabatnya ini.
Naya langsung melihat ke tangan Bagas yang merangkul pundaknya lalu balik melotot kearah Bagas.
" Tapi Naya galak." Buru-buru Bagas melepaskan tangannya dari pundak Naya sebelum cewek itu memberinya bogeman seperti yang ia lakukan ke Atan kemarin.
Aryo ketawa ngakak ngeliat ekspresi Bagas yang ketakutan karena dipelototin Naya. Sementara Atan udah berjalan lebih dulu kearah anak baru itu.
Atan dengan mudah melewati kerumunan cowok-cowok yang mengelilingi Fray karena semuanya langsung pada memberi jalan begitu melihat siapa orang yang berani-beraninya menerobos." Hai." Sapanya ke Fray.
Fray tersenyum seperti biasa, memunculkan cekungan dikedua pipinya." Hai." Balasnya.
" Jadi juga masuk sini."
" Iya nih. Seru kayaknya sekolahannya."
Atan mengangguk setuju. Ya menurutnya emang sekolahan ini seru . Seru buat maen-maen. Hahaha!
" Nanti istirahat mau gue temenin keliling sekolah gak?" Atan menawari bikin cewek yang daritadi sedang menperhatikannya melotot gak percaya.
Fray mengangguk cepat." Boleh kalo gak ngerepotin."
" Oke nanti istirahat gue ke kelas lo." Ucap Atan sebelum kembali ke temen-temennya.
" Tumbenan dia mau kenalan duluan sama cewek." Ucap Aryo yang hampir gak percaya.
" Waduh! Cukup Naya aja deh di geng kita. Ini cewek satu aja udah galak. Kalo ada dua cewek gimana coba." Ucap Bagas, gak sadar kalo yang sedang dibicarakan lagi melotot kearahnya.
" Bego dasar." Aryo mengusap wajahnya dengan gemas begitu melihat Naya langsung mengapit leher Bagas dengan satu lengannya.
" Ampun, Nay!"
Sementara satu cewek dengan ditemani dua sahabatnya menatap kearah kerumunan itu dengan rasa marah.
Rissa, Milli dan Gladis. Biasa dipanggil Rissa dkk. Karena emang Rissa yang paling dominan menguasai sekolah ini. Bahkan senior aja gak berani sama mereka karena mereka gak segan mengeluarkan orang yang berani melawan mereka. Karena orangtua Rissa adalah penyumbang terbesar di SMA KUSUMA ini.
Kecuali Naya.
Pertama karena Rissa kagum dengan kakaknya Naya, Aldo.
Kedua karena Naya sahabat dari orang yang ia cintai, Atan.
Ketiga karena Naya jago bela diri. Ia gak mau ambil resiko. Lagipula Naya juga cukup tajir karena almarhum orangtuanya juga penyumbang terbesar kedua di sekolah ini sampe sekarang.
" Enak aja mau ngambil Atan gue." Ucap Rissa dengan seringainya.
" Atan kan punya Rissa." Milli mengangguk setuju.
" Tangan gue gatel pengen bully orang. Terakhir kapan ya?" Rissa mengusap-usap kedua tangannya.
" Terakhir udah sebulan yang lalu kayaknya. Itu juga pas MOS kan. Si cewek yang berani ngasih coklat ke Atan." Gladys mengingatkan soal cewek aneh berkacamata tebal yang berani-beraninya ngasih coklat ke Atan.
Sekarang cewek itu.
Keluar dari SMA Wijaya dengan sendirinya. Setelah Rissa siram pake air got tentunya.
......
Pas jam istirahat Atan langsung keluar dari kelasnya dan berlari menuju lantai dua tempat kelas sepuluh. Tepatnya ke kelasnya Fray, si anak baru.
Naya menghela napas sambil membereskan bukunya ke tas." Lo pada mau jajan dikantin?" Ia menatap ke Bagas dan Aryo yang langsung mengangguk.
" Makan di taman aja yok. Sumpek di kantin kalo istirahat pertama gini." Ucap Aryo sambil beranjak dari kursinya.
Lagi-lagi Bagas mengangguk tapi gak juga bangun dari kursinya. Aryo langsung menarik temannya itu biar cepet berdiri." Jangan angguk-angguk doang. Mirip sama boneka yang di mobilnya Atan tau gak?!" Ucapnya, mengingat boneka stich di mobil Atan yang ngangguk-ngangguk terus.
Bagas malah cengengesan.
Naya mengikuti mereka berdua dibelakang. Biasanya ada Atan disampingnya.
Begitu memesan somay. Naya, Aryo dan Bagas duduk di taman sekolah mereka sambil dengerin musik dari ponselnya Bagas.
Lemot-lemot gini selera musik Bagas paling bagus.
Paling bagus buat galau masalahnya.
Sekarang aja lagu yang lagi diputer lagunya let her go.
Ya elah pacar aja gak punya. Siapa juga yang mau dibiarin pergi.
Naya ngeliat sekilas Atan lagi berjalan di koridor perpustakaan bersama Fray. Mereka keliatan ngobrol akrab kayak orang kenal udah lama.
" Mungkin gak sih Atan jatuh cinta pada pandangan pertama?" Tanya Aryo tanpa sadar dengan raut wajah Naya yang langsung berubah sendu.
" Mungkin. Dia kan jarang banget ngajak cewek jalan duluan gitu. Kecuali Naya." Bagas membenarkan.
" Tumben nyambung diajak ngomong Gas." Aryo kaget juga denger omongan Bagas yang kali ini gak nyeleweng dari pembicaraan.
" Ehtapi bukannya Naya suka sama Atan?" Tanya Bagas yang langsung menatap Naya, cewek itu lagi menunduk sambil mengaduk-aduk somaynya.
Aryo langsung menyikut rusuk Bagas." Bego lo. Keceplosan anjir." Bisiknya. Bagas cuma nyengir.
" Apaan sih lo berdua berisik tau gak!" Sungut Naya yang merasa terusik. Ia mengambil ponsel Bagas dan mengganti lagunya. Yang keputer malah lagunya Mike Mohede yang sahabat jadi cinta." Lagunya gak ada yang bener apa!" Naya jadi kesel.
Bagas buru-buru mengambil alih ponselnya sebelum jadi sasaran amukannya Naya." Hati lo yang lagi gak bener kali." sahutnya yang langsung dihadiahi pelototan Aryo dan Naya.
......
Bel pulang sekolah berbunyi ....
Seluruh murid SMA Kusuma langsung berhamburan keluar kelas.
Naya, Bagas, Atan dan Aryo masih anteng duduk di dalam kelas mereka.
" Gue mau nganterin Fray nyari alat tulis ke toko buku. Lo bawa mobil gue ya Gas. Nanti gue naek mobilnya Fray." Atan melemparkan kunci mobilnya kearah Bagas dan langsung ditangkap cowok itu.
" Lah emang dia gak bisa pergi sendiri, Tan?" Tanya Aryo, heran. Mau-maunya Atan nganterin cewek belanja. Ya walaupun cuma belanja alat tulis kan tetep aja namanya belanja. Naya minta nganterin beli jajanan di supermarket aja Atan ogah.
" Dia baru balik ke Indonesia. Pindahan dari Prancis. Makanya rada lupa jalanan Jakarta." Ucap Atan sebelum cowok itu membawa tasnya. Ia mengacak-acak rambut Naya sampe bikin cewek itu berteriak kesal, lalu pergi.
" Yuk, Nay. Balik." Ajak Aryo saat melihat Naya yang daritadi cuma diam setelah Atan bilang mau pergi sama Fray.
" Pada balik duluan aja deh. Gue mau ketemu anak-anak silat."
" Perlu dijemput gak nanti?" Tanya Aryo lagi, memastikan. Ia takut Naya kenapa-napa.
Naya menggeleng sambil menenteng tasnya." Nanti balik sama kak Aldo aja. Dia ntar yang jemput gue." Ucapnya lalu pergi.
" Ribet ya cinta-cintaan. Yang cewek gengsi, yang cowok gak peka." Ucap Bagas sambil mengikuti Aryo keluar kelas.
" Kedengeran Naya dibunuh lo nanti."