Part 7

1345 Words
" Bego! Kenapa lo gak cegah!" Naya mengumpat sebal ke kedua sahabatnya, Bagas dan Aryo hanya saling menatap. Naya langsung berlari kearah kelasnya Rissa dkk. XI-4. Tepat disebelah kelasnya. Bodohnya Fray malah ngasih tau soal kejadian tadi ke Atan. Jelas Atan marah karena gak suka lagi-lagi cewek yang ingin mendekatinya di usik sama Rissa dkk. Bahkan Atan gak peduli walaupun Naya telah menolong cewek itu. Atan kembali seperti waktu SMP. Waktu Kanya juga pernah dibully sama Rissa dkk di SMP. Atan lepas kontrol sampe hampir memukul cewek itu. Naya gak mau sampe kejadian itu terulang lagi. Naya merasa bodoh juga karena gak sempet bilang ke Fray buat ngerahasiain kejadian tadi pagi dari Atan. Tapi rasanya aneh kalo Naya menyuruh Fray untuk bungkam, ia gak punya alasan kuat untuk menyuruh Fray buat gak ngadu ke Atan. " Atan jangan gila!!!" Naya mencegah Atan yang saat itu sudah ngamuk di kelasnya Rissa, yang satu kelas juga dengan Dirga. Rissa kelihatan ketakutan ngeliat wajah Atan yang sangar banget hari ini, mengingatkannya soal kejadian Kanya beberapa tahun lalu. Naya berhasil mencegah Atan semakin mendekati Rissa sementara Dirga berdiri gak jauh dari Rissa dkk, mencegah Atan bersikap kasar ke teman-teman satu kelasnya ini. Walaupun mereka suka bikin ulah, tapi sebagai ketua kelas, Dirga merasa harus melindungi mereka. " Mereka cewek! Sadar bego!" " Mereka iblis tau gak Nay!! Udah berapa kali gue nahan buat gak labrak mereka! Cewek-cewek banyak yang keluar gara-gara dia!" Atan menunjuk-nunjuk Rissa seperti orang ketakutan. Naya sendiri susah payah menahan tubuh Atan. Untung aja Bagas dan Aryo segera datang membantu memegangi Atan. " Lo jahat tau gak!!" Rissa malah terisak. " Gue udah lama suka sama lo tapi lo gak pernah mandang gue!" " Lo kan setan mana bisa gue mandang lo! Lo gaib!" Ucap Atan yang malah bikin Bagas ketawa. " Setan ngatain setan masa. Sadar Tan." Bagas malah ngakak, bikin beberapa orang yang menonton berusaha sekuat mungkin menahan tawa mereka karena ulah Bagas yang begonya gak ketulungan. Naya, Aryo dan Atan langsung melotot keraha Bagas. Aryo mengapit leher Bagas dengan satu tangannya dan satu tangan lain untuk menahan tubuh Atan. " Berani ngoceh lagi gue patahin leher lo!" Ucap Aryo yang gemas dengan sikap sahabatnya. " Gu... Gue gak bisa napas Yo!" Ucap Bagas yang gelagapan, Aryo hanya merenggangkan lengannya sedikit tapi tetap gak melepaskan Bagas. Seenggaknya cowok ini kalo susah ngomong lebih baik dibanding ocehannya yang gak bermutu. Yang ada malah tambah masalah. " Dulu gue selalu bully cewek yang deket sama lo! Karena cemburu! Biasanya lo diem aja tapi kenapa sekarang lo bertindak lagi kayak Kasus Kanya dulu!" Dirga tersentak mendengar nama mantan pacarnya disebut dan mau gak mau rahangnya mengeras jika harus mengingat masa lalunya itu, Atan makin ngamuk tapi teman-temannya berhasil menahannya. " Lo suka sama Fray?!!! Iya?!!!" " Kalo iya kenapa?!!! Gak ada urusan sama lo!!!" Deg!! Mendadak tangan Naya lemas mendengar jawaban dari Atan. Karena pegangan Naya sedikit merenggang, Atan berhasil kabur dan mendekati Rissa. Rissa menjerit melihat Atan mendekat kearahnya, Dirga langsung menghalangi didepan Rissa. " Minggir lo!" Atan berteriak ke Dirga tapi cowok itu gak bergeming. " Gue bilang minggir!!!" Ia melempar tinjuannya ke Dirga . Buk!!! " Arghhh!!!" Bukan jeritan Dirga yang terdengar, malah jeritan cewek. Naya. Cewek itu nekat berlari mendekati Atan dan mencegah tinjuan Atan mengenai Dirga dan malah mengenai wajahnya. Tak ayal Naya langsung jatuh dengan darah yang mengalir dari hidungnya. " Naya!!!" Atan merasa sangat bersalah dan menghampiri tubuh Naya yang sudah tersungkur didepan Dirga. " Dasar bodoh!!!" Dirga balas meninju Atan. " cowok macem apa lo maen kasar ke cewek!!!" " Gue gak sengaja b*****t!" Dirga berdecih. Tapi Atan gak balas memukulnya. " Kalo gak Naya, lo bakal mukul Rissa kan?!!! Iya?!!!" Lagi satu pukulan mendarat di rahang Atan. Bagas dan Aryo langsung mencegah mereka berdua. Sementara Rissa membantu Naya yang sudah gak sadarkan diri. " Gue sebel sama lo karena lo bisa deket sama Atan. Tapi gue gak bisa benci sama orang yang udah nolongin gue. Gue benci harus bilang makasih ke lo." Ucapnya sambil terisak kemudian dibantu teman-temannya yang lain membawa Naya ke UKS. ..... Fray mengobati luka Atan di taman dengan p3k yang ia ambil dari UKS tadi. Atan menolak diobati di UKS karena merasa sangat bersalah udah ngelukain Naya. " Maaf ya kak gara-gara gue ngadu. " ucapnya sambil menunduk setelah selesai menempelkan plester di dagu dan pipi Atan. Tadinya Fray lagi mau ngerjain tugas dari bu Siska tapi tiba-tiba Aryo datang ke kelasnya dan menarik tangannya, gak peduli bu Siska masih disana. Dia cuma bilang. " Bu. Anaknya saya pinjem bentar. Nanti dibalikin. Gawat soalnya." Bu Siska yang sepertinya udah hapal gelagat Aryo yang terkenal sebagai biang rusuh di SMA ini pun hanya menggelengkan kepalanya. Jadilah sekarang mereka ditaman. Berdua. " Bukan salah lo. Emang harusnya gitu biar gue kasih pelajaran si Rissa." Ucap Atan sambil menahan nyeri di wajahnya. " Tapi Kak Naya ...." " Itu salah gue. Gue bakal minta maaf sama dia nanti." Fray hanya menunduk. Atan menarik dagu Fray agar menatapnya. " Kan gue udah bilang mau jagain lo." Ucapnya sambil tersenyum, membuat Fray mau gak mau tersenyum juga. ..... " Naya kalo tidur manis juga ya Yo. Gak keliatan galak kayak biasanya." Ucap Bagas yang daritadi memandangi wajah sahabatnya itu. Aryo menjitak kepala Bagas pelan, menyadari ini UKS. Kalo kenceng-kenceng jitaknya nanti Bagas teriak. Kan berisik. Mengganggu pasien yang sedang terlelap. " Dia lagi pingsan bego!" " Lo berdua i***t ya. " Ucap Dirga yang sebenarnya daritadi juga ada di UKS tapi Aryo dan Bagas gak menyadarinya. " Lah ada si Dirga. Baru ngeh kita." Ucap Bagas, lagi dengan tampang begonya. " Kenapa yang kena pukul bukan lo aja sih elahh!" Ucap Aryo frustasi. " Jahara lo nyumpahinnya." Bagas cemberut. Bikin Dirga geleng-geleng kepala, lalu menatap kearah Naya yang masih belum sadar. Darah di hidungnya sudah berhenti mengalir karena tadi sudah diobati sama Nayla, penjaga UKS. Dirga sendiri heran kenapa cewek ini begitu melindungi Atan, bahkan demi Atan gak melukai orang lain, dia rela jadi tameng. Apa iya rasa cinta bisa sekuat itu? " Kita berdua laper. Nitip Naya ya. Jangan diapa-apain lo. Udah cukup setannya ngamuk sekali aja hari ini. " Ucap Bagas sambil menarik paksa Aryo untuk ke kantin, karena barusan cacing diperutnya udah bikin konser reage. " Gue dimana?" Naya sadar dan menatap sekelilingnya. " UKS. Ya kali hotel." Jawab Dirga sekenanya sambil bersandar di kursinya. Naya menatap Dirga dengan bingung. Cowok itu mengangkat bahu. " Maap kalo yang lo harapin itu Atan. Tapi tuh cowok belom nongol disini. " Naya menghela napas kemudian berusaha duduk bersandar di ranjangnya. " Minum dulu." Dirga menyodorkan segelas air putih yang langsung Naya terima dan minum. Tenggorokan Naya yang tadinya terasa sangat kering sudah terbasahi sempurna. " Makasih ya." " Ada yang sakit?" Tanya Dirga lagi memastikan. Apalagi pipi Naya mulai terlihat kebiruan. " Menurut lo aja kena bogem cowok sakit apa kagak! " Rupanya Naya udah sadar betul, karena sifat galaknya udah keluar lagi. Dirga mengulum senyum. " Biasa sparingan juga lu. Cemen banget." Ucapnya dengan sengaja. Naya berdecak. " Kenapa lo yang disini sih?" Sungutnya. Kenapa juga sahabat-sahabatnya membiarkan musuh bebuyutan Atan ini yang menjaganya. Apa ia dijadikan persembahan? Dirga gak menjawab. " Kalo disini sakit gak?" Ia menunjuk dadanya sendiri. Bikin wajah Naya mendadak merah, cewek itu menunduk seperti akan menumpahkan segala bebannya. " Ah elahhh!!! Gue benci kenapa ada yang sadar sama perasaan gue!!! Kenapa bukan orangnya aja yang sadar!!" Dirga salah, Naya malah tambah ngamuk. Ia jadi takut kalo Naya teriak-teriak seperti ini bisa-bisa orang mengira Naya lagi diapa-apain sama dia di UKS. " Duh! Itu mulut seletingin dulu kek elah! Bacot banget." Ucap Dirga yang menahan emosinya. Naya langsung diem mendapat tatapan tajam dari Dirga. " Maap deh. " " Jangan kebanyakan luka. Bentar lagi kan ada turnamen. Emang lo gak mau turun?" Ucap Dirga, mengingatkan jadwal rutin turnamen antar SMA yang sebulan lagi. " Turun lah! Ya kali gue gak ikut." " Makanya cepet sembuh bodoh! Jangan kebanyakan jadi tameng! Kalo hati lemah gimana fisik lo mau kuat!" Dirga menepok kepala Naya dengan buku strip obat ditangannya kemudian beranjak. " Nanti gue panggilin dua i***t itu. Lo jangan kemana-mana. Kalo lo celaka lagi, gue bisa dibunuh beneran sama setan." Diam-diam Naya mengulum senyum sambil memegangi kepalanya. Aneh. Sikap Dirga yang dingin malah membuat hatinya sedikit hangat. Ia menggeleng cepat berusaha sadar kalo yang barusan itu musuhnya Atan, iya musuhnya Setan. Iblis mungkin. Tapi Dirga yang nyebut Atan sebagai Setan bikin Naya senyum-senyum sendiri. Cowok itu gak seburuk yang dikira Atan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD