Chapter 8. Tersangka?

1121 Words
Chapter 8Tersangka?   "Dia diperkosa beramai ramai dan divideoin,” kata Mayang pelan dan dibalas kesiap dari kedua orang di depannya. "Astaghfirullah ... biadab!!” teriak keduanya bersamaan. Sabrina menahan amarahnya sampai mukanya merah padam, buku jarinya terkepal hingga memutih menahan amarah yang sudah memuncak. "Sebentar ... beramai-ramai maksudnya siapa saja? apa pacar Anita juga?" Amy kembali bicara. Merasa ada yang janggal yang dia rasakan. "Iya ... dan teman-temannya semua lima orang," kata Mayang kian menyulut amarah Sabrina. Ingin rasanya memukul pacar Anita saat ini juga. Tunggu dulu! Pacar Anita? Apa itu Nathan? Jadi Nathan sebrengsek itu? Sabrina entah kenapa sulit percaya kalau Nathan orang semacam itu. "Ya Allah!” Sabrina menolak untuk percaya. Apa yang dikatakan Mayang membuat Sabrina tercekat. Bayangan Nathan baginya sangat jauh dari semua hal yang seperti diucapkan Mayang. Sabrina tidak menyangka Nathan tega, selama ini terus terang bertemu dengan Nathan dia merasakan sesuatu yang lain. Desiran  yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dan kenyataan barusan membuat dia mesti membunuh perasaannya yang baru bersemi dihatinya. Ya...dia harus. "Memang  apa yang terjadi sama teman lo setelah kejadian itu apa dia_?" Sabrina tak sanggup meneruskan kalimatnya, lidahnya terasa kelu. "Dia sempet down gak mau kuliah sampai keluarganya curiga dan menginterogasi putri mereka kemudian akhirnya Merry menceritakan apa yang sebenarnya terjadi," kata Mayang dengan pandangan menerawang. "Keluarganya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kampus," kata Mayang meneruskan setelah sejenak menjeda ucapannya. "Terus ... pacar Anita dan teman-temannya dihukum?" tanya Amy sambil melirik ke arah Sabrina yang masih membeku. Dia tahu apa yang dirasakan Sabrina kini. Dia pasti shock mendengar apa yang terjadi pada Merry. Apalagi pelakunya adalah lelaki yang mulai menerobos memasuki hatinya tanpa permisi. Dia pasti kalut. "Enggak bahkan tuh cowok tega memutarbalikkan fakta kalo teman gue itu yang mohon buat dijadiin pacar dan nyerahin keperawanan dia ke  tuh cowok," kata Mayang penuh kesedihan. “b******n!!” desis Sabrina geram. Dia semakin muak kepada Nathan. Sudah menghancurkan masa depan sepupunya, lepas tanggung jawab pula. Menjijikkan. "Lantas apa yang terjadi selanjutnya apa Merry tetap kuliah kayak biasanya?" tanya Amy kemudian. Mayang menatap Sabrina bingung. Dia tidak  menyangka reaksi Sabrina begitu marah seakan kejadian itu menimpa orang terdekatnya. Tapi tak urung dia menjawab pertanyaan Amy juga. "Iya ... tapi kehidupan Merry semakin buruk ... mahasiswa sini semakin buruk memperlakukannya ... dia dihina ... diteror ... dia semakin terpuruk ... dia sempet bilang ke gue dia pingin pindah ke tempat kuliah sepupunya tapi sebelum semua itu terealisasi sesuatu terjadi padanya," kata Mayang. Tapi Sabrina sempat melihat ekspresi wajah Mayang yang aneh. Entah apa, Sabrina tidak bisa memprediksinya. "Ada yang manggil dia ke gudang , dia ngomong ke gue, udah gue bilang jangan digubris, gue suruh dia bilang ke bokap dia aja tapi dia gak mau ... dia bilang dia mesti ngadepin semuanya dan ... Hiks ... Hiks ... dia ...dia,” sambung Mayang, tanpa disadarinya air matanya jatuh saat ingatannya kembali kemasa akhir hidup Merry. "Apa yang terjadi?" tanya Sabrina tak sabaran. "Besoknya dia ditemui gantung diri disana ... lehernya terikat ama tali tambang,” kata Mayang datar. Itu sedikit mengganggu Sabrina. "Keluarganya gak protes?" tanya Amy. "Iya ... keluarganya minta diselidiki ulang ... soalnya bokapnya yakin anaknya nggak mungkin bunuh diri. Dia anak yang punya iman. Gitu..." kata mayang. "Kalau gitu kenapa teman lo dipanggil ke gudang terus dibikin seolah-olah dia bunuh diri apa nggak cukup mereka bebas dari tuduhan?" tanya Sabrina merasa ada kejanggalan dari kejadian kematian Merry. "Itu karna ada keluarganya yang bawa kasusnya keranah hukum dan minta ditindak lanjuti lagi kasus pemerkosaan tersebut," kata Mayang dengan wajah piasnya. Apa dia mengingat kejadian itu? Tanya Sabrina dalam hati. "Jadi Nathan selain m***m dan playboy juga pemerkosa dan pembunuh, mentang-mentang kaya sok berkuasa dia ... awas aja?" gumam Sabrina pelan namun  penuh kemarahan yang ditujukan ke arah Nathan. "Sebenarnya pelakunya bukan Nathan," kata Mayang membuat Sabrina terkesiap kaget. Dia menatap Mayang dengan pandangan seakan bertanya ‘Apa maksudmu?’ "Kan lo sendiri yang bilang kalo Anita ngebully teman lo karena cemburu pacarnya mengejar teman lo ... apa pelakunya bukan pacar Anita?" tanya Amy ternyata ikut bingung dengan kalimat Mayang. "Pelakunya emang pacar Anita tapi bukan Nathan," kata Mayang sambil tersenyum  memandang tingkah kedua orang didepannya yang terlihat kebingungan. Memang bahasanya ambigu banget. Membuat orang berkesimpulan sendiri. "Jadi selain pacaran ama Nathan si Anita juga pacaran ama cowok lain? kok bisa? setau gue ya Nathan tuh type cowok yang gak mau berbagi, apa gue salah kira ya ... ish makin jijik gue bisa-bisanya_" Belum selesai Sabrina menyelesaikan ucapannya dipotong sama Mayang. "Ya nggak mungkinlah Nathan mau diduakan, yang ada dia tuh ceweknya yang banyak tiap fakultas pasti ada aja pacarnya tiap bosan langsung diputus, apalagi pacarnya menduakan dia udah dibuang ke laut atau di_” kali ini ucapan Mayang juga di potong Sabrina. "He ... he ... ditendang ke kutub,” kali ini wajah Sabrina kembali sumringah, entah kenapa mengetahui bahwa Nathan bukanlah pemerkosa Merry membuat beban yang tadi sempat menghimpit rongga dadanya yang membuatnya kesulitan bernafas tadi. Kini seakan menghilang. Yang tersisa kelegaan. "Lagian Anita tuh yang ngejer-ngejer Nathan, satu kampus tahu tipu daya Anita buat dapetin Nathan,” kata Mayang dengan nada sinis. "Terus kalo bukan Nathan siapa ?" tanya Amy yang dari tadi cuma menyimak  pembicaraan Sabrina sama Mayang. Tapi dia jadi gemes pembicaraan mereka jadi melenceng gitu. "Namanya Thomas dulu dia ketua geng yang cukup disegani juga selain Nathan cuma masih kalah ama Nathan dan gengnya" "Thomas ya, terus Thomasnya sekarang dimana kok gue gak gitu denger ada yang ngomongin dia, karena yang gue tangkap dari omongan lo dia termasuk cowok most wanted kan?" tanya Sabrina semakin penasaran. "Setelah ada keluarga Merry yang lapor polisi tentang pemerkosaan itu Thomas dipindah ke kampus lain,” kata Mayang lagi, pandangannya menembus ke arah jendela yang sudah benderang karena sinar matahari sudah memasuki ke dalam  ruangan. "Jadi pelaku bunuh diri Merry tuh bukan Thomas?" tanya Amy sedikit menyimpulkan. Mayang bergerak gelisah di tempatnya. "Kalo itu gue gak bisa ambil kesimpulan sendiri," kata Mayang dengan wajah menunduk menghindari bertatapan langsung dengan Sabrina atau Amy. "Thomas masih punya teman di kampus ini dan mereka masih bisa ketemu diluar, yah walaupun orang dalam masih punya kemungkinan lebih besar jadi tersangka ... yang pasti ada orang yang takut dengan adanya Merry tetap hidup, tapi siapa? kemungkinan yang dirugikan dengan adanya Merry ya Thomas ... dia takut nantinya kalau Merry bersaksi di pengadilan," kata Sabrina dia mengamati ekspresi Mayang yang kini tidak lagi gugup seperti tadi. Entah kenapa Sabrina merasa ada yang disembunyikan Mayang darinya. "Iya kamu benar!" seru Mayang dengan wajah berseri-seri kian membuat kening Sabrina berkerut. ‘apa yang kau sembunyikan, Mayang?” batin Sabrina. Dia tersenyum kaku menanggapi senyuman penuh kemenangan Mayang. Tanpa mereka sadari kampus sudah ramai, mereka kemudian mengakhiri percakapan mereka
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD