Chapter 9. Shopping

1079 Words
Chapter 9Shopping   Setelah kuliah selesai Amy ikut balik sama Sabrina ke kediaman Sabrina. "Hahhh ... capeknya," desah keduanya sambil merebahkan p****t mereka ke sofa empuk yang berada ruang keluarga. Amy menarik-narik kemeja longgarnya berharap hawa panas segera menghilang. Sabrina hanya memandangnya malas. "Iya Indo panas, udah gitu macet parah masak kampus sama rumah lo yang jaraknya cuma beda se-gang aja berjam-jam baru sampai,” gerutu Amy yang diangguki oleh Sabrina. Untung mereka naik gojek Online jadi bisa menghindari macet. Tapi ya gitu mereka harus rela masuk ke gang kumuh buat menghindari kemacetan. "Kita jalan yuk, sejak nyampe Jakarta kita belum sempet jalan," ajak Sabrina menoleh ke arah Amy yang sudah mulai memejamkan matanya karena hawa yang mulai sejuk karena AC. Amy segera membuka matanya dan tersenyum sumringah. "Ok, yuk tapi gue mandi dulu ... lengket badan gue,” kata Amy dengan senyum masih setia terpajang di wajah manisnya. “Yuk, kita ke kamarku saja, kamu mandi di sana, aku mandi dikamar mommy aja biar cepet,” sahut Sabrina dengan nada tak sabaran miliknya. Membuat Amy terkekeh geli. "Bri liat tuh sepatunya bagus-bagus, enggak nyangka brand lokal bisa bagus gini model sama kualitasnya enggak kalah ama brand luar ya," cerocos Amy saat memilih beberapa sepatu yang sesuai dengan kesukaannya. Dia sangat menyukai dengan detailnya. "Iya kita tuh harus bangga ama produk dalam negeri, banyak kok yang bagus ... eh ini nih gue banget,” seru Sabrina senang. Matanya berbinar-binar saat matanya terpaku pada sepatu merah dengan taburan gliter di sepanjang kulitnya. Menambah kesan glamour nya. Ya ampun mereka bener-bener kalap comot sana comot sini. Mereka  enggak menyangka saja produk anak bangsa bisa sebagus itu. Mereka  sudah terbiasa dengan brand luar tapi pas liat yang ada di toko yang menjual brand lokal mereka ikut bangga. Pasalnya  bahan sama modelnya juga sama bagusnya dengan koleksi mereka mana harganya murah. Barang berkualitas dengan harga yang tidak sampai menguras kocek dalam-dalam. Capek berkeliling mall dengan banyak Paper bag di tangan mereka, mereka berjalan sambil membicarakan banyak hal. Tak terasa mereka sudah menghabiskan berjam-jam di dalam Mall sampai kaki mereka terasa pegal. "Laper gue,” desah Amy sambil memegang perutnya yang sudah berteriak minta di isi. Sabrina mengangguk seakan  dia juga merasakan kelaparan seperti sahabatnya itu. "Gue pingin makanan Korea, lo mau enggak?" tanya Sabrina sambil matanya memindai restoran siap saji yang menyediakan makanan Korea kegemarannya. Kebetulan mereka berada didepan gerai bernama Dorayaki yang menyediakan makanan Korea yang halal. "Yuk,” kata Amy mengangguk setuju, urusan perut baik Sabrina maupun Amy mempunyai banyak kesamaan. Mungkin itu pula yang membuat mereka sangan cocok bersahabat selama ini. Akhirnya setelah mereka selesai belanja dan makan mereka memutuskan pulang ke rumah Sabrina. "Lo nginep sini aja, pake baju gue aja buat ganti ya,” kata Sabrina saat mereka berada di kamar Sabrina. Sabrina menyerahkan kaos dan celana pendek miliknya kearah Amy. Mereka memang sering bergantian menginap. Kadang Amy menginap di tempat Sabrina seperti malam ini atau sebaliknya. Usai membersihkan diri mereka duduk diruang keluarga sambil menonton TV atau melihat gadget mereka. Sesekali bercanda. "Rumah lo kok sepi?” tanya Amy penasaran, karena tidak biasanya orang tua Sabrina tidak terdengar suaranya. Orang tua Sabrina memang sibuk tapi selalu pulang ke rumah tepat waktu. Itu kenapa dia sangat mengagumi keharmonisan keluarga Sabrina. "Iya nyokap bokap biasa keluar kota, tadi pagi baru berangkat,” terang Sabrina sambil memindah Channel karena merasa bosan dengan acara yang di tontonnya. "Non Sabrina ama non Amy mau dibikinin mbok apa ?" tanya mbok Sum sopan walau anak majikannya itu tidak gila hormat tapi baginya harus tetap menghormati majikannya. "Aku jus jeruk aja mbok,” sahut Sabrina dengan senyuman dibibirnya, si mbok ikutan tersenyum. "Samain aja mbok,” kata Amy sambil mengacungkan ibu jari. "Mbok sekalian kalo ada camilan tolong bawa kesini ya, kata Sabrina lagi sebelum mbok Sum ke arah dapur. "Iya non tadi mbok bikin kue kering kesukaan non, makan malamnya mau mbok siapin juga?" tanya mbok Sum lagi. "Enggak usah mbok tadi dimall udah sekalian makan,” kata Sabrina lembut. "Baik non, mbok ke belakang dulu ya,” kata mbok Sum Dibalas anggukan oleh Sabrina, walaupun dia pernah tinggal di luar negeri dan anak satu satunya tidak membuat Sabrina sombong, dia selalu ramah sama semua orang tidak memandang kerjaannya apa, anak siapa, tampangnya kayak apa. dia selalu menghormati orang lain. Makanya dari jaman masih SD sampai kuliah dia banyak temannya tapi yang paling the best ya sama Amy. Kemana mana selalu bareng. Mbok Sum segera berlalu dari hadapan mereka. Dan tak lama dia kembali dengan membawa pesanan Sabrina dan Amy dengan menggunakan nampan. "Ini non, silahkan,” kata Mbok Sum sambil mengangsurkan gelas besar berisi jus jeruk dingin kesukaan mereka berdua berikut camilan pesanan Sabrina. "Makasih ya mbok," kata Sabrina dan Amy bersamaan. Mereka masih asik nonton film yang mereka beli tadi. Kalian  pasti berpikir film yang mereka beli itu kalau enggak drakor pasti film hollywood dewasa. Tapi  salah sodara-sodara. Karena mereka nonton film kartun besutan walt disney yang lagi booming Meana, coco, car3 terus film horor sama film adventure gitu deh. Memang kesukaan mereka agak absurd ya. Berbeda dengan gadis kebanyakan. "My....gimana ya caranya kita buat mengungkap pembunuh Merry, gue makin yakin kalau dia dibunuh, tapi siapa ya?" tanya Sabrina sambil mengambil camilan dari dalam stoples. Pikirannya mengelana. "Hmm ... mungkin dengan memancing pelakunya supaya melakukan hal yang sama lagi," kata Amy setelah sejenak berpikir. "Kita bikin list siapa tersangkanya, kita jebak mereka supaya mereka ngelakuin hal yang sama,” kata Amy lagi. "Ya, gue pikir pelakunya pasti enggak ada yang mikir kalau ada yang menyelidiki kejadian itu ... semua orang berpikir seperti prediksi mereka kalo Merry bunuh diri, bahkan kasus pemerkosaan yang ada di kepolisian udah dicabut. Sayang  si Thomas keburu pindah, tapi kita bisa mulai dari Anita dulu deh, menurut lo gimana?" kata Sabrina, dia setuju dengan ide Amy, dan dia berpikir yang paling kuat sebagai tersangka adalah Anita dan Thomas. Berhubung Thomas tidak ada berarti tinggal Anita. "Ya gue setuju, semua berawal dari dia ... Terus rencana lo apa?” tanya Amy "Jadi gini ... psst ... psst," kata Sabrina sambil berbisik seakan takut ada yang mendengar pembicaraan rahasia mereka. Ada-ada saja Sabrina itu, palingan yang denger kan Mbok Sum. Orang ini kan di rumahnya. Tapi biar saja Sabrina dengan keanehannya. Mereka pun menyusun rencana buat ngejebak Anita, mereka merasa Anita ada dibalik kematian Merry, entah langsung atau tidak langsung. Ini  buat meyakinkan mereka Anita masuk tersangka atau tidak? Semoga mereka bisa segera menguak tabir kematian Merry.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD