Pembicaraan melalui telepon dengan Tiara sudah membuat Rosemary mengingat pertemuannya dengan Lev sekaligus yang membuatnya melarikan diri dan memilih tinggal di desa. Dan kini, kenapa Tiara harus mengungungkit lelaki tersebut.
Kalau saja Tiara tidak mengatakan penyakitnya, mungkin Rosemary tidak peduli dirinya dianggap tidak menepati janji. Dia harus mempersiapkan mentalnya dengan datang ke negara tempat Lev berasal.
Rosemary masih berdiri dengan wajah menatap tembok pada saat dia merasa tangannya di sentuh oleh tangan mungil yang sudah sangat dia kenal.
“Mommi?”
“ Ya sayang,” jawab Rosemary setelah dia berlutut di depan Yuri.
“Kenapa?”
“Nenek telepon dan dia minta kita bertemu dengannya,” jawab Rosemary.
“Nenek? Nenek siapa, apakah aku punya nenek?” tanya Yuri.
“Benar. Yuri punya nenek dan nenek Yuri sekarang ingin bertemu,” jawab Rosemary.
Melihat wajah Yuri yang terlihat bingung, Rosemary memperlihatkan foto Tiara satu-satunya yang ada di dalam gelery ponselnya.
“Ini adalah nenek Yuri. Namanya Tiara,” beritahu Rosemary.
“Benar. Cantik.”
“Mommi mau bertemu nenek?”
“Benar, dan kita akan pergi bersama-sama. Yuri mau ikut, kan?”
Anggukan kepala Yuri begitu bersemangat tetapi reaksi yang berbeda diperlihatkan oleh Emanuel dan Biana begitu mendengar Rosemary bersedia datang menemui keluarga kekasihnya Tiara.
“Sebaiknya tidak perlu,” kata Emanuel tajam.
“Kenapa? Aku tahu usia Tiara sudah tidak muda lagi tetapi dia juga punya hak untuk memiliki perkawinan yang berbahagia,” ujar Rosemary.
“Aku sependapat dengan Tuan Emanuel. Sebaiknya kau tidak perlu bertemu dengan mereka. Kau cukup katakan bahwa kau setuju dengan pilihan Tiara,” ujar Biana mendukung ucapan Emanuel.
Rosemary memperhatikan kedua orang yang saat ini menjadi orang terdekatnya. Mengapa mereka memiliki pendapat yang sama. Apakah mereka berpikir dia tidak cukup kuat menghadapi tekanan yang mungkin timbul pada saat dia tiba di negara asal Lev?
Apakah mereka berpikir kalau Moscow kota kecil sehingga kemungkinan dia bertemu dengan Lev sangat besar? Moscow kota yang sangat besar dan penduduknya pun sangat banyak sehingga Rosemary yakin dia tidak akan bertemu dengan Lev.
“Aku rasa kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak lama di sana. Hanya berkenalan setelah itu pulang,” kata Rosemary.
“Kau tidak tahu bagaimana keadaan di sana dan kau juga tidak tahu siapa kekasihnya Tiara,” jawab Emanuel masih dengan nada yang sama.
“Apakah kau tahu Noel? Atau kau sudah mengetahui semuanya?” selidik Rosemary.
Haruskan Emanuel mengatakan siapa kekasih Tiara? Tidak mungkin. Bila dia mengatakan maka sama saja dia telah memutuskan hubungan persahabatan mereka.
Rosemary pernah mengatakan bahwa dia dipersilahkan mencari informasi tentang Rosemary tetapi ada akibat yang harus dia terima.
“Tidak. Tentang dirimu saja aku tidak tahu bagaimana aku punya waktu cari informasi tentang Tiara. Apa hubungannya denganku,” jawab Emanuel ketus.
“Lalu, kenapa kau sepertinya keberatan?”
“Moscow adalah kota besar dan aku khawatir kau akan kehilangan identitas pada saat berada di sana,” jawab Emanuel.
“Aku tidak mungkin mengecewakan Mama. Mungkin saja setelah ini aku tidak akan bertemu dengan Mama lagi. Jadi aku harus bertemu dan memberikan kebahagiaan pada mama di sisa usianya,” kata Rosemary lagi.
“Apa kau keberatan kalau aku ikut bersama denganmu?”
Apakah Rosemary bisa menolak kebaikan Emanuel? Hanya orang gila yang akan melakukan tindakan yang kurang ajar pada orang yang sudah begitu lama menjadi penyelamatnya.
“Kalau kau bersedia mendampingiku, aku pasti sangat gembira. Bagaimana pun aku sama sekali tidak mengerti bahasa mereka.”
“Kalau begitu aku akan menjadi penerjemah untukmu.”
Jawaban yang sangat bersemangat dan Rosemary beryukur Emanuel bersamanya karena jauh di dalam hatinya Rosemary sama sekali tidak tenang. Dia merasa ada kejadian luar biasa yang menantinya.
Keputusan sudah diambil oleh Rosemary dan dia tidak punya alasan untuk membatalkannya. Rosemary bertekad untuk membuat Tiara bahagia pada saat kesehatannya memburuk.
Pada hari yang sudah ditentukan Rosemary dan Yuri pergi ke kota Moscow meninggalkan hidupnya yang nyaman di desa dan dia tidak berangkat berdua karena Emanuel ada bersama dengannya.
Sudah sehari Rosemary berada di kota Moskow dan mereka menginap di hotel mewah yang berada di Arbat. Moscow.
Tiara sudah menyampaikan pada Lev bahwa anaknya sudah datang sehingga Lev langsung menyampaikan pada ayahnya.
“Jadi dia sudah datang?” tanya Stefan Maxim Grigory.
“Sudah. Sebenarnya sudah sejak kemarin tetapi Marry baru mengatakan pada Tiara sejam yang lalu,” beritahu Lev.
Pandangan tajam diperlihatkan oleh Maxim pada saat dia menatap Lev. Apa yang dipikirkan Maxim hanya dia yang tahu karena Lev sama sekali tidak ingin tahu isi otak Maxim yang selalu berhasil membuatnya tidak bisa bicara.
“Atur pertemuan dengannya secepat mungkin. Aku yakin dia punya banyak pekerjaan yang membuatnya tidak bisa berada di sini cukup lama,” sahut Maxim.
“Aku akan mengaturnya. Boleh aku bertanya, mengapa Papa sangat bersemangat bertemu dengan Marry.”
“Tentu saja aku bersemangat. Bertemu dengan Marry dan mengenalnya adalah kesempatan yang sangat baik.”
“Baik untuk siapa?”
“Untukmu. Aku ingin kau tahu bahwa ada wanita muda yang memilih hidup sendiri sementara ibunya hidup dalam kemewahan,” jawab Maxim tegas.
“Terserah. Aku hanya mengingatkan Papa bahwa setelah bertemu dengan Marry, Papa akan merestui hubunganku dengan Tiara.”
Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Maxim. Dia tidak peduli dengan ucapan Lev karena dia sibuk memikirkan wanita muda yang bernama Marry.
Lev sudah mengatur waktu dan tempat pertemuan mereka. Karena tahu Marry menginap di hotel yang mewah, Lev memilih agar mereka bertemu di hotel tersebut dan restoran yang menyediakan tempat pribadi sudah dipilih Lev.
“Kemana dia? Kau tidak salah pada saat menyebutkan tempatnya, kan?”
Pertanyaan tersebut sudah 5 kali keluar dari mulut Maxim karena Marry belum juga datang sementara mereka sudah menunggu cukup lama.
Tiara yang tidak nyaman terus diperhatikan Maxim segera mencari alasan agar dia bisa terhindar dari pandangan Maxim.
“Maafkan aku, aku akan telepon Marry,” katanya.
Dengan langkah kaki tidak terlalu terburu-buru Tiara berdiri menjauh untuk menelepon Rosemary. Tetapi belum lagi teleponnya tersambung, Tiara sangat terkejut pada saat dia mendengar saura anak kecil yang lantang memanggil ‘Nenek’ Siapa yang dipanggil?
Tubuh Tiara langsung membeku pada saat dia melihat seorang anak kecil yang sangat montok berjalan ke arahnya sambil memegang selembar foto.
“Nenek….”
Tiara belum sempat menjawab ketika muncul Rosemary dan Emanuel yang baru saja bersuara menegur Yuri.
Bukan saja Tiara yang terkejut melihat siapa lelaki yang datang bersama dengan Rosemary tetapi juga Lev dan Rosemary setelah mereka bertatapan muka.
Tidak seperti Lev yang cepat memperlihatkan ekspresi normalnya, Rosemary membutuhkan waktu yang sangat lama. Kalau saja Emanuel tidak menahan tangannya, sudah pasti Rosemary langsung berlari meninggalkan restoran tersebut.
Beribu-ribu pertanyaan dan dugaan ada di dalam otak Rosemary tetapi tidak ada satu-pun yang berhasil dia ucapkan sementara tubuhnya mulai menggigil pada saat dia menarik tangan Yuri agar tidak menjauh darinya.
Ketakutan Rosemary membuat Tiara heran. Apa yang terjadi dan mengapa reaksi Rosemary sangat mencurigakan. Apakah mereka pernah saling berkenalan ataukah….
Pertanyaan Tiara langsung mendapatkan jawaban pada saat dia memperhatikan wajah Yuri. Tiara pernah melihat foto Lev pada saat dia kanak-kanak sehingga Tiara sangat yakin kalau Yuri adalah putranya Lev dan Rosemary. Tapi dimana mereka pernah bertemu dan bagaimana bisa Rosemary bisa punya anak dari Lev?