Takut dan khawatir Lev tahu apa yang sudah sekian lama disembunyikan darinya membuat Tiara gelisah dan berulang kali melirik Lev dengan wajah panic.
“Ada apa, kenapa kau seperti orang ketakutan seperti itu? Jangan katakan kalah kau takut jarum suntik,” gurau Lev.
“Aku hanya tidak mau orang melihatmu bersama denganku, Lev,” jawab Tiara.
“Kenapa? Bukankah sudah berulang kali aku katakan bahwa aku tidak peduli?”
Bagi Lev tidak masuk akal setelah 3 tahun lebih berlalu, Tiara masih berpikir tentang pendapat orang lain tentang hubungan mereka. Kenapa merela harus peduli sementara ayahnya saja sudah bisa menerima?
“Kau pernah mengatakan bahwa punya anak tidak pernah ada di dalam rencana masa depanmu. Jadi, apakah kau akan mengatakan pada media bahwa aku akan melukan operasi yang tidak akan membuatku hamil atau sebaliknya?”
Jawaban yang diberikan Tiara membuat Lev tidak puas. Dia memang pernah mengatakan bahwa dia tidak mau punya anak jadi dimana masalahnya pada saat orang melihatnya mengantar Tiara ke dokter kandungan?
Cukup lama Lev diam sampai akhirnya dia menyadari maksud dari ucapan Tiara yang berbelit-belit.
“Kau ingin mengatakan bahwa apa pun yang kau lakukan adalah atas keinginanmu sendiri dan bukan atas kehendakmu, begitu?”
“Benar. Jadi, biarkan aku pergi ke rumah sakit sendirian, kau tidak keberatan, kan?”
“Baiklah. Lalu kapan kau menyuruh anakmu datang?”
“Aku akan mengatakannya setelah Marry mau bicara denganku,” jawab Tiara.
“Jangan terlalu lama menundanya.”
“Aku tahu.”
Setelah tidak ada lagi perintah yang diberikan oleh Lev, Tiara yang sudah siap langsung berpamitan dan dia meninggalkan Lev dengan tenang walaupun dia harus melakukannya dengan susah payah.
Berapa banyak waktu lagi yang diperlukan Tiara untuk mengatakan penyakitnya pada Lev atau pada Rosemary? Tiara sudah tidak punya waktu lagi pada saat dia harus memutuskan untuk melakukan operasi karena kanker p******a yang mulai mengganas.
Selama ini dia berhasil menyembunyikannya dengan meminta Lev bermain dalam gelap tetapi sampai kapan?
Dan Tiara sudah yakin pada keputusannya pada saat penderitaannya semakin bertambah dengan jumlah penyakit yang kini menyerang tubuhnya.
Dia yang terlalu sayang dan tidak ingin merusak tubuh indahnya pada akhirnya harus merelakan dirinya hancur karena penyakit yang terus bertambah.
Memilih menghubungi Rosemary daripada pulang ke apartemen yang dia tempati bersama Lev, Tiara mulai menekan beberapa nomor kontak yang dia peroleh dari Biana dengan banyak sekali janji yang harus dia setujui.
Cukup lama telepnnya tidak mendapatkan jawaban sampai akhirnya dia mendengar suara wanita yang begitu merdu hingga Tiara rindu dan ingin bertemu dengan anak perempuannya yang sudah dia sia-siakan.
“Halo?”
“Rose, ini mama,” sapa Tiara begitu dia mendengar suara Rosemary.
“Oh, ada apa? Atau dari mana Mama tahu nomorku ini?”
“Dari Biana. Kenapa, apakah kau masih marah karena mama tidak menemuimu lagi sampai kau pulang dari rumah sakit?” tanya Tiara.
Suara tawa Rosemary terdengar lebih dingin daripada suhu di kota Yakutsk yang berada di wilayah Siberia. Apa yang terjadi dan mengapa Rosemary seolah tidak menanggapi ucapan Tiara?
“Kalau Mama berpikir aku marah karena alasan yang baru saja mama katakan aku seperti perempuan yang manja. Bukankah Mama tahu bahwa aku tidak pernah peduli apakah Mama ada atau tidak?”
“Maafkan Mama. Apakah kau ada di Paris saat ini?” tanya Tiara berusaha kuat menghadapi sikap dingin Rosemary.
“Kalau ya, ada apa? Apakah mama mau menemuiku di sana?”
“Benar. Apakah kita bisa bertemu?”
Desakan yang dilakukan Tiara membuat Rosemary harus mengerutkan alisnya hingga hampir menyatu.
“Kenapa Mama tiba-tiba ingin bertemu denganku. Apakah ini ada hubungannya dengan kekasih Mama?” tebak Rosemary.
“Benar. Ayahnya ingin bertemu dengan anak Mama untuk memberikan restunya. Tapi, Mama tingin bertemu denganmu lebih dulu. Apakah bisa?”
Apakah bisa Rosemarry memenuhi permintaan Tiara yang sangat mudah? Tapi kenapa Tiara tetap memaksanya untuk bertemu langsung dan tidak melalui ponselnya?
“Untuk apa mama ingin bertemu denganku?”
“Ada yang harus Mama sampaikan secara langsung.”
“Boleh aku tanya sesuatu, apakah kekasih Mama adalah lelaki yang menarik hingga Mama bersedia menikah dengannya? Aku tidak tahu lelaki seperti apa yang bisa memenuhi criteria Mama. Bagaimana pun sudah sangat lama Mama memilih hidup tanpa pasangan tetap.”
“Dia adalah lelaki yang sangat menarik walaupun kami memiliki perbedaan usia yang sangat jauh. Dia lelaki yang mau menerima Mama dan tidak peduli dengan usia Mama yang sudah tidak muda lagi.”
“Apakah cintanya sangat besar untuk Mama?”
“Dia menyayangi Mama dan tidak pernah mencari wanita lain yang lebih muda walaupun ayahnya berulang kali memintanya meninggalkan Mama.”
Tidak ada jawaban yang diberikan Rosemary sampai akhirnya Rosemary mulai bersuara kembali.
“Aku punya waktu kosong minggu depan, apakah bisa? Tapi aku tidak datang sendirian karena ada Yuri bersama denganku,” jawab Rosemary.
Tiara nyaris tidak percaya mendengar Rosemary memenuhi permintaannya.
“Terima kasih.”
“Tetapi aku masih penasaran mengapa Mama ingin bicara denganku sebelumnya. Aku sudah bersedia datang jadi apakah masalah kalau Mama mengatakannya langsung sekarang?”
Apakah Tiara akan mengatakannya atau menunggu mereka bertemu saja? Tidak. Tiara sangat mengenal Lev dan pasti tidak akan mengijinkan dia bertemu dengan Rosemary walaupun dia sudah berada di kota dan negara yang sama dengan mereka.
“Mama…mama sudah lama sakit dan selama ini pula tidak ada yang mengetahuinya,” beritahu Tiara.
“Sakit? Sakit apa dan mengapa Mama menyimpannya sendiri sementara ada kekasih yang seharusnya peduli pada Mama, kan?”
Dengan suara yang tidak jelas Tiara mulai menjelaskan keadaannya hingga hasil pemeriksaan yang baru saja dia lakukan. Tidak ada yang terlewat hingga semuanya sudah dia katakana pada Rosemary.
Cukup lama Rosemary diam sampai Tiara mendengar suara Rosemary yang pelan dan parau.
“Sudah berapa lama Mama tahu tentang keadaan Mama ini?”
“Mama tahu ketika ke rumah sakit melihatmu. Saat itu Mama memilih menemui dokter karena Mama mulai tidak nyaman. Tetapi akhirnya Mama diarahkan menemui dokter bagian dalam,” jawab Tiara.
“Kenapa Mama tidak mengatakan padaku atau pada kekasih Mama? Apa Mama khawatir dia tidak akan menerima kondisi Mama?”
“Salah satunya. Dia lelaki yang sangat menarik dan Mama tidak ingin dia memilih wanita yang tidak sempurna.”
“Betapa pun menariknya dia, Mama tetap harus mengatakannya. Jangan buat dia kecewa karena Mama memilih tidak jujur padanya,” beritahu Rosemary.
“Mama akan mengatakannya tetapi kau bersedia bertemu dengannya, kan?”
Ada keraguan bahwa Rosemary mau bertemu dan datang memenuhi permintaannya walaupun Rosemary sudah mengatakan kalau dia punya waktu minggu depan.
“Aku akan bertemu denganny asalkan Mama bahagia bersama dengannya,” jawab Rosemary.
“Terima kasih. Omong-omong dimana kau tinggal selama ini? Apakah sudah pindah dari rumah Biana?” tanya Tiara penasaran.
“Aku tinggal di rumah teman yang menjadi ayah angkat Yuri,” jawab Rosemary.
“Kau tidak menikah dengannya, kenapa?”
“Dia terlalu baik bagiku dan terlalu besar resiko yang harus aku tanggung bila menikahiku,” jawab Rosemary.
“Ada apa, apakah kau belum bisa melupakan lelaki yang sudah membuatmu hamil?”
“Seharusnya sudah, tetapi bertemu dengannya membuatku tidak yakin bahwa aku bisa melupakannya walaupun dengan alasan benci dan penyesalan karena pernah mengenalnya,” jawab Rosemary.
Sama seperti pada awal dia mulai bicara maka suara Rosemary yang sekarang-pun sama. Tidak ada kehangatan karena suara tersebut dipenuhi dengan kemarahan yang menunggu pelampiasan.