Udara di dalam ruang kerja Rosemary sudah memakai penghangat tetapi tubuhnya masih menggigil hingga dia tidak menyadari kalau Lev sudah kembali ke ruang kerjanya.
Lev memperhatikan Tiara dan dia melihat kalau wanitanya tidak baik-baik saja.
“Apa yang terjadi selama aku pergi? Siapa yang sudah membuatmu tidak tenang?”
Lev langsung duduk di depan Tiara dan lalu mengulurkan tangannya untuk mengangkat dagu Tiara yang menunduk.
“Bagaimana kau mengenal Rosemary?”
Bukan jawaban yang diberikan Tiara atas pertanyaan yang Lev berikan hingga dengan kasar Lev melepaskan dagu Tiara kemudian bangun dari duduknya.
Lev terlihat mondar-mandir seolah dia tidak tahu darimana harus bicara tentang Rosemary. Seberapa jauh dia mengenalnya? Lev tidak mengenal Rosemary.
“Untuk apa kau bertanya?”
“Karena dia adalah anakku.”
“Lalu?”
“Lalu aku ingin tahu alasannya mengapa Rosemary marah padamu dan terlihat kalau dia membencimu.”
“Dia membenciku dan aku heran mengapa dia tidak mengatakannya padamu. Aku yakin dia punya kesempatan untuk mengatakan semua kebenciannya pada saat kau menemuinya.”
“Kebanyakan wanita yang punya rasa benci mungkin akan melakukannya untuk melampiaskan sakit hatinya tetapi Rosemary…dia tidak akan melakukannya. Dia lebih suka bertindak daripada bicara yang dia tahu tidak akan menghasilkan apa-apa,” jawab Tiara.
Senyum dingin yang diperlihatkan oleh Lev membuat Tiara semakin penasaran. Seberapa jauh hubungan mereka dan…apakah Lev masih terikat pernikahan?
“Apa kau akan kembali pada Rosemary?” tanya Tiara pelan.
“Kembali? Untuk apa?” tawa Lev.
Lev berusaha tenang sementara benaknya sibuk menilai arti dari pertanyaan Tiara. Apa yang sudah Tiara ketahui tentang dirinya menarik perhatian Lev karena dia tahu selama ini Tiara adalah wanita yang tidak pernah melihat masa lalu.
“Apa kau tidak melihat wajah Yuri? Dia sangat mirip denganmu,” jawab Rosemary.
“Lalu?”
“Liev!”
“Cukup Tiara. Aku tidak perlu membahas tentang Rosemary atau anaknya. Saat ini banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sekarang, apakah laporan yang aku minta sudah selesai?”
Dengan wajah menahan kesal, Tiara memberikan laporan yang sudah dia selesaikan. Bagi Tiara hati dan pikirannya boleh galau dan cemas tetapi dalam pekerjaan Tiara tidak bisa membuat dirinya tidak bertanggung jawab.
Lev menerima file yang diberikan oleh Tiara dan langsung menuju ruangannya sebagai tanda bahwa dia tidak memerlukan gangguan.
Sementara di tempat yang berbeda, Stefan Maxim Grigory sedang berbicara melalui sambungan telepon dengan seseorang dan orang tersebut adalah Emanuel.
“Aku tidak tahu alasan Tuan ingin bertemu denganku tetapi harus aku katakan bila berhubungan dengan Rosemary maka lupakan saja.”
“Bukan aku yang harus melupakan karena aku akan membawa Rosemary sebagai menantuku.”
“Bagaimana Tuan bisa yakin? Tuan lupa dengan tindakan Lev yang jauh dari kata bertanggung jawab?”
“Aku tahu dan aku sangat menyesal karena membiarkan dia bertindak seperti itu,” jawab Maxim.
“Dan?”
“Dan aku akan membawa Rosemary bersama anaknya. Bagaimana pun mereka adalah anak menantu dan cucuku.”
“Sejak kapan? Maafkan bila aku bertindak tidak sopan. Mengapa Tuan begitu yakin Rosemary menerima kalian sementara Tuan tidak pernah ada pada saat dia butuhkan.”
“Apakah Tuan pernah mengenal dan peduli padanya? Sayang sekali bukan sikap tidak peduli yang kalian perlihatkan terhadap penderitaan wanita yang menjadi korban anak Tuan ternyata adalah wanita yang sangat hebat.”
Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Maxim hingga Emanuel mulai bicara kembali.
“Aku tidak akan membiarkan Tuan atau siapa pun merusak kebahagiaannya. Sejak dia datang padaku pada saat dia menghindari Lev, maka sejak itu pula Rosemary sudah menjadi tanggung jawabku.”
Tegas dan menolak intimidasi dari Maxim, Emanuel justru balik mengancamnya. Dia yakin demi hubungan bisnis keduanya, Maxim tidak akan merusaknya kecuali dia mempunyai cara lain untuk membawa Rosemary ke negaranya.
“Kau yakin Rosemary bersedia menerima tanggung jawabmu? Rosemary adalah wanita yang mandiri dan katakan padaku, apa yang akan kau lakukan pada saat Rosemary menerima tawaranku?” balas Maxim.
“Pada saat itu aku harus memastikan kalau dia benar-benar bahagia dan siapa pun yang membawanya pergi harus berjanji.”
“Rosemary bukan keluargamu apalagi adikmu.”
“Benar, tetapi sejak Sofia mengalami kekecewaan karena berhubungan dengan Lev, maka aku harus pastikan wanita yang sudah membuatku tertarik harus mendapatkan kebahagiaan walaupun tidak denganku.”
“Yakin sekali kau,” ejek Maxim.
“Tentu. Selama 3 tahun aku mengenal Rosemary cukup bagiku untuk memastikan kalau dia adalah wanita yang layak mendapatkan kebahagiaan. Sementara Tuan sendiri, apa yang sudah Tuan ketahui? Apakah pernah ada tindakan yang Tuan lakukan agar dia bahagia?”
Tidak ada jawaban dari Maxim dan sampai mereka mengakhiri pembicaraan, tidak ada kesepakatan kecuali sikap tegas yang diperlihatkan oleh Emanuel.
“Selama ini aku tidak pernah tahu bagaimana Rosemary, tetapi mendengar Emanuel bersikeras menjaganya membuatku berpikir kalau dia adalah wanita yang sangat istimewa. Lev sangat bodoh kalau dia tidak bisa berpaling,” gumam Maxim.
Maxim harus mengatur rencana agar Rosemary menjadi menantunya dan juga agar Lev meninggalkan Tiara. Lev mungkin keras kepala dan tetap bertahan pada Tiara karena dia menolak kalah tetapi Maxim harus membuat Tiara pergi dari sisi Lev.
Maxim terus berpikir dan dia, lelaki yang selalu mendapatkan keinginannya mulai memberi perintah agar menyelidiki Tiara. Maxim yakin ada celah yang bisa membuat Tiara pergi tanpa perlu melakukan tindakan frontal hingga menarik perhatian Lev.
Sama seperti Maxim yang sibuk berpikir dan mengatur rencana agar Tiara meninggalkan Lev, Emanuel masih berdiri sambil menggenggam ponselnya kencang. Dia tidak sadar Rosemary sejak tadi memperhatikan dan melambaikan tangannya dari luar jendela.
“Apa yang dipikirkan Noel di sana hingga dia tidak melihat aku sedang melambaikan tangan padanya,” kata Rosemary pelan.
Emanuel memang sedang melihat keluar jendela tetapi pikirannya saat ini tidak berada di dalam kepalanya. Dia begitu sibuk memikirkan rencana agar Rosemary tidak perlu bertemu atau bicara dengan Maxim berduaan.
Emanuel mengenal dan menghormati Maxim. Bukan saja karena usia yang seharusnya dia memanggil Maxim dengan sebuat ayah tetapi juga karena Maxim adalah pengusaha dan orang yang sangat berpengalaman.
Sepanjang pengenalam Emanuel pada Maxim, Maxim adalah orang yang sulit dihadapi dan Emanuel khawatir dengan Rosemary seandainya saja dia bertemu dan terpaksa menerima tawaran yang diberikan Maxim dengan cara paksa.
Sampai Emanuel menyadari keberadaan Rosemary, dia belum juga menemukan cara untuk membuat Rosemary tidak bertemu dengan Maxim.
“Apa yang dilakukan Rosemary di sana? Tidak tahukah kalau sekarang sedang hujan?”
Bergerak cepat, Maxim mengambil payung dan menghampiri Rosemary yang sudah basah.
“Apa yang kau lakukan di sini dan kenapa tidak masuk ke rumahku!”
Teguran Emanuel sangat jelas tetapi justru membuat Rosemary tertawa.
Tiga tahun lebih Rosemary mengenal Emanuel sebagai lelaki yang tidak pernah memaksakan keinginannya. Emanuel sudah memberikan dia rumah dan lahan agar bisa dia sewa dan juga tanpa bayaran yang mengikat.
Diam-diam Rosemary mengeluh. Dia tahu kalau dirinya sudah bertindak kejam karena selalu menolak lamaran Emanuel sementara Emanuel sudah begitu banyak memberikan bantuan padanya.
“Dimana Yuri dan mengapa dia tidak bersama denganmu?” tanya Lev setelah dia membawa Rosemary masuk ke rumahnya.
Rosemary tidak langsung menjawab karena seorang pelayan datang dengan membawa handuk untuknya.
“Terima kasih,” kata Rosemary pada pelayan setelah menerima handuk.
Sambil mengeringkan rambutnya, Rosemary menjawab pertanyaan Emanuel.
“Yuri bersama dengan Biana di rumah. Aku sengaja tidak membawanya karena ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” kata Rosemary sementara tangannya sibuk mengeringkan rambut.
“Katakan saja.”
“Aku bermaksud meninggalkan desa ini dan kembali pada kehidupanku yang dulu,” ujar Rosemary mengejutkan.
“Kembali pada kehidupanmu yang dulu, maksudmu?”
“Aku ingin kembali ke kota. Tidak mungkin aku terus menerima kebaikan darimu sementara aku tahu aku tidak bisa membalas semua perhatian yang sudah kau berikan padaku,” jawab Rosemary pelan.
“Kau tahu apa yang akan kau hadapi setelah kembali ke kota? Bukan hanya Lev tetapi juga ada kemungkinan ayahnya juga akan bertindak.”
Ada rasa tidak rela begitu Emanuel mendengar ucapan Rosemary sementara dia sudah mengatakan pada Maxim bahwa dia akan terus menjaga keselamatannya selama Rosemary belum bisa menemukan kebahagian.