Kejujuran

1179 Words
Keputusan Rosemary kembali ke kota sudah bulat dan Emanuel tidak bisa mencegahnya. Emanuel yang pada awalnya masih berusaha mencegahnya pada akhirnya dia hanya bisa pasrah. “Rose, aku memang tidak bisa mendampingi selama kau tinggal di kota tetapi ingatlah setiap kali menemui kesulitan, kau bisa menghubungiku.” “Terima kasih. Noel. Kau adalah sahabat terbaikku. Mungkin aku banyak membutuhkan bantuanmu di masa depan,” jawab Rosemary. Kembali seperti dulu, Rosemary tinggal bersama Biana dan atas permintaan Emanuel lagi, ada seorang wanita lain yang tinggal bersama mereka dan wanita itu adalah pengawal Yuri selama Rosemary tidak ada di rumah. Sementara itu di Moskow, Keadaan Tiara semakin tidak menentu. Informasi yang diberikan oleh Sion membuatnya dihantui ketakutan sekaligus penyesalan. Walupun perasaan sayan Tiara terhadap Lev sangat besar tetapi dia tidak mungkin melupakan perbuatan Lev pada anak perempuannya apalagi Rosemary sudah punya anak dari Lev. Lev yang sudah mulai bosan dengan sikap Tiara yang tidak terbuka mulai memasang wajah tidak sukanya dan hari ini dia melampiaskannya pada Tiara setelah wanita itu tiba di apartemen mereka. “Aku tidak tahu kalau kau masih ingat pulang,” tegur Lev. “Maafkan aku. Ada yang harus aku lakukan di rumah sakit,” jawab Tiara. Bagi Tiara sudah tidak ada waktu lagi karena dia sendiri baru mengetahui penyakitnya semakin parah dan dia harus mengatakannya pada Lev. “Ke rumah sakit? Kau kencan dengan dokter di sana? Aneh sekali karena begitu sering kau pergi ke rumah sakit. Apa yang terjadi Tiara, apakah kau menderita penyakit yang tidak kau katakan padaku?” Berulang kali menarik nafas dilakukan oleh Tiara sebelum dia mengatakannya pada Lev dan dia harus punya kekuatan super. Dia tahu setelah mengatakannya Tiara tidak bisa berharap Lev masih bersamanya. “Aku menderita kanker p******a dan juga kanker serviks.” Begitu pelan suara Tiara hingga Lev tidak percaya. Dia justru tertawa mendengar pengakuan dari Tiara. “Sejak kapan kau tahu kalau kau sakit?” “Aku baru mengetahuinya 3 tahun lalu.” “Tiga tahun yang lalu? Apakah 3 tahun tersebut adalah kemarin? Kau tahu sudah sangat lama Tiara dan kau baru bilang padaku sekarang!” “Karena aku takut kehilanganmu, Lev.” “Omong kosong. Kau tahu kalau saja kau mengatakan padaku sejak dulu, kau bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik.” “Tidak. Saat itu aku tidak yakin kau masih mau bersama denganku. Kau adalah seorang lelaki yang membutuhkan wanita sempurna. Aku tidak mau dikasihani, Lev.” “Lalu kenapa sekarang kau katakan padaku. Apakah kau mempunyai rencana berpisah denganku?” “Karena aku sadar dan tidak mungkin terus bersama denganmu. Aku ingin kau bersama dengan Rosemary. Dia anakku dan dia juga sudah punya anak darimu.” “Jadi alasan yang sebenarnya adalah Rosemary. Kenapa kau tidak berpikir kalau Rosemary tidak pernah menarik perhatianku. Aku ingatkan, jangan berpikir kebohonganmu tentang penyakit yang kau derita bisa membuatku berpaling pada Rosemary.” “Aku tidak perlu berbohong tentang penyakitku, Lev. Kau tahu alasannya mengapa aku menolak melayanimu? Alasannya karena aku sakit dan aku tidak mau kau mengetahuinya.” “Cukup Tiara! Aku tidak mau mendengar ucapanmu tentang penyakit dan juga tentang permintaanmu agar aku bersama Rosemary. Kau tahu ceritamu ini sangat memuakkan.” Dan Lev-pun meninggalkan Tiara sendirian di apartemennya sementara dia pergi keluar sekedar mencari kesenangan bersama teman-temannya. Tiara masih menatap pintu yang tertutup setelah Lev pergi dan dia sangat kecewa karena Lev tidak peduli dengan keadaan dirinya. Apa yang dikatakan Lev membuatnya yakin kalau Lev tidak pernah benar-benar menyukainya. Seperti yang dikatakan Rosemary, dia harus meninggalkan Lev, lelaki yang tidak mempunyai kepedulian terhadap orang terdekatnya. Namun, apakah Tiara bisa terus hidup dengan penyakit yang semakin menggrogoti tubuhnya sementara Lev tidak bisa dia harapkan? Hanya 1 yang bisa dia lakukan bahwa dia tidak bisa terus ada di tempat orang-orang sakit dan dia membutuhkan hiburan sebelum maut menjemputnya. “Halo Tiara, aku tidak tahu kalau kau bisa pergi sendirian. Dimana Lev, apa dia sudah tidak peduli padamu lagi?” tanya salah seorang temannya yang bernama Belinda. “Dia terlalu peduli padaku tetapi aku juga membutuhkan kalian pada saat dia pergi. Apakah kalian sudah tidak mau berteman denganku lagi?” balas Tiara. “Mana mungkin kami tidak mau berteman denganmu,” sahut Sabrina. Dan tawa mereka terdengar pada saat semua orang menikmati minuman yang membuat Tiara melupakan masalah hidupnya. Terlalu banyak minum dan juga masalah di hatinya membuat Tiara menolak saran dari temannya untuk menyewa sopir pengganti. Dia lebih memilih mengemudi dalam keadaan tidak sadar. “Sebaiknya ikuti mobil Tiara. Aku khawatir dengan keadaannya,” kata temannya yang sejak tadi mengawasi Tiara. Kekhawatiran mereka mulai mendekati kecemasan tingkat tinggi begitu mobil yang dikemudikan Tiara berhenti di tepi jembatan di atas sungai yang membelah kota Moskow. Apa yang terjadi dan mengapa Tiara berhenti? Adalah pertanyaan yang ada di kepala mereka dan 2 orang teman yang berada di dalam mobil yang mengikuti Tiara langsung ke luar pada saat Tiara keluar dari dalam mobil lalu berjalan mendekati tepian jembatan. Sungai dengan nama yang sama dengan kota tersebut sangat menarik perhatian Tiara hingga dia tidak peduli bahwa sungai tersebut mendapat nilai yang tidak baik karena tingkat kebersihannya. “Tiara, apa yang kau lakukan dan mengapa berhenti di sini?” tanya mereka. Walaupun mereka berlari ternyata kalau cepat dengan gerakan Tiara yang melompat ke dalam sungai bahkan tanpa menoleh ke arah mereka lagi. Tidak ada yang bisa mereka lakukan karena tubuh Tiara sudah tidak terlihat lagi dan mereka langsung menghubungi nomor darurat. Mereka tidak bisa menghubungi Lev karena mereka tidak tahu nomor teleponnya sehingga mereka hanya bisa menunggu petugas yang mereka hubungi datang. Petugas yang mereka hubungi tiba dengan cepat dan mereka masih terus menunggu petugas melakukan pencarian sementara semua pertanyaan sudah mereka jawab dengan sebenarnya. “Apakah ada masalah dengan Tiara?” bisik Sabrina pada Belinda. “Aku tidak tahu. Sudah terlalu lama dia tidak bersama kita,” jawab Belinda “Tepatnya sejak dia bersama Lev, maka Tiara tidak pernah punya waktu lagi dengan kita. Menurutmu, bagaimana kita memberi kabar pada Lev?” tanya Sabrina. “Kita datangi kantornya.” “Kantornya, kenapa tidak ke apartemennya saja?” “Kau tahu apartemennya?” Dan mereka hanya tertawa karena tidak ada yang mereka ketahui tentang kehidupan Tiara dan Lev. Hampir 2 jam berlalu pada saat petugas menemukan tubuh Tiara yang sudah tidak bernyawa sehingga mereka hanya bisa mengikuti ke rumah sakit untuk melakukan otopsi. “Selain kalian apakah ada keluarga yang bisa dihubungi?” tanya petugas pada Belinda. “Kami tidak tahu. Tiara tidak pernah mengatakan apa-apa tentang keluarganya,” jawab Belinda. “Tapi kami tahu dia bekerja dimana,” jawab Sabrina. Sabrina yang merasa berat untuk mengatakannya secara langsung dengan Lev lebih memilih mengatakan dimana Tiara bekerja. “Baiklah, kami akan mencari informasi tentang korban di tempatnya bekerja.” Setelah mengisi semua informasi tentang Tiara, Belinda dan Sabrina akhirnya meninggalkan rumah sakit. Mereka tidak pernah berpikir kalau Tiara nekad terjun ke dalam sungai. “Menurutmu kenapa dia nekad?” “Entahlah. Kau tahu kalau Tiara adalah wanita tertutup.” Mereka memang tidak mengetahui apa-apa tentang Tiara dan lebih memilih tidak memikirkannya karena Tiara pun begitu segan membagi masalah dengan mereka sebagai temannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD