Sudah dua minggu sejak kejadian itu, Adyt bersyukur tidak ada tanda-tanda Safira mengadu. Adyt melangkah masuk ke kantornya. Membalas sapaan pegawainya dengan disertai senyuman. Hati Adyt sekarang selalu terasa bahagia, karena Adys hampir tidak pernah lagi menolaknya ah uh ah uh tiap ada kesempatan. "Pagi, Pak." Sari sedikit membungkuk seperti biasa. "Pagi, Sari, kopi s**u saya ya." "Baik, Pak." Adyt masuk ke dalam ruangannya. Ikbal, dan Lina tengah membersihkan dinding kaca seperti biasa. Adyt bisa melihat, Sinta di luar yang berjalan menuju ruangannya. Pintu diketuk Sinta. "Masuk," ujar Adys. Sinta melangkah masuk. "Bisa bicara sebentar, Mas?" Tanya Sinta. "Bisa, duduk, Sin." Adyt menunjuk kursi di depannya. "Terima kasih, Mas." Sinta duduk di kursi yang berjarak meja dari Ad