Dua puluh dua Shasa menatap nyalang kearah suaminya yang berdiri mematung di ambang pintu. Pasti suaminya itu kaget melihat kamar yang hancur karena ulahnya tadi. Kemeja bahkan dasi suaminya terlihat kusut masai, dan penampilannya berantakkan. Mata laki-laki itu juga memerah. Apa yang terjadi dengan laki-laki itu? Suaminya juga pulang terlambat malam ini. Seharusnya jam pulang nya 30 menit sebelum adzan maghrib, dan ia malah baru pulang pukul delapan malam saat ini. Di lihat kaki suaminya yang tengah mengayun melangkah kearahnya, Shasa membuang tatapannya cepat dengan tangan yang mengepal erat di bawah sana. Cukup! Ia tidak ingin di bodohi lagi. Pian telah berada tepat di depan Shasa. Pian menatap bingung kearah isterinya yang memberi punggung padanya. Di liriknya sekali lagi pada