21

1219 Words

Alex yang berada di samping Rangga, memandang penuh tanya melihat sang sahabat yang tersenyum sumringah sedari tadi. Sedangkan Alex sendiri terlihat muram, dan wajahnya kusut. Dengan pelan, Alex menepuk bahu Rangga membuat Rangga menoleh ke arah Alex bingung. "Ada apa, sih? Kenapa tepuk bahu, Rangga?"tanya Rangga kesal karena kakak kelasnya, Alex membuyarkan lamunan indahnya tentang gambaran jalan-jalannya bulan depan bersama mama dan papanya, di otak kecilnya yang tengah menari bahagia saat ini. Kedua anak laki-laki yang berbeda umur empat tahun itu, tengah duduk di teras kelas kosong dengan makanan ringan yang berada di atas paha masing-masing menikmati jam istrahat kedua yang sedang berlangsung, dengan khidmat tanpa ada anak lain yang berani mengusik atau mendekat mengingat keduan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD