HANYA JADI KESET KAKI

1056 Words
“Mama setuju sama Papa, bahkan kita belum pernah kenalan sama Nadia. Tiba-tiba kita disuruh ngelamar. Kita belum tahu sosoknya dia seperti apa. Secinta apa dia sama kamu? Kita bisa lihat dari mata dia padahal kamu belum pernah membawa perempuan untuk diperkenalkan pada kami. kamu belum pernah bawa seorang perempuan tapi tiba-tiba kamu dituntut untuk menikah. Opo tumon?” “Mama sama Papa pernah bilang kan nggak akan melarang kamu mau milih siapa. Sekali ini juga Papa nggak akan melarang kamu. Tidak akan. Tapi Papa akan mengajak kamu berpikir cerdas.” “Mama sudah pernah bilang kan tidak ada perceraian dalam keluarga kita. Jadi kalau kamu sudah memutuskan itu, jangan sampai kamu memutuskan bercerai ditengah jalan. Apa kamu yakin dengan pilihanmu itu?” Panggah Wihaji mengajak Banyu berpikir realistis. “Kamu sekarang sedang senang-senangnya, karena punya kekasih. Tapi untuk menjadi istri tidak semudah itu. Banyak kok orang yang sukses menikah sampai maut memisahkan padahal dari perjodohan. Banyak. Kita nggak bisa menutup mata.” “Tapi banyak juga orang yang bertahun-tahun pacaran ya, kelihatan cocok, pas menikah juga pegatan atau cerai. Jadi kita nggak bisa menutup mata, karena saat menikah beda dengan saat pacaran walkau sudah bertahun-tahun sekali pun. intinya Cuma kita jangan pakai emosi.” “Katanya kamu sudah menyelidiki apa penyebab orang tua Nadia menyuruh kamu melamarnya. Apa sudah kamu selidiki?” tanya papanya Banyu. “Nadianya nggak mau cerita apa penyebab orang tuanya menyuruh seperti itu.” “Aku nyuruh tukang bakso buat mancing-mancing ke pembantunya. Kata pembantunya bilang Nadia pernah dua kali ketemu sama mantannya. Iya di tempat terbuka nggak ngumpet-ngumpet. Terus karena di ruang ternuka banyak yang lihat.” “Mantan pacarnya itu sudah tunangan Pa, walau dijodohin juga sih. mereka putus juga bukan karena berantem atau apa, tapi karena dia tidak mau jadi orang ketiga sebab orang tua Damar, nama pacar Nadia menjodohkan Dama dengan Lakshmi.” “Lakhsmi anak tunggal yang punya apotek KASIH SAYANG itu loh Pa. Apotek terbesar dan terlengkap di Jogja.” “Entah siapa yang lapor, pas Nadia ketemu sama Damar, ibunya Damar lihat atau mungkin dapat laporan dari siapa, bu Suryani Danapati, ibu Damar langsung bilang ke Firda Gentala ibunya Nadia.” “Bu Danapati menegur, kok anakmu masih nemuin anakku ya padahal kan anakku sudah tunangan. Mantan calon besaan ini memang enggak berantem kan, enggak berantem tapi kan perkataan bu Danapati menyakiti hari bu Firda. Dia tersakiti karena dibilang anak perempuannya nyamperin laki-laki.” “Jadi bu Firda sudah bilang kalau aku nggak mau ngelamar, Nadia tetap akan diniahin entah siapa yang akan dijodohin sama dia,” jelas Banyu. “Orang tua nadia terutama bu Firda merasa direndahkan oleh bu Danapati, seakan putrinya tak laku. Jadi mau segera dinikahkan sebagai bukti putrinya ’payu’.” “Wah nek kayak gitu Mama sudah langsung mundur. Nggak akan pernah Mama ngelemarin anak Mama. Kok jadi kurang ajar? Dari kata-katanya itu sudah jelas saja Mama enggak mau. Jelas dia membuat SIAPA PUN yang menikahi Nadia itu hanya KESET KAKI, hanya buat tameng anak perempuannya laku!” “Terserah kalau papa kamu mau lamarin. Mama nggak mau kurang ajar. Tapi yang mama tangkap dari kata-kata mamahnya Nadia tuh jelas. Siapa pun akan dijodohkan sama Nadiakalau kamu enggak mau.” “Kamu atau siapa pun itu cuma keset kaki loh. Untuk membersihkan nama dia sebagai orang tua.” “Jelas-jelas sekarang siapa pun bahkan misal, maaf, maaf, tukang kebun dikawinkan sama Nadia yang penting Nadia sudah laku duluan daripada Damar!” “Mama enggak mau Pa. Mama enggak mau kalau ibunya Nadia punya prinsip seperti itu,” Pratiwi Purnomo tentu tak mau anaknya dijadikan tumbal seperti itu. “Papa mengerti. benar yang mamamu bilang. Jadi sekarang poinnya mamanya Nadia itu tersinggung ditegur oleh calon besan yang tidak jadi dulu. Kenapa anaknya masih nyamperin lelaki yang sudah punya tunangan. Jelas dong bu Firda merasa tersinggung merasa diinjek-injak oleh bu Danapati calon besannya enggak jadi itu.” “Jadi dia ingin menunjukkan pada dunia bahwa Nadia menikah lebih dulu dari Damar!” “Itu poinnya. Terserah kamu. Kalau kamu mau menikah terserah. Akan Papa lamarkan walau mamamu enggak mauikut.” “Sebagai laki-laki, Papa sudah bicara tidak akan menghalangi kamu. Siapa pun yang kamu inginkan oke.” “Papa akan pegang itu. Papa akan melamarkan kamu, walaupun mamamu enggak mau. Dengan catatan JANGAN PERNAH ADA PENYESALAN. Itu saja.” “Kalau Mama bicara sesuai dengan fakta. Papa selalu bicara sesuai dengan apa yang pernah Papa janjikan. Laki-laki itu enggak boleh blenjani ya. Harus tegas sesuai dengan apa yang kita ucapkan,” Panggah Wihaji, papa Banyu berpegang pada janji yang telah dia ucap. Banyu benar-benar bingung. Benar seperti yang mamanya katakan. Dia hanya ban serep bagi bu Firda. Kalau dia nggak mau ya siapa pun akan disuruh ngelamar Nadia. Banyu juga tidak sadar belum pernah mengajak nadia berkenalan sama mamanya kok. Mereka belum sampai taraf mengunjungi rumah loh. Dua minggu baru saling PDKT di kampus. Banyu juga belum pernah main sampai rumah Nadia. Dia juga belum pernah dibawa ke rumah Nadia untuk berkenalan. Nadia pernah tiga kali mampir ke angkringan, bukan tempat privasi keluarga Banyu. Belum pernah dibawa ke rumah. Tiba-tiba minta dilamar, bukan untuk tunangan melaikan menikah langsung. Banyu berpikir dengan benar, Dia tidak mau salah langkah, karena tak boleh ada penyesalan di kemudian hari. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Mama dan papaku sudah berkomitmen tidak akan pernah melarang aku berjodoh dengan siapa pun,” jelas Banyu pada Nadia, dia langsung ingin memberi keputusan pada gadis itu. Dia tak mau menggantung. “Siapa yang aku minta lamar mereka akan lamar. Tapi jujur akunya yang ragu mau melamar kamu,” Nadia terbelalak mendengar pernyataan jujur Banyu. “Kita baru jadian dua minggu. Aku belum pernah kenalan sama orang tuanya dan kamu lebih-lebih belum pernah aku bawa pulang sebagai calon menantu Mama. Tiba-tiba aku harus bilang sama Mama aku minta mereka datang melamar kamu?” “Bagaimana pandangan mereka? Mereka nanti berpikir kamu baru dua minggu pacaran denganku sudah hamil. Yang orang duga kan seperti itu.” “Jadi soal undangan mamamu minta aku untuk melamarmu, aku akan jawab serius sama kamu. Aku butuh waktu. Bukannya keadaan seperti ini.” “Kalau kita berjodoh sesuai dengan segala hal, aku akan tepati melamarmu, tidak seperti sekarang. Ditekan saat baru jadian dua minggu,” Nadia jelas bisa menyimpulkan Bayu tak mau jadi korban ambisi mamanya yang disalahkan mama Damar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD