MAKIN BINGUNG

1128 Words
“Yah dibilang menyesal bagaimana ya? Aku jadi bingung juga. Kalau dibilang menyesal nggak menyesal sih, tapi kok sepertinya …. Entahlah aku sulit mengatakannya,” Banyu malah bingung sendiri mengeluarkan isi hatinya. “Sebaiknya sebelum kamu memutuskan untuk matur ke orang tuamu untuk melamar Nadia, kamu cari dulu kepastian mengapa orang tua Nadia meminta kamu segera mengikat Nadia.” “Sedang jelas-jelas kamu baru dua minggu pacaran. Waktu Nadia pacaran sama Damar, satu tahun lebih mereka akrab, orang tuanya juga sudah kenal dan menerima Damar dengan begitu baik, kok Damar nggak diuber-ubur segera memberi kepastian?” “Ada apa? Itu yang harus kamu selidiki. Kalau kamu nggak tahu dari Nadia, nanti ya kamu cari tahu apa hubungannya? Jangan sampai kamu menyesal karena koq seperti di jorogin ( didorong hingga terjerembab ).” “Iya, aku akan menyelidikinya. Aku benar-benar bingung. Makanya aku tadi bilang aku tanya kamu di mana, sebab ingin ngeluarin uneg-uneg,” jelas Banyu. Dia sungguh bingung saat kemarin Nadia bilang ditanya apakah Banyu serius dan kalau serius diminta menikah, bukan tunangan. Tentu mereka berdua sama-sama tak siap dengan alasan yang berbeda. “Hari ini pertama kali Falisha bekerja, aku harus tahu dong. Pokoknya dia seperti sangat bersinar.” “Lihat saja tuh. Dari tadi orang nggak berhenti request lagu, dan dia juga ramah pada semua orang. Kayaknya pendekatan personalnya pada audience juga bagus. Semoga saja seperti itu terus sehingga income hariannya stabil. Kalau memang dia orangnya sangat jujur, malah sudah dituduh tidak mau dikembalikan uangnya. Itu prinsip yang sangat hebat. Aku kagun sama dia dan sepertinya aku tertarik sama dia,” jelas Zuhdi. “Segitu mudah kamu tertarik? Kamu baru dua kali lihat dia, belum tahu karakternya, belum tahu sepak terjangnya.” “Ya nggak apa-apa. Kan dia single, aku single. Aku nggak ada orang lain. Kekasih terakhir adalah Nastiti, sudah sebelas bulan lalu kami break.” “Dari dia bertanggung jawab terhadap adiknya aku makin kagum. Dia tak mengizinkan adiknya ikut menemani kalau bukan malam libur. Aku pernah tanya saat awal.” “Dia juga bilang ingin menabung lagi untuk uang sekolah adiknya nanti masuk SMA.” “Enggak salah juga sih Nastiti sudah berlalu dan tidak tahu ke mana. Ya wajar kamu berpaling.” “Itulah maksud aku. tapi ya kalau untuk pacar kayaknya aku belum mau sih, aku suka sama karakter dia yang kamu ceritakan. Itu nilai plus buat aku. Tapi kalau type, kamu tahu kan dia bukan type aku banget.” “Kamu tahu aku suka sama gadis tomboy seperti itu. Kayaknya macho saja. Tidak seperti ceweq biasa buat aku. Aku suka perempuan yang kayak cowok, bener-bener kaya cowok, juga mandiri, bukan ceweq kolokan yang tergantung sama lelaki.” “Asal jangan kamu naksir cowok saja,” ungkap Banyu. “Ya nggaklah. Memangnya aku b**o mau belok seperti itu?” ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Aku sudah bilang sama Banyu Ma. Tapi aku nggak enak saja karena kami baru dekat. Kami baru jadian dua minggu. Kenapa sih Mama sampai segitunya mengharuskan aku segera menikah?” “Mama nggak suka ya kalau anak Mama dituduh ingin merebut pasangan orang. Kalau sudah putus ya sudah. Kenapa kalian ketemuan dua kali dan Mama ditegur dua kali sama ibunya Damar.” “Kalau memang Damar minta ketemu ya kamu bilang dong, maaf kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Kalau ketemu ya harus dengan orang lain, nggak kamu ketemu berdua lalu Mama dikasih laporan kalian janjian.” “Ini sudah kedua kali Mama ditegur sama orang tua Damar. Katanya kamu ingin merusak hubungan Damar dengan Lakshmi. Mama nggak mau ya.” “Walau dia ngomongnya baik-baik, dia enggak marah-marah karena memang selama ini hubungan kami baik. Tapi kan Mama jadi malu dibilang anaknya mau ngerusak hubungan Damar dengan tunangannya.” ‘Oh itu yang bikin mengapa Mama menyuruh aku segera dilamar oleh Banyu. Banyu enggak apa-apa sih. Dia sudah punya penghasilan walau masih kuliah. Tapi kok rasanya aku belum bisa menyatu sama dia ya?’ ‘Jiwa aku masih ngambang untuk dia. Aku jadi bingung kalau harus serius sama Banyu dan aku yakin dia suka kok sama aku. dia serius sama aku. tinggal bagaimana akunya.’ ‘Apa aku akan tersiksa seumur hidupku, selama aku berumah tangga dengan Banyu nanti karena akunya tak cinta dia?’ ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Kalau yang aku dengar seperti itu,” jawab pembantu rumah tangga Nadia pada tukang bakso langganan yg diminta Banyu mengorek mengapa Nadia diminta segera menikah dengan siapa pun. Si pembantu malah bilang kalau Banyu tak segera melamar, Nadia tetap akan dinikahkan segera sebab mamanya tak rela kalau Nadia di rendahkan oleh ibunya Damar. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Mama sih terserah kamu. Tapi ya itu tadi pertimbangan Mama. Kalau yang minta segera dilamar adalah Nadia, Mama akan terima. Tapi ini kan yang minta orang tuanya. Atas dasar apa orang tuanya minta? Atas dasar dia tak mau anaknya diolok-olok oleh mantan calon besannya yaitu ibunya Damar, karena mereka dulu sudah pernah dekat dan sudah sesumbar mau jadi besan.” “Lalu mereka juga sudah memproklamirkan diri akan jadi besan terbaik kan dan segala macamnya. Tiba-tiba sang papa terima perjodohan dengan Lakshmi. Jadi mamanya Damar bingung dewe.” “Kalau misalnya kita ngomong, misalnya ya, tapi Mama yakin Nadia tidak akan seperti itu. Kalau misalnya sekarang Nadia lagi hamil, kamu baru pacaran dua minggu, terus tiba-tiba nikahin, entah bulan depan entah dua bulan lagi apa kamu nggak wirang?” Pratiwi Purnomo mama Banyu mencoba membuka pikiran putranya agar tak salah langkah. “Yang akan menjalani itu kamu, Mama yakin kalau Mama matur ke Papa papa akan menyerahkan semua keputusan ke Mama. Sedang Mama sendiri nggak yakin kalau nanti rumah tangga kamu berdua langgeng bila dasar atau pondasi pernikahannya seperti ini.” “Kamu dan Nadia itu kan baru penjajakan dua minggu. Kamu belum tahu sifat dasarnya dia tapi sekali lagi, seperti dari awal Mama bilang, semua terserah kamu. Karena kamu yang akan melakukannya.” “Kalau Mama diminta ngelamar, ayo Mama akan turuti kemauanmu. Sama seperti kebiasaan di keluarga kita, siapa pun akan kita support. Tidak akan ada larangan.” “Tapi tentu dengan banyak pertimbangan. Jadi itu saja.” “Nanti Mama matur dulu sama papa. Kalau memang kamu tetap mau melamar, kita akan siapkan. Bilang saja sama Nadia kita akan datang.” “Tapi ingat ya, dalam keluarga kita tidak ada penyesalan setelah menikah. Jadi tidak boleh ada perceraian. Walau itu dibolehkan dalam agama tapi kayaknya kok nggak pantes lah buat keluarga kita.” “Itu artinya kita memilih dengan terburu-buru, dengan tanpa pertimbangan sehingga akhirnya memilih bercerai.” “Kamu harus yakinkan dirimu sendiri. Kalau bisa ya seperti biasa kamu istikharoh dulu.” “Waktu ngebuka angkringan saja kamu istikharoh, terlebih ini jodoh. Masa nggak bertanya pada Allah, minta petunjukNYA? Kalau memang dia jodohmu ya nggak apa-apa, Mama pasti support,” jelas Pratiwi Purnomo mamanya Banyu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD