"Abang.. bosen.." Jovanka merengut, Johannes tampak tidak peduli hanya melirik sebentar sebelum kembali fokus pada handphone. Kesal diabaikan, Jovanka menendang-nendang tanda protes berharap sang abang bisa melihat ke arahnya. Namun, Johannes tetap teguh pada prinsip untuk tidak goyah mendengar suara ataupun wajah memelas adiknya. "Tidak usah macam-macam, mama sama papa udah otw kesini kita bakal balik ke jakarta lebih dulu daripada rombongan." "What!? Nggak bisa gitu dong bang. Gue kan baik-baik aja, ngapain manggil mereka__" "Karena tugas gue jagain elu nya. Tapi lihat, lu celaka dan gue harus dihukum." "Bukan harus, elu yang menghukum diri sendiri." tegas Jovanka, dan itu jelas bukan dirinya, Johannes sampai memegang kening Jovanka takut-takut ada yang salah sama nih orang. Begini