"Kau yang melakukan semua ini kan!" bentaknya marah pada Kirana yang memasang wajah ketakutan.
"Apa maksudmu, Suamiku? Apa yang sebenarnya terjadi?" Ia berdiri dengan tubuh bergetar. Beryl pulang dalam keadaan kacau. Pria itu berantakan dengan wajahnya yang diselimuti kabut emosi.
"Jangan pura-pura bodoh!" teriak Beryl pada Kirana yang tetap menunjukan ekspresi yang sama saat ia memasuki kediamannya. "Kau yang telah merencanakan semuanya bukan?!"Melempar ponselnya hingga tak berbentuk. Nafasnya tersengal, ia benar-benar marah.
Ekspresi ketakutan Kirana seketika berubah, ia tertawa remeh menatap suaminya. "Meh, kenapa? Bukankah aku sangat cerdas?" ucapnya penuh kesombongan.
"Kau!" Hampir saja Beryl melayangkan tangan kanannya namun terhenti seketika. Ia tak akan pernah menggunakan kekerasan pada wanita.
"Kenapa? Cih, kau pikir aku bodoh? Bermain di belakangku?" Kirana menatap suaminya tak gentar. "Ingat, Suamiku ... kau tidak akan pernah bisa macam-macam denganku," bisiknya dan membelai lembut rahang Beryl yang mengeras.
Beryl terdiam. Ingatannya kembali berputar saat ia memulai hubungannya dengan Raina.
Tangannya yang mengudara perlahan turun dengan terkepal kuat. Ia mencoba menekan emosinya dalam. Menarik nafas dan menghembuskannya dengan berat.
"Aku tidak tahu, bagaimana bisa aku menikahi wanita sepertimu," ucap Beryl dingin sedingin tatapannya kali ini pada sang istri.
"Apa katamu?!" geram Kirana hingga giginya bergemeletuk.
"Jika kau lupa, aku bersamanya karena kesalahanmu!" bentak Beryl dengan menunjuk Kirana penuh kebencian.
"Ck, kau bilang kesalahanku? Apa aku melakukan yang kuinginkan karena kau mengabaikanku adalah kesalahanku?! Dimana otakmu!?" teriak Kirana tak terima. Tatapannya tak kalah garang dari Beryl meski matanya sedikit berkaca-kaca.
"Kau tidak akan pernah bisa berubah." Beryl berbalik dan melangkahkan kakinya ke luar ruangan. Ia sudah muak menghadapi sifat istrinya yang masih sama.
"Aku sudah berusaha berubah untukmu! Tapi kau! Kau masih melanjutkan hubunganmu dengan jalang itu, apa aku salah jika membuatnya jera agar tak kembali merusak hubungan rumah tangga kita?" Kirana tertawa dengan air mata yang mulai membasahi pipi.
Beryl terdiam di ambang pintu. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana dan ia setengah menoleh pada Kirana yang mulai terisak. "Aku masih berpikir dua kali untuk memilih dia daripada dirimu, dan sekarang aku yakin, aku lebih baik memilihnya daripadamu," ucapnya dingin dan kembali melangkahkan kaki keluar dari rumah. Ia butuh minuman sekarang, ingatan dimana Raina tengah bercinta dengan pria lain masih berputar membuatnya seakan tak mampu berpikir dengan akal sehat. Ingin sekali menghabisi pria yang telah mengambil haknya, namun ekspresi kehancuran Raina padanya begitu menusuk hatinya. Semua bukan salah Raina, semua ini karena kesalahannya. Kesalahan yang untuk kesekian kali dilakukannya.
Kirana merosot dan terduduk dengan menangis terisak. Ia tahu ia salah, tapi ia hanya ingin mempertahankan rumah tangganya. Rumah tangganya pernah dihantam badai sebelumnya dan ia tidak ingin terulang untuk kedua kalinya. Ia tahu ia salah, tapi ia ingin memperbaiki semuanya.
***
"Berikan lagi!" Beryl mengangkat gelasnya ke udara. Ia benar-benar kacau. Wajahnya sudah merah dan kusut.
"Ada apa denganmu? Kau sudah mabuk." Dion, bartender yang juga berstatus sebagai teman Beryl, untuk pertama kali dalam hidupnya melihat Beryl benar-benar kacau.
"Hik ... mana, cepat berikan aku minum!" bentak Beryl disela kesadarannya yang kian menipis.
Dion hanya bisa menatapnya prihatin. "Kau sudah mabuk." Merangkul Beryl yang hampir kehilangan kesadaran dan setengah menyeretnya ke kamar VIP di klub malamnya di lantai dua.
"Bagaimana jika kau -- hik -- melihat Grace bercinta dengan pria lain?" racau Beryl ditengah kesadarannya yang kian menipis. Ia tidak pernah mabuk sebelumnya, dan hanya beberapa gelas wine sudah membuatnya seperti menenggak dua botol.
"Itu tak akan mungkin terjadi," ucap Dion dan segera melempar Beryl ke sofa. Beryl yang mabuk begitu merepotkan.
"Kau tidak akan tahu sifat asli mereka. Mereka bersikap polos dan pada akhirnya menusukmu dari belakang." Beryl masih meracau dengan mata yang tertutup. Ia sesekali akan tertawa, marah dan meracau tanpa henti.
"Apa ini semua karena Raina?" Dion duduk di sofa yang sama dimana Beryl terbaring.
"Untuk apa kau menyebut nama jalang itu?" gumam Beryl dengan kesadaran yang hampir hilang.
"Hah ... kupikir kalian sudah selesai. Bukankah hubunganmu dengan Kirana sudah membaik?"
"Mereka sama saja!"
"Kirana seperti iku karena kau tidak pernah memperhatikannya, kawan. Sebenarnya, aku tidak sepenuhnya menyalahkan Kirana. Tapi bukankah sekarang ia sudah berubah? Kau sendiri yang mengatakan akan memulai semua dari awal, dan saat kau mengatakannya aku pikir kau dan Raina akan selesai." Dion menatap Beryl yang sudah seperti pria patah hati. Dan ini bukan Beryl sekali.
"Cih, aku bekerja keras untuknya! Aku memberi apapun yang ia inginkan, dan saat kebusukannya terbongkar, dengan mudah ia mengatakan 'Aku selingkuh karena kesepian, kau hanya bekerja dan bekerja, tak ada waktu untukku' apa dia gila?"
Dion hanya diam. Menyandarkan punggungnya dan menemani Beryl sampai pria itu akhirnya diam dan benar-benar kehilangan kesadaran. Ia tak tega membiarkan Beryl sendiri seperti pria gila.
Dion tahu semuanya. Ia adalah saksi hidup rumah tangga Beryl dan Kirana. Mereka menikah satu tahun yang lalu. Beryl adalah seorang pekerja keras, yang ada dipikirannya hanyalah kerja dan kerja. Jadi, ia tidak sepenuhnya menyalahkan Kirana saat ia ketahuan selingkuh. Sejak saat itu hubungan rumah tangga mereka kian memburuk. Dan disaat itulah Beryl bertemu dengan Raina. Awalnya ia tidak ingin kekasihnya, yakni Grace memberi celah pada Raina agar masuk ke kehidupan Beryl.
"Beryl masih berstatus suami Kirana, Sayang, kenapa kau seakan mendekatkannya dengan Raina?" tanya Dion waktu itu.
"Mereka sudah akan berpisah, Sayang. Lagipula, Raina seperti benar-benar jatuh cinta pada Beryl. Siapa tahu sebenarnya jodoh Beryl adalah Raina," kata Grace seakan tak peduli nasehat kekasihnya. Sebagai teman Beryl, ia tak membenarkan tindakan Kirana apapun alasannya.
"Tapi secara tidak langsung, kau mendukung mereka selingkuh." Dion mengikuti Grace yang bersandar pada kepala ranjang.
"Kenapa? Lagipula Kirana juga demikian," ucapnya dengan nada kebencian.
"Kita hanya melihat seperti apa mata kita melihat mereka, kita tidak pernah tahu yang sebenarnya, selain mereka." Meraih tangan Grace dan membujuknya perlahan. Ia tahu Grace hanya geram pada Kirana dan berniat baik untuk Raina karena Raina menyukai Beryl. Mungkin jika Beryl masih berstatus single, ia akan mendukungnya, namun tidak karena Beryl masih berstatus suami orang.
"Kau membela Kirana?" hardik Grace yang menatap Dion penuh selidik dan seakan tak terima.
"Tidak, tapi aku tidak membenarkan tindakanmu seperti menjodohkan mereka dengan status Beryl yang masih berstatus menikah." Dion memijit kepalanya yang berdenyut nyeri. Semua menjadi rumit dengan campur tangan kekasihnya. Dion tahu, Beryl waktu itu membutuhkan pelampiasan atas kekecewaannya pada Kirana, dan Raina hadir di waktu yang tepat. Tapi, setelah Kirana menyadari semua kesalahannya dan meminta maaf, hati kecil Beryl ingin memaafkannya, namun sayang, separuh hatinya telah memberikan perasaannya pada Raina. Dan untuk kali ini ia tidak tahu, apakah Raina benar-benar selingkuh seperti ucapan Beryl atau ada hal lain yang membuat Beryl menjadi orang yang berbeda. Ia tidak pernah mabuk sebelumnya, bahkan saat hubungannya dan Kirana diambang kehancuran, ia tak sampai seperti ini.
Mengambil ponsel dari saku celananya dan menghubungi Grace. "Halo, apa yang sebenarnya terjadi? Beryl mabuk."
["Benarkah? Apa dia bersama Raina?"]
"Tidak. Dia hanya mengatakan bagaimana perasaanku jika melihatmu tidur dengan pria lain." Dion mengambil satu rokok dari atas meja dan menyulutnya. Mengepulkan asap ke udara dan menengadah ke atas. Ini bukan masalahnya, tapi kenapa ia yang pusing memikirkannya?
["Aku sudah mencoba menghubungi Raina tapi ia tidak menjawab."]
"Bukankah dulu sudah kukatakan? Jangan lanjutkan, sekarang semuanya menjadi rumit. Kupikir hubungan mereka berakhir setelah Kirana meminta maaf, ternyata Beryl menggunakan perasaannya pada Raina." Menghisap rokok diapitan dua jarinya dan mengepulkan asapnya ke udara. Ia menatap Beryl yang sepertinya telah meraih alam tidurnya.
["Kau menyalahkan aku? Seharusnya Beryl memang memilih Raina, untuk apa dia kembali pada Kirana dan berakhir seperti ini? Aku yakin ini semua ada hubungannya dengan Kirana!"]
"Sebaiknya tanyakan pada Raina, jika perlu pertemukan ketiganya agar semua selesai." Setelah mengatakan itu, Dion mengakhiri panggilan. Menghisap kembali rokok di tangannya dan menghubungi istri dari sahabatnya.
"Apa yang terjadi?" tanyanya pada Kirana setelah panggilan tersambung.
["Dia tahu aku yang merencanakan semua."]
"Dia mabuk dan ada disini sekarang." Melirik Beryl yang terkapar layaknya orang pingsan.
["Benarkah? Bahkan ia tidak pernah mabuk sebelumnya. Apakah mereka benar-benar selesai?"]
"Sebenarnya, apa yang kau lakukan?"
["Aku menghubungi wanita itu sebagai Beryl dan mengatakan akan datang di hari ulang tahunnya. Jika aku berbohong dia boleh mengakhiri hubungan ini. Dan aku sengaja menahan Beryl agar tetap di rumah, tapi ia menyadarinya saat aku baru saja mematikan sambungan telepon saat wanita itu menghubunginya. Beryl segera pergi dan aat ia pulang, ia seperti ingin membunuhku. Apakah aku salah? Aku hanya ingin memperbaiki hubungan ini, aku tahu aku salah dulu, tapi aku ingin memperbaikinya. Aku berusaha menerima saat ia tidak pernah ada untukku, hiks ... tapi ... kenapa ia masih bersama wanita itu?"]
Dion dapat mendengar suara tangis Kirana. Ia tidak tahu, apa yang harus dilakukannya sekarang.
"Kau tenang saja, semua akan baik-baik saja. Yang harus kau lakukan adalah meredam emosi dan sedikit mengalah, sepertinya Beryl sedang kacau sekarang."
["Hiks ... terimakasih Dion, kau adalah temanku yang paling baik. Tolong jaga dia, aku akan kesana menjemputnya, menjemput suamiku."]
Dion mematikan sambungan telepon. Mematikan rokok yang tinggal separuh dan membuangnya ke tempat sampah. Ia menyadari, semua karena kesalahan kekasihnya, dan ia akan melakukan apapun untuk memperbaikinya. Memperbaiki hubungan Kirana dan Beryl. Ia yakin hubungan keduanya masih bisa di pertahankan, namun ia sedikit ragu saat menyadari Beryl telah menggunakan perasaannya pada Raina.
TBC ...