Hening. Hanya ada suara alat yang terpasang di tubuh Olivia yang tetap tenang dengan mata terpejam. Clarissa yang ada di dekatnya bahkan hanya diam, menggenggam tangan putrinya erat, sesekali mengecup lembut dan tersenyum tipis. Ada sedikit rasa bahagia yang hinggap di hati, membuatnya berharap agar Olivia segera membuka mata. Clarissa tetap diam sembari mengamati wajah putrinya yang semakin menirus di depannya, sesekali mengulurkan tangan dan mengusap kening Olivia atau hanya sekadar menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis kecil itu. Pintu ruangan Olivia terbuka, membuat Clarissa mengalihkan pandangan ke asal suara. Bibirnya semakin bungkam ketika menyadari bahwa Friska yang ada di belakang dan kembali berbalik, enggan meninggalkan putrinya seorang diri. “Dia belum bangun j