Happier

1227 Words
Ailaneavalee: Makasih udah nolongain aku kemarin. Maaf ya om aku kemarin engga cerita kalau sebenarnya kerja disana. Pesan yang dikirimkan Ailane kepada Sean dari semenjak kemarin malam belum mendapat kan balasan dari Sean. Sean hanya membalas nya saja. Biasanya saja saat ia mengirimkan sebuah pesan kepada Sean, tak pernah lebih dari sepuluh menit Sean langsung menjawab nya. Dan saat Sean sibuk, pria itu akan meminta izin kepada nya jika akan membalas pesan Ailane dalam waktu yang lama. Seperti pernah Sean lupa tak memberitahu jika Sean akan sibuk dan meninggalkan Ailane dalam keadaan pesan yang belum dibaca dalam waktu sekitar dua jam. Sean tak henti-hentinya meminta maaf karena menganggurkan pesan nya lantaran ada sebuah pekerjaan yang mendadak. Ailane masih ingat pesan yang Sean kirimkan waktu itu kurang lebih seperti ini: 'Maafkan saya Ailane, saya benar-benar ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa saya tunda alhasil saya mengabaikan pesan mu. Jangan memiliki fikiran jika saya mengabaikan pesan mu, sungguh Ailane saya tidak bermaksud seperti itu. Maafkan saya...' Mengingat hal itu membuat seutas senyum terbit pada wajah cantik nya. Gaya berbicara Sean sangat baku, berbeda dengan dirinya yang terkesan sangat selengekan. Mungkin karena Sean terbiasa berinteraksi dengan orang-orang penting. Berbicara dengan Sean seperti berbicara dengan guru SMA nya dulu. Baku sekali. Tak apa, meskipun begitu Ailane sebenarnya suka dengan cara berbicara Sean yang terkesan tidak santai. Karena telah menjadi ciri khas Sean selama ini. Sean seperti nya benar-benar marah atau mungkin kecewa karena mengetahui fakta jika dirinya bekerja di dunia malam. Kemarin ia sudah berusaha menjelaskan kepada Sean jika itu hari pertama nya bekerja disana namun Sean hanya diam saja. Tak ada lagi kalimat yang dilontarkan oleh Sean kemarin, mungkin hanya cicit nya yang memenuhi penjuru mobil. Dan di balas oleh sapuan angin yang berada dari jendela mobil yang terbuka seperti isyarat sedang menertawakan nya. Sean meskipun terkesan marah, kemarin saat ia mengantar Ailane pulang ia tak membiarkan Ailane pulang dengan dress minim dalam keadaan basah, ia akan habis dengan orang tua nya. Sean memberhentikan mobilnya kemarin ke sebuah toko pakaian yang masih buka di pinggiran kota. Membelikan Ailane sebuah Hoodie dan juga Jogger, outfit yang sangat cocok digunakan seseorang saat hendak berolahraga. Alhasil, saat sampai di rumah nya kedua orang tua Ailane tak melemparkan pertanyaan aneh-aneh terhadap dirinya. Sean memang menyelamatkan hidup nya. Tak bisa membayangkan jika kemarin Sean tak datang mungkin untuk kedepannya ia masih tetap bekerja disana. Mengapa begitu? Tak mungkin ia izin resign kepada Alfredo atau berpamitan kepada Vi karena ia sudah tak mau bekerja disana lagi sedangkan ia baru bekerja disana satu hari. Sebenarnya mungkin tidak apa-apa, tapi ia merasa tak enak hati kepada mereka. Jika seseorang sudah memutuskan untuk bekerja pada klub malam, pasti orang itu sudah mengerti konsekuensi yang akan ia dapat saat bekerja disana, selain keuntungan yang ia dapat yaitu gaji yang besar dalam waktu singkat. Ailane masih belum memikirkan konsekuensi secara jelas saat hendak bekerja disana hanya bermodalkan tergiur dengan gaji yang besar saja. Sangat tidak patut untuk dicontoh. Ia menaruh ponsel nya kembali pada loker kerja nya. Tumben, Brian belum datang. Padahal sudah jam delapan. Biasanya Brian adalah anak pertama yang datang dan dititipkan disini karena orang tua Brian kerja pagi pagi sekali. Jam tujuh Brian sudah bekerja disini. Tak biasanya. Tentu Ailane memiliki anak titipan favorit, siapa lagi jika bukan Brian. Kenapa Ailane menyukai Brian? Brianbm bocah laki-laki yang mudah diatur dan jarang membantah. Ia sedikit mengkhawatirkan keadaan Brian karena anak itu yang sangat suka menyendiri. Brian akan berbaur dengan teman-teman nya saat Caca menyuruh nya untuk berbaur. Jika tidak mungkin Brian tak akan mau berbaur dengan mereka. Hingga mobil orang tua Brian sudah terdengar menyala kan klakson mobil. Orang tua Brian jarang turun mengantar anak itu hingga masuk ke dalam, jadi mereka akan selalu membunyikan klakson dan membiarkan salah satu pegawai datang untuk menjemput anak nya turun dari mobil dan menitipkan nya ke dalam. Ailane keluar, ia sudah dari tadi menunggu Brian. "Tumben Bu kok telat? Biasanya pagi-pagi sudah diantarkan." Tanya ailane kepada ira ibu dari Brian sambil menggendong anak itu turun dari mobil. "Iya mbak ay, ini loh papa nya kesiangan jadi telat anter Brian." Jawab Ira ramah. Brian mengucek mata nya mungkin anak itu masih mengantuk. "Ya sudah. Saya bawa Brian masuk ya Bu? Ibu Ira sama bapak Irwan hati-hati di jalan." "Brian pamit sama orang tua mu," ucap Ailane memperingatkan Brian. Seperti nya keluarga mereka tak terlalu mengajarkan sopan santun. Saat pertama kali Brian dititipkan disini atau lebih tepat nya setahun yang lalu, saat orang tua nya akan pergi setelah mengantarkan nya Brian selalu acuh. Dan lama-kelamaan Ailane mengajar kan cara Brian untuk berpamitan. Alhasil Brian sudah terbiasa dengan hal ini karena memang Ailane sendiri yang mengingat kan nya setiap hari. "Hati-hati Mama, Papa." Brian mencium tangan kedua orang tua nya secara bergantian. Setelah mobil mereka sudah jauh dari pandangan, barulah Ailane masuk dengan Brian. Brian sudah turun dari gendongan nya dan mengeluarkan mobil-mobil an kesayangan nya untuk di mainkan seorang diri. "Brian sudah makan?" Tanya Ailane. Brian menggeleng polos dan mengeluarkan sebuah kotak makan dengan motif Spiderman dari tas nya. Ailane merasa kasian dan menarik kotak makan Brian. "Mau kak ay suapi?" Tawar Ailane. Brian mengangguk semangat, Ailane orang kedua yang mau menyuapinya makan selain Mbak Rina, pembantu rumah tangga nya. Bahkan orang tua nya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga melupakan jika merek masih memiliki anak yang membutuhkan kasih sayang dan didikan secara langsung dari orang tua mereka. Brian makan dengan lahap nasi goreng sosis itu. Ailene tersenyum haru, meskipun ia hidup dengan serba pas-pasan, namun kasih sayang orang tua nya selalu tercurahkan secara lebih kepada dirinya. Tak pernah ia merasa ditelantarkan oleh orang tua nya. Hari ini berjalan seperti biasanya, tak ada yang istimewa. Hidup nya juga monoton. Pesan yang dikirimkan Ailane sejak semalam masih sama hanya di baca saja oleh Sean padahal beberapa menit yang lalu Sean online. Tak apa, mungkin ini pantas untuk dirinya. Sebentar, kenapa pemikiran nya terkesan seperti ia sangat berharap Sean akan kembali? Tidak, ia tak peduli. Kembali atau tidak itu bukan urusan nya. Ia dan Sean tidak memiliki hubungan apa-apa, mereka hanya sebatas dekat saja tanpa memiliki hubungan yang jelas. Hingga tak terasa matahari perlahan-lahan sudah memudarkan cahaya nya. Hari akan berganti menjadi malam, satu persatu anak yang dititipkan disini sudah pulang. Bahkan Brian dijemput tepat waktu oleh kedua orang tua nya. Dewi yang bertugas mengunci tempat ini, karena ia kemarin sudah piket mengunci serta membersihkan tempat ini agar keesokan harinya anak-anak merasa nyaman saat dititipkan oleh kedua orang tua mereka di sini. Ting! Satu notifikasi tiba-tiba muncul dalam layar ponsel nya pikirannya tiba-tiba menyebutkan satu nama. Yaitu Sean, mungkin pria itu telah membalas pesannya yang belum ia balas dari kemarin. Ternyata itu sebuah notif dari i********:. Rayhanwinata_ mulai mengikuti anda. Ia membuka profil siapa yang mengikuti akun i********: nya. Karena memang jarang ada orang yang mengikuti i********: nya apalagi akun i********: nya bersifat private, sehingga hanya orang-orang yang ia ijinkan saja yang bisa melihat postingan pada i********: nya. Betapa kaget nya ia saat mengetahui ternyata itu adalah Rayhan! Orang yang dulu ia suka secara diam-diam selama tiga tahun. Astaga! Keajaiban apa ini? Tanpa pikir panjang ia mengkonfirmasi agar Rayhan bisa melihat postingan i********: nya. Ternyata ada sebuah pesan yang muncul otomatis saat mereka sudah saling follow. "Hai, dulu kita satu SMA ya?" Tangannya gemetar, ia belum membalas pesan itu karena perasaan nya yang masih sangat bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD