Bagian empat

1203 Words
“Kau mengenalnya?” tanya Dave. Athena menggeleng, tapi lelaki yang di bawa Dave sekarang ini sepertinya pernah Athena temui di suatu tempat. Wajahnya yang tidak banyak orang miliki pasti dengan mudah Athena kenali tapi sayang sekali terakhir kali pertemuan mereka tak ada yang saling bertukar nama sehingga Athena pun tak tau nama lelaki yang Dave bawa sekarang. “Ah aku pikir kau mengenalnya.” “Siapa lelaki ini?” tanya Athena. “Namanya Austin, beberapa hari lalu kau mengatakan butuh seorang bodyguard dengan kemampuan seperti tiga orang bodyguard, Austin cocok dengan apa yang kau inginkan. Kau tak perlu khawatir mengenai keterampilan dalam seni beladiri nya, aku sudah melihat sendiri kemampuan Austin.” Dave mendadak meraih ponsel yang berdering, sesaat lelaki itu melihat layar ponsel dan mengantonginya kembali. “Athena, aku sudah mendapatkan bodyguard mu tapi untuk sementara kau tinggal dengan Austin. Aku belum menemukan tempat tinggal untuknya, aku harus pergi untuk mengurus jadwalmu besok.” Dave kembali meraih ponselnya yang berdering, lelaki itu bergegas pergi dari apartemen Athena sehingga hanya ada Athena dan Austin di tempat itu. Austin menatap Athena, “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya nya. Mendengar itu Athena mendelik, langkahnya mendekat. “Kau sungguh tidak mengenalku atau hanya berpura-pura?” “Katakan dengan benar di mana kau bertemu denganku, apa kau tau aku sebelumnya tinggal di mana?” tanya Austin balik sambil memegang kedua lengan Athena. Athena semakin di buat tidak mengerti, apa ia salah mengenali orang di depannya ini? “Aku tidak mengenalmu dan aku juga tidak tau kau tinggal di mana, kita hanya pernah bertemu sekali dan itu saat...,” kalimat Athena menggantung karena ia tak sepenuhnya yakin apakah lelaki di depannya ini adalah orang yang sama atau bukan. Tapi Athena masih ingat, lelaki yang bersamanya waktu itu punya tatto naga di sebelah bahu kirinya, jika lelaki di depannya ini memiliki tatto yang sama itu artinya Austin telah kehilangan ingatannya. “Katakan dengan benar, apa kau mengenalku?” Austin sampai mengguncang lengan Athena karena ingin jawaban. Athena mundur dua langkah, sepertinya Austin memang tak mengenalnya. “Lupakan saja, kita tak saling mengenal, aku bahkan baru mengetahui namamu hari ini.” ucapnya sambil berjalan membelakangi Austin. Tangan Athena di tarik, perempuan itu berbalik cukup kasar ke arah Austin hingga menubruk tubuh kekar lelaki itu, walaupun Austin memakai baju dua lapis tapi Athena seolah bisa merasakan kerasnya tubuh Austin yang dulu sempat ia sentuh. “Hei! Kita baru bertemu untuk kedua kalinya, apa kau sebegitu bergairahnya sampai harus menarik tubuhku yang sekecil dua kali tubuhmu sekeras ini?” Spontan Austin mendorong Athena bahkan perempuan itu sampai hampir jatuh tersungkur, Athena mendelik. “You!” ujarnya sambil menunjuk Austin, “kau datang untuk menjadi bodyguard ku, tugas bodyguard adalah menjaga, tapi di hari pertamamu kerja kau malah mendorongku? Bodyguard macam apa kau ini?!” tambahnya dengan kesal. Athena yakin lelaki itu pasti hanya terlihat mirip, walaupun hanya sekali bertemu tapi perlakukan lelaki yang menjadi teman tidurnya waktu itu lebih lembut sikapnya ketimbang lelaki di depannya ini. Austin sendiri tak menghiraukan Athena, ia mengedarkan pandangan di apartemen tersebut dan ada sebuah rak kaca yang setengahnya telah penuh oleh piala penghargaan. Tapi bukan itu yang membuat Austin tertarik, melainkan apartemen luas yang Athena miliki seolah pernah Austin miliki juga tapi ia tak ingat karena dirinya terbangun di rumah sakit setelah mengalami koma beberapa hari. “Jadi di kamar sebelah mana akan aku tempati?” tanya Austin bersikap seolah ia bagaikan seorang boss, Athena berdecak tapi kemudian menunjukkan kamar kosong di apartemen tersebut. “Kau tinggal di sini, selama Dave belum menemukan tempat tinggal yang cocok untukmu maka kau akan tinggal di sini.” lepas mengatakan itu Athena memijit keningnya, “apa Dave tidak mencari tau dulu sifat bodyguard yang dia bawa untukku? Semoga saja lelaki bernama Austin ini dapat mengerjakan tugasnya dengan baik walau kesan pertamanya membuatku kesal.” batin Athena. Athena meneguk air mineral, setengah berkacak pinggang dengan sikap Austin. Entah dari mana Dave menemukan Austin, tapi Athena sangat yakin lelaki itu sangat mirip dengan lelaki yang pernah ia temui setengah tahun lalu. Tapi dua perbedaan di antara mereka, selain warna kulit juga sikap yang sangat berbeda, merasa tak nyaman sebelum Athena memastikan dengan sendiri tatto di bahu kiri Austin, Athena tidak akan tenang apakah lelaki itu adalah orang yang sama atau bukan. Gelas di letakkan begitu saja dan Athena tanpa permisi masuk ke dalam kamar yang mana Austin ada di dalam entah melakukan apa. Cklek.! Austin berbalik, “Ada apa?” tanya nya. “Aku harus memastikan sesuatu pada dirimu.” ucap Athena. “sebaiknya kita bicara di luar.” Athena berjalan untuk menunggu Austin di ruang tamu. Athena melipat tangan di depan perut melihat Austin duduk di sofa yang ada di depannya, lelaki itu hanya memakai kaos dan hoodie. “Dimana kau bertemu Dave?” “Untuk apa kau menjawabnya, kau bisa bertanya pada manager mu itu.” Athena merasa mendadak jengkel, “Apa yang Dave janjikan padamu untuk bekerja sebagai bodyguard ku?” tanya nya lagi. “Bayaran yang setara dengan kemampuanku dan juga mengembalikan ingatanku. Dave berjanji untuk membantuku mencari identitas yang aku lupakan hingga sekarang.” Kening Athena mengernyit, “Maksudmu kau tidak ingat siapa dirimu?” ucapnya. “Mengapa kau mengatakan hal yang sama untuk kedua kalinya, jika sudah jelas kau tak harus bertanya lagi.” Austin berucap dengan nada santai tapi menohok bagi Athena. Tak sabar untuk membuktikan keyakinan di hati Athena, perempuan itu pun lantas berucap. “Buka bajumu, aku ingin melihat sesuatu.” Alis Austin terangkat sebelah, “Apa kau terobsesi dengan tubuh lelaki?” “Buka, aku ingin kau membukanya agar aku bisa memastikan siapa dirimu.” ucap Athena. Tanpa banyak bicara Austin menanggalkan satu persatu bajunya yang dua lapis sehingga pahatan sempurna tubuhnya terlihat di hadapan Athena, sulit di percaya jika pemilik wajah tampan dan cantik ini memiliki tubuh yang besar di balik baju yang dia pakai. “Apa aku harus menanggalkan celanaku juga?” tanya Austin. Tangan Athena segera mengibas di depan wajahnya sendiri, “Tak perlu, sekarang kau berbalik.” ucap Athena lagi, Austin menurut dan benar saja tatto naga itu ada di bahu kiri Austin, sama persis dengan tatto yang Athena lihat dari lelaki yang bersamanya enam bulan lalu. “Ternyata itu benar dirimu.” gumam Athena. “Jadi kita pernah bertemu di suatu tempat setelah kau melihat tatto di bahuku ini?” tanya Austin. Athena mendekat, ia tak ragu lagi karena Austin adalah orang yang sama, tak mungkin dua orang berwajah serupa dengan tatto yang sama persis. Tanpa permisi Athena mendorong Austin untuk duduk dan ia pun menduduki pangkuan lelaki itu dengan kedua tangan membingkai wajah Austin. “Kau harus mengingat kejadian waktu itu walau kita bertemu untuk pertama kalinya.” “Apa maksudmu, jika aku ingat aku tak mungkin bertanya apa kau mengenalku.” balas Austin. “Aku tak mengenalimu tapi kita pernah bertemu, menghabiskan malam bergâirah bersama, jika kau melupakan momen tersebut maka aku akan membuatmu mengingatnya kembali dengan melakukan hal yang sama.” jawab Athena dengan tatapan menggoda tapi sialnya Austin menatap hal itu dengan datar sambil berucap. “Oh, jadi kau mencari bodyguard sekaligus untuk teman tidurmu?” ucapnya. “Sialân, aku tak berniat seperti itu tapi mungkin kau pengecualian.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD