Bagian lima

1220 Words
Austin memakai kembali bajunya sembari duduk di sebelah Athena. “Enam bulan lalu saat kamu terbangun dari koma dan tak sadarkan diri artinya itu adalah hari saat kita bertemu, saat itu kamu memang pergi terburu-buru dengan kalimat umpatan setelah menerima panggilan.” ucap Athena. Lelaki di sebelah Athena itu menoleh, “Kamu yakin saat itu aku pergi terburu-buru?” Kepala Athena mengangguk, ia sangat yakin akan hal itu. Meskipun pekerjaannya sangat amat banyak di dunia peran tapi bukan berarti memori Athena sangat dangkal untuk mengingat suatu kejadian, kemungkinan besar jika waktu itu Austin tidak pergi buru-buru pasti mereka akan melanjutkan permainan panas itu hingga pagi hari mendatang. “Enam bulan bukanlah waktu sebentar untuk mu mencari identitas yang hingga sekarang belum kamu temukan, seberapa jauh jangkauan yang sudah kamu sebarkan agar orang yang mungkin mengenalmu akan mendatangimu?” “Jangkauan yang bisa aku gapai cukup terbatas, aku tinggal dengan seorang nelayan yang keseharianku setelah sehat adalah ikut berlayar bersama nelayan lain, beberapa bulan ini aku hanya beberapa kali menginjakkan kaki di daratan.” Athena melebarkan matanya, “Kau berniat untuk menjadi bajak laut?” celetuknya membuat Austin mendorong kening Athena dengan jari telunjuknya. “Terlalu banyak pikiran di kepalamu ini sampai kamu berpikir aku akan menjadi bajak laut, tentu saja itu tak mungkin.” ucap Austin. Athena menyentuh dagunya seolah berpikir, sebenarnya ia bisa saja mendapatkan informasi Austin dan siapa lelaki ini sebenarnya, Athena punya kedudukan yang cukup populer di dunia selebriti dan jika menyebarkan pengumuman untuk mendapatkan kembali keluarga Austin itu bukan hal yang sulit, tapi kembali lagi ke masalah lain yang membuat Athena merasa ragu memanfaatkan kepopulerannya untuk membantu Austin. “Saat kau kembali ke darat apa tak seorang pun bertanya mengenai dirimu?” Austin menggeleng, Athena lantas memperbaiki duduknya menghadap ke arah Austin dengan wajah serius, “Aku bisa saja membantumu mencari identitas dan tempat tinggalmu tapi bagaimana jika ternyata kau bukan orang yang semudah itu untuk ditemukan?” tanya Athena. Kedua alis Austin terangkat, Athena pun menambahkan. “Biar aku jelaskan padamu lebih detail Austin, dirimu sudah sekitar enam bulan lalu ketika kamu terbangun di rumah sakit setelah beberapa hari koma, orang mengatakan telah menemukanmu terdampar di pantai dengan luka yang cukup banyak termasuk bekas luka tembakan di bagian sisi d**a kananmu. Jika kita lihat dari luka yang kamu dapatkan aku berpikir seseorang telah berusaha untuk membunuhmu dan jika aku mempublikasikan wajahmu ke publik maka bisa saja orang yang berniat untuk membunuhmu datang kembali melakukan aksinya.” “Memangnya apa kuasa yang aku pegang sampai mereka ingin membunuhku?” tanya Austin. Athena mengernyitkan kening. “Bagaimana aku tahu hal itu, aku baru mengetahui namamu hari ini, tapi apa yang aku katakan tadi hanya spekulasi yang aku buat sendiri, entah benar atau tidak aku pun belum yakin.” Memang belum jelas masalah Austin seperti apa, tapi di Boston keamanan sangatlah terjaga terlebih mengenai pencarian orang hilang, tapi sudah enam bulan dan tidak ada orang yang mencari sosok Austin, bahkan pihak kepolisian yang mungkin saja membantu Austin hingga sekarang belum memberikan kabar terbaru, dua hal yang ada di pikiran Athena saat ini adalah Austin bukan berasal dari Boston, lalu yang kedua mungkin ada masalah pribadi sampai seseorang berniat membunuh Austin kemudian membuangnya ke laut, tapi tubuh Austin justru terdampar di pantai yang ada di Boston. “Tapi dimana kamu bertemu denganku?” “Rhode Island.” jawab Athena, “dan kau terlihat bukan seperti orang tidak mampu, buktinya kau bisa hadir di sebuah pesta mewah yang diadakan di ibu kota dengan berpakaian yang bisa terbilang itu bukan pakaian murahan.” Austin mencerna kalimat Athena, “Maksudmu aku orang kaya dengan kedudukan tinggi di suatu perusahaan atau aku hanya salah satu orang yang terjebak dalam pesta tersebut?” tanya nya. “Jangan tanyakan hal itu padaku, aku pun tak tau siapa dirimu.” jawab Athena dengan suara jengah. Hening untuk beberapa saat, Austin sibuk menggali kalimat Athena yang ada benarnya, enam bulan bukanlah waktu yang sebentar tapi hingga kini Austin bahkan belum menemukan sedikit saja berita orang kehilangan yang menunjukkan fotonya, di internet pun fotonya tidak ada terpajang sebagai orang hilang. Masih banyak yang belum Austin ketahui mengenai identitasnya, mungkin juga benar ia adalah korban pembunuhan yang dibuang ke laut, bukti pertama adalah bekas tembakan di d**a kanannya hingga sekarang masih meninggalkan bekas. “Artinya aku tak bisa mempublikasikan diriku lebih dulu sebelum mengingat kembali alasanku sampai bisa terdampar di pantai?” Athena menoleh, “Untuk berjaga-jaga sebaiknya itu kau lakukan, di jaman sekarang dunia sangatlah kejam bahkan teman sendiri bisa menjadi duri tajam yang harus kita waspadai.” kalimat itu mendadak saja membuat Austin sekilas mengingat bayangan orang yang menendangnya hingga jatuh dari tebing, tapi hal itu jugalah yang membuat kepalanya langsung berdenyut menyakitkan. “Hei, what’s wrong with you!” pekik Athena memegangi lengan Austin dengan wajah panik ketika Athena sadar melihat Austin sepertinya tengah kesakitan. Lelaki itu berdiri menepis tangan Athena, “It’s okay!” hanya kalimat itu dan Austin pergi menuju kamarnya yang akan ia tempati. Athena terlihat bingung, Austin baru ia temui dua kali tapi ia seolah ikut terjun ke dalam masalah yang lelaki itu alami, bukankah seharusnya Austin yang menjaganya karena lelaki itu berstatus sebagai bodyguard mulai hari ini, tapi mengapa Athena merasa ia sedang mendalami sebuah kasus pembunuhan? Siapa sebenarnya Austin dan mengapa lelaki itu bisa terdampar begitu jauh dari yang tadinya berada di Rhode Island menjadi di pantai yang ada di Boston? Selama ingatan Austin belum kembali maka akan sangat berbahaya jika ternyata lelaki itu adalah seorang pembunuh bayaran, kemungkinan apapun bisa terjadi selama Austin sendiri tidak ingat siapa dirinya, terlebih Athena juga harus berhati-hati terhadap siapapun mengingat sekarang dirinya adalah orang yang sangat cukup berpengaruh di dunia entertainment. Di dalam kamar, Austin berusaha menghilangkan rasa pusing yang mendadak hadir saat ada bayangan seseorang dalam ingatan yang tidak jelas, orang itu mendorongnya hingga jatuh dari tebing namun sialnya wajah orang tersebut tidak begitu nampak jelas terlihat . Pintu terbuka, Athena masuk membawa segelas air dan juga obat. “Mengapa kehadiranmu justru membuatku harus merawatmu, di sini yang jadi bodyguard aku atau dirimu?” gerutu perempuan itu. “Aku tak menyuruhmu untuk merawatku.” “Hei, aku tak suka balasan jawaban seperti itu. Aku sudah berbaik hati memberikan obat harusnya kau berterima kasih padaku.” ujar Athena, “tapi kenapa mendadak kau memegangi kepalamu seperti tadi?” gelas di letakkan di meja samping Austin beserta obat yang Athena bawa. Austin terdiam, tanpa banyak bicara obat dan air yang Athena bawa ia teguk. Tangan Athena terulur menyentuh wajah Austin agar menoleh ke arahnya, terlalu sering berada di lautan membuat kulit putih lelaki ini menjadi eksotis. “What?” tanya Austin, sebelah tangannya meletakan kembali gelas di atas meja. “Kau tampan dan cantik di waktu yang bersamaan, sejak pertama melihatmu hingga sekarang aku tertarik dengan wajah yang kamu miliki ini.” “Apa ini jebakan agar aku tergoda olehmu?” sahut Austin. Athena menyeringai, “Mengapa aku harus menggodamu dengan kata-kata? Jika aku mau aku hanya perlu menggunakan tindakan untuk menggodamu, bukankah lelaki lebih suka melakukan tindakan ketimbang hanya sekedar kalimat?” Cepat Austin bergerak memegang dua lengan atas Athena dan mendorong wanita itu hingga posisinya berbaring di bawahnya, “Ternyata kau sangat ahli dalam perihal yang satu ini.” geram Austin. “Tentu saja, kau mau mencoba yang lain?” goda Athena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD