Sudah dua hari Lay menghabiskan waktunya di rumah tanpa ke mana-mana. Bosan? Tentu, tapi entah kenapa ia sangat malas melangkah kakinya keluar dari rumah. Ditambah lagi masa hukumannya dari sekolah belum berakhir. Sehari lagi maka semua akan kembali normal di mana ia bisa ke sekolah, bertemu Kanaya dan teman-teman lain, atau bertemu lagi dengan Fajar lalu mungkin memberinya sebuah pukulan. Musik dari ponsel mewah Lay mengalung indah, meskipun lagunya terkesan mendayu dan sedikit menguras emosi lantaran liriknya yang aduhai, tapi bukan berarti Lay akan menjatuhkan air mata meskipun saat ini hatinya tengah diremas oleh keadaan dan cinta yang menyakitkan. “Lay!” Suara sang papa dari belakang sofa terdengar. Lay yang sedang berbaring sedikit mengangkat tubuhnya lalu diikuti kepala yang m