Apakah Ini Nyata?

1144 Words

Hanin duduk berjongkok di depan Awan yang kini terduduk dengan wajah frustasi. “Udah nggak apa-apa kok,” ucap Hanin. Awan yang merasa malu pun membenamkan wajahnya di antara kedua lutut. Orang-orang yang lewat pun kita menatap heran pada mereka berdua. Semua orang kini pasti berpikir bahwa Hanin sudah membuat pemuda itu menangis. Hanin tersenyum lembut, kemudian mengelus kepala Awan perlahan. Awan pun mendongakkan wajahnya dan mendapati Hanin tengah tersenyum padanya. “M-maafin aku ya,” ucap Awan lirih. Hanin menggeleng cepat, kemudian segera menarik tangan Awan untuk pergi dari sana. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Tanpa terasa matahari kini sudah terbenam. Rupanya Awan dan Hanin menghabiskan terlalu banyak waktu mereka di pusat permainan itu. Awan pun mendesah menatap langit ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD