Hanin memasuki halaman rumahnya dengan pipi yang masih terasa panas. Suara deru vespa milik Awan masih terdengar sayup-sayup sebelum akhirnya benar-benar menghilang. Sebelum meraih gagang pintu, Hanin menghentikan langkahnya. Degup jantungnya masih saja berdetak cepat. Setiap kata yang terlontar dari Awan masih terngiang-ngiang di telinganya. Hanin kembali tersipu, seulas senyum malu-malu kembali membentang di wajahnya. Deg. Hanin lekas menggeleng pelan. Gadis itu kemudian membuka pintu rumah dengan sangat pelan. Hanin sedikit takut karena malam sudah larut dan dia pulang terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan sang mama. Gelap dan sunyi. Suasana rumah begitu sepi. Sepertinya semua orang sudah tertidur lelap. Hanin pun menjinjit langkah pelan menuju kamarnya, tapi baru beberapa saa
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books