Hanin berlari-lari kecil menghampiri Awan yang menunggu di seberang jalan. Sementara di balik pagar ada Nadine, papa dan mama yang sedang mengintip. Nadine merasa gemas melihat pemandangan itu. Dia turut berbahagia melihat dua sejoli yang kasmaran itu. Sang papa hanya tersenyum tipis, sementara mama kini berwajah rusuh. “Anak itu kan, dulunya sering gangguin Hanin di sekolah,” ucap mama. Nadine pun langsung merangkul sang mama, lalu berbisik ke telinganya. “Itu karena dia cari perhatiannya Hanin aja, Ma. Taulah cinta tapi gengsi.” Sang mama tersenyum. “Bisa aja ya, kamu... tapi bener juga, sih. Dulu mama juga nggak nyaman sama Papa kamu yang suka cari perhatian sama Mama.” Nadine langsung beralih menatap sang Papa yang kini terlihat malu. “Cie... cie....” Nadine mencoba menggoda papa