Eight

1745 Words
Happy Reading^-^ Maaf kalau nemu typo yah Alexa memperhatikan gedung perusahaan Hwakinzel Twins itu. Tiba-tiba saja dirinya merasa ragu untuk menemui Calvin. Alexa membalikkan tubuhnya dan memunggungi pintu masuk. Dia kembali berpikir apakah dia memang harus menemui Calvin atau tidak.  Dengan langkah sedikit ragu, Alexa pun masuk kedalam gedung itu. Tatapannya mengelilingi setiap ruangan. Dia mulai naik lift dan asal memencet tombol lift. Dia tidak tahu dimana Calvin berada.  Pintu lift terbuka di lantai dua. Seorang laki-laki masuk kedalam lift sehingga sekarang Alexa bersama dengan laki-laki itu. Dirinya diam sembari menundukkan tatapannya. Memikirkan bagaimana caranya untuk berbicara dengan Calvin. "Alexa?" Alexa tertegun dan langsung menoleh kearah pria itu. Dia terkejut ternyata pria yang baru masuk itu adalah Jayden, temannya Calvin. Karena terlalu bingung bagaimana cara berbicara pada Calvin membuat Alexa tidak sadar jika sejak tadi pria yang berdiri di sampingnya adalah Jayden. "Kau mencari siapa?" tanya Jayden. "Calvin. Apa dia ada disini?" tanya Alexa ragu. Dirinya tidak terlalu dekat dengan Jayden. Alexa lebih dekat dengan Tom sehingga dia ragu untuk berbicara dengan Jayden. Raut wajah Jayden berubah serius. "Iya. Dia tadi datang ke kantor. Tapi ..." "Tapi? Tapi apa?" tanya Alexa penasaran. "Sikapnya sedikit berbeda. Aku tidak tahu pasti karena waktu dia datang, Tom yang berbicara dengannya. Aku sedang ada urusan mendadak." "Tom ada dimana sekarang?" Jayden menekan tombol lima. Disana Tom berada. Mereka pun kembali diam hingga pintu terbuka di lantai lima. Alexa keluar bersama Jayden dan pria itu mengantarnya menuju ruangan Tom. "Tom," panggil Jayden saat membuka pintu ruangannya. Tom menatap kearah Jayden dan Alexa. Dia cukup terkejut mendapat tamu. Terlebih itu Alexa, teman dekat Catherine yang akan dia datangi sepulang dari kantor nanti.  "Alexa," Tom bangkit dari kursi dan menghampiri Alexa dan Jayden. "Kalau begitu, aku akan ke ruanganku. Aku masih banyak pekerjaan," pamit Jayden setelah Tom berada di dekat Alexa. Alexa dan Tom mengagguk bersama. Pintu itupun tertutup kembali. Tom mempersilakan Alexa untuk duduk di depan mejanya karena memang ruangan kerjanya tidak sebesar milik Calvin yang mempunyai sofa dan sebagainya. "Aku sebenarnya ingin menemuimu lebih dulu," ucap Tom memulai pembicaraan. "Catherine sakit, Tom. Dia menangis dan mengatakan kalau Calvin berselingkuh. Apa kau tahu sesuatu?" Tom menghela napas panjang, "Calvin membeli perusahaan baru tempat Catherine bekerja kemarin malam. Tadi Jayden menghubungi Calvin untuk datang kemari. Aku tidak mengerti apa masalahnya karena Calvin tidak mengatakan apapun. Dia menjadi pendiam seperti dulu. Saat dia datang saja dia hanya membahas masalah perusahaan denganku karena saat dia datang Jayden sedang keluar." Alexa mendesah pelan. Ini bukan masalah kecil. Calvin kembali menjadi pendiam seperti dulu. Untung saja dia tidak langsung menemui Calvin untuk sekarang ini. Tapi, kenapa Calvin membeli perusahaan tempat Catherine bekerja? Apa Calvin berniat akan melakukan hal seperti dulu yang pernah di lakukan pada Catherine?  "Lex?" panggil Tom dan mengangkat tangannya di depan wajah Alexa untuk menyadarkan wanita itu dari lamunannya. "Ah. Iya?" "Kau memikirkan apa?" tanya Tom penasaran. "Tidak," Alexa menggelengkan kepalanya. "Kau bilang Catherine sakit, lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia baik-baik saja?" "Saat aku datang kemari dia sedang istirahat. Aku sudah menyuruhnya untuk meminum obat." "Jika benar seperti apa yang kau katakan kalau Calvin selingkuh, aku tidak yakin. Meskipun dia tidak pernah menceritakan masalahnya padaku, tapi aku kenal dia sangat lama. Aku melihat Calvin sangat mencintai Catherine, jadi dia tidak mungkin melakukan hal itu." "Aku juga berpikir seperti itu," gumam Alexa, "Tapi, Catherine juga sangat mencintai Calvin. Tidak mungkin dia berbohong padaku kalau Calvin berselingkuh. Aku rasa Calvin memang dekat dengan wanita lain. Apa kau tidak menyadarinya? Wanita siapa yang tidak suka pada Calvin kalau lelaki itu bersikap baik? Aku lebih suka Calvin yang dulu. Aku memang tidak ada hak mengatakan itu, tapi ... aku juga kasihan pada temanku. Aku kasihan pada Catherine. Aku tidak ingin melihat dia sedih." Tom mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti maksud Alexa. Dia menghela napas pelan dan menatap wanita itu.  "Baiklah. Nanti, aku akan coba tanyakan masalah ini pada Calvin." "Cara bicaramu seperti sedang berbicara dengan karyawanmu," gumam Alexa tak suka.  Tom tertawa pelan. Dia menyukai wanita itu. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara menyatakan perasaannya. Saat ini Alexa sedang memikirkan keadaan Catherine. Tidak mungkin jika dirinya semakin membebani wanita itu dengan perasaannya. Lain waktu, saat sudah menemukan waktu yang tepat, Tom akan menyatakan perasaannya. "Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu," ucap Tom dengan nada menyesal. Dia mengatupkan kedua tangannya dan meletakkannya di depan d**a.  Alexa tersenyum tipis melihat tingkah Tom, "Aku ingin kau membantuku, Tom. Aku ingin masalah diantara mereka selesai secepatnya." "Kau tenang saja. Aku pasti akan membantumu." "Baiklah, kalau begitu aku harus pulang sekarang. Catherine sendirian di sana." "Hati-hati,"  Alexa mengangguk. Dia bangkit berdiri diikuti Tom. Lelaki itu mengantar Alexa sampai depan pintu ruangannya. Setelah melihat Alexa masuk kedalam lift, Tom kembali masuk keruangannya. ~ Calvin membuka pintu ruangannya. Pandangan matanya mengelilingi ruangannya saat tidak melihat Catherine ada di ruangannya. Apa wanita itu sudah sadar dan pergi begitu saja dari ruangannya? Apa keadaannya sudah membaik? Calvin mulai mengkhawatirkan keadaan Catherine. Dia juga tidak tahu dimana Catherine tinggal sekarang. Langkah kaki Calvin tertuju kearah sofa. Dia duduk di sofa panjang bekas Catherine berbaring. Dia duduk diam sembari memikirkan wanita itu. Calvin ingin melihat wajahnya. Dia ingin mendengar suaranya. Tapi, dimana dia sekarang? Satu tangan Calvin memegang ponsel miliknya. Dia menggeser layar ponselnya dan mencoba menghubungi Catherine. Berharap wanita itu akan menerima panggilan telepon darinya dan membicarakan masalah mereka dengan kepala dingin. Berharap wanita itu akan kembali padanya dan memakai cincin itu kembali. Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif- Calvin menurunkan tangannya. Ponsel Catherine tidak aktif. Apa wanita itu sedang tidak baik-baik saja? Calvin bangkit berdiri. Dia berjalan keluar ruangan dan pergi ke apartemen yang dulu menjadi tempat tinggal Catherine. Mungkin saja saat ini wanita itu kembali tinggal di apartemennya. Ponsel Calvin bergetar saat pria itu melajukan mobilnya. Calvin mengangkat telepon itu tanpa melihat lebih dulu siapa yang menghubunginya.  "Calvin? Kau dimana sekarang?" "Aku ada di jalan. Ada apa?" tanya Calvin. "Aku minta maaf, karena perbuatanku, hubunganmu dengan kekasihmu menjadi berantakan." Calvin mengernyitkan keningnya mendengar nada suara Caitlin. Wanita itu sesenggukan seolah terdengar seperti sedang menangis. Merasa memgkhawatirkan keadaan wanita itu, Calvin menepikan mobilnya. "Apa terjadi sesuatu lagi denganmu? Apa pria sialan itu masih mengganggumu?" "Aku ... akan pergi saja dari sini." "Memangnya kau akan kemana? Kau mengatakan padaku tidak ada keluarga yang membantumu kan?" "Aku sudah membuat hubunganmu dengan kekasihmu berantakan. Aku tidak ingin dia salah paham padaku dan membenciku," jawab Caitlin disela tangisnya. Calvin mendesah kasar mendengar ucapan Caitlin. Ini bukan kesalahan Caitlin. Salah paham ini hanya terjadi karena Catherine tidak ingin mendengar penjelasannya. Dia tidak menyalahkan Caitlin atas masalahnya dengan Catherine. Dan sebenarnya dia juga tidak sadar saat meninggalkan Caitlin di depan kantor Catherine kemarin. "Kau ada dimana sekarang? Aku akan menjemputmu," tanya Calvin. "Aku ada di motel. Sejak kemarin aku tinggal disini." "Di motel mana?" "Di motel yang dekat dengan kantor kekasihmu." Calvin mengedarkan pandangannya. Dia pernah melihat ada sebuah motel di dekat kantornya. Setelah menemukan motel yang letaknya ada di seberang jalan, Calvin pun mematikan sambungan teleponnya dan meminta Caitlin untuk menunggunya di depan motel. Caitlin pun meletakkan ponselnya diatas ranjang. Dia mendesah kasar dan menghapus airmatanya. Dirinya sengaja menangis semalaman supaya kedua matanya terlihat bengkak. Caitlin bangkit berdiri dan tersenyum senang. Dia menghampiri sebuah kaca rias dan melihat bayangannya di depan kaca. "Apa penampilanku sudah terlihat menyedihkan?" tanyanya pada bayangannya sendiri.  Wanita itu mulai mengambil kain kasa dan juga obat merah. Dia membalut luka kecil yang jatuh akibat mobil Calvin yang melaju cepat dan membuatnya terjatuh. Dia juga menambahkan banyak obat merah supaya lukanya terlihat parah.  Caitlin tersenyum senang sembari membalut luka di lutut dan juga sikunya. Setelah selesai membalut lukanya. Dia kembali berdiri di depan kaca dan memperhatikan bayangannya. Jika Calvin melihat keadaannya yang sekarang, dia yakin pria itu pasti tidak aka meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Calvin sudah pasti akan menawarkan tempat tinggal untuknya. Dan dengan begitu dirinya bisa semakim dekat dengan pria itu dan mengambil apa yang sudah menjadi tujuannya. Dirinya merasa sangat senang akhirnya bisa membuat hubungan Catherine dengan Calvin hancur berantakan. Dia yakin setelah ini, semua rencananya akan berjalan dengan lancar. Dia akan terus membuat Calvin menjauh dari Catherine.  "Calvin, You and your money is mine," gumam Caitlin dan tertawa.  Setelah kematian orangtuanya, hidup Caitlin di penuhi oleh hutang-hutang ayahnya. Sehingga dia kembali ke Kanada saat mendengar kesuksesan Calvin. Dirinya lari dari para rentenir-rentenir yang menagih hutang ayahnya. Dirinya yang terbiasa hidup dalam kemewahan membuat Caitlin melakukan banyak cara untuk mendapatkan uang. Bahkan dirinya pernah menjadi simpanan seorang milyarder. Namun itu tidak bertahan lama karena istri p****************g itu mengetahuinya dan mengancam akan memasukkannya kedalam penjara jika masih mengganggu suaminya. Tentang lelaki yang pernah mengejarnya di apartemen tempat tinggal Catherine? Caitlin sudah merencanakan hal itu. Sebelum melakukan sandiwara itu, dirinya mengamati Calvin lebih dari satu minggu ini. Dia pun menyewa seorang laki-laki yang berperan pria yang mengejarnya itu. Meskipun sudah lama tidak bertemu dengan Calvin, tapi Caitlin begitu sangat yakin bahwa pria itu akan membantunya dan dengan mudah masuk kedalam perangkapnya. Caitlin berjalan keluar motel dengan langkah terseret-seret. Dia memperlihatkan aktingnya lebih baik dari seorang pemain film profesional. Sampainya di depan motel, dirinya bersandar di pondasi motel itu sembari menunggu mobil Calvin. Senyum wanita itu mengembang saat melihat sebuah mobil berhenti di depannya. Calvin turun dari mobil dan tertegun melihat keadaan Caitlin. Dia langsung berlari menghampiri wanita itu. "Caitlin, apa yang terjadi denganmu? Bagaimana kaki dan tanganmu bisa terluka seperrti ini?" tanya Calvin bingung. "Aku ... tidak apa-apa. Calvin, aku minta maaf, karena aku, kekasihmu jadi salah paham padaku. Dan hubungan kalian-" "Itu bukan salahmu," potong Calvin dan meraih tas di tangan Caitlin. Dia merangkul wanita itu untuk berjalan kearah mobilnya.  Calvin membuka pintu mobil dan mempersilakan Caitlin untuk duduk di kursi depan. Dia juga menutup pintunya kembali dan masuk kedalam mobil. Calvin mulai melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat. Diarah yang berseberangan, sebuah taksi berhenti dan memperhatikan mereka. Alexa terkejut melihat apa yang di lakukan Calvin. Dia melihat Calvin begitu dekat dengan wanita yang tidak dia kenal.  "Siapa wanita yang bersama dengan Calvin? Apa dia wanita yang berselingkuh dengan Calvin?" gumam Alexa tak percaya. Setelah melihat mobil Calvin melaju, Alexa meminta sopir taksi itu untuk memutar balik mobilnya dan mengikuti mobil hitam milik Calvin. Sepanjang jalan Alexa terus memikirkan siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan Calvin. ~ TBC ~ Maaf yah cerita ini updatenya seminggu sekali. Tapi buat hari ini aja, kalau kalian mau besok update lagi, aku hanya minta 100+ komentar. Apa kalian bisa menyelesaikan tantangan ini???hehehehe~~~ Makasih Dii
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD