Lembar Kelimabelas

1023 Words
Cakra melangkahkan kakinya menuju mobil pribadinya, hari ini dirinya memilih untuk menyetir mobilnya saat ke kantor tanpa diantar oleh sopir yang biasa mengantarkannya. Cakra melempar tas kerjanya ke arah jok sampingnya. Ia lalu segera melajukan mobilnya menuju keluar rumah, Cakra membunyikan klakson mobilnya untuk memberikan isyarat kepada Pak Tono agar membukakan gerbang rumahnya. Cakra hari ini datang lebih awal ke kantornya karena ia harus menyiapkan berbagai berkas yang harus ia urus untuk keperluan bisnisnya siang hari nanti. Cakra menjabat sebagai direktur di perusahaannya. Ia bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri. Perlu diketahui keluarga Cakra memang benar-benar orang berasa, ia bahkan kini juga mengelola hotel milik keluarganya sebagai warisan dari ayahnya yang kini sudah tiada. “Lo kok tumben jam segini udah sampe di kantor? Biasanya siang baru ke sini.” tanya Dona ketika melihat Cakra sudah rapi dengan mengenakan setelan jas nya yang berwarna abu gelap. "Lagi pengen aja." jawab Cakra santai. "Aneh lo." balas Dona singkat. "Aneh kenapa?" tanya Cakra mengapa dirinya dikatakan orang yang aneh oleh Dona. "Ya aneh, biasanya lo kalau ada meeting gitu suka mepet datengnya, sekarang giliran nggak ada jadwal meeting sama klien lo malah dateng pagi." balas Dona menjelaskan maksud dirinya mengatakan Cakra orang yang aneh. "Ya emang lagi pengen aja gue hari ini berangkat lebih pagi." ucap Cakra santai sambil ia menatap layar ponselnya. Dona hanya menggelengkan kepalanya terheran dengan sikap Cakra pagi ini, entah apa yang membuat Cakra datang ke kantor lebih awal dari biasanya. "Eh iya kata sepupu gue, temennya udah sampe di Jakarta, udah di rumah lo kan?" tanya Dona teringat akan seseorang. "Siapa temen sepupu lo?" tanya Cakra yang tidak tahu tentang maksud dari pertanyaan Dona. "Ih siapa sih itu namanya gue lupa, Agne, Ani..." Dona menebak nama teman sepupunya itu, namun karena ia lupa namanya akhirnya ia mencoba untuk menebak seingat dirinya. "Agni namanya." Cakra langsung menyaut ucapan Dona barusan. "Nah iya itu namanya, gimana orangnya?" tanya Dona. "Gimana emang maksud lo gimana?" tanya Cakra. "Ya anaknya gimana? Cantik ya orangnya? Lo naksir nggak sama dia?" Dona mulai meledek Cakra. "Apaan sih, lagian ngapain gue suka sama dia, kenal juga nggak." balas Cakra. "Masa nggak kenal sih? Dia juga tinggal di rumah lo kan?" tanya Dona tak mempercayai ucapan Cakra. "Ya emangnya kalau tinggal serumah gitu harus akrab?" Cakra bertanya balik kepada Dona. "Ya harus dong Cakra Hutamaaa." balas Dona menahan kegemasan dirinya dengan kelakuan Cakra yang begitu cuek terhadap orang lain. "Suka-suka gue dong." ujar Cakra santai. "Terserah lo ah gue males." balas Dona sambil menatap Cakra sinis. "Kapan-kapan lo aja Agni ke sini dong plisss." Dona meminta Cakra untuk mengajak Agni ke kantor agar dirinya juga bisa akrab dengan sahabat sepupunya itu. "Ntar kalo nggak males." balas Cakra santai. "Hih dasar ngeselin pantes aja jomblo." Dona meluapkan kekesalannya sambil meledek Cakra. "Lah apa hubungannya?" tanya Cakra tak terima. "Ya makanya jadi orang nggak usah ngeselin." Dona akhirnya menyerah dengan sikap cuek Cakra dan langsung pergi keluar dari ruangan Cakra. Walaupun Dona sudah biasa menghadapi sikap Cakra yang cuek, namun tetap saja hal itu membuatnya kesal. Dona memilih untuk keluar dari ruangan Cakra lalu kembali ke meja kerjanya, sedangkan Cakra masih dengan kesibukannya menatap layar ponselnya. *** Laeli menyiapkan bahan yang akan ia gunakan untuk mengajar, hari ini dirinya sudah resmi diterima menjadi assisten dosen salah satu mata kuliah di kampusnya. Laeli tidak ingin menyia-nyiakan hari ini, dimana hari dirinya mulai mengajar, walaupun ia mengajar orang yang rata-rata umurnya hampir setara dengannya dan membuat dirinya sedikit tidak percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, namun hal itu tidak menghalangi langkah Laeli untuk tetap terus berusaha memberikan yang terbaik yang ia bisa. "Ibu, Laeli berangkat dulu ya." Ketika Laeli sudah selesai sarapan, ia langsung bergegas mengambil tas dari dalam kamarnya dan segera bepamitan kepada Ibunya yang tengah menyapu di depan rumah. "Tumben kok kamu berangkatnya pagi banget Lel?" tanya Yuni yang tengah menyapur teras rumahnya. "Iya Bu hari ini Laeli masuk pagi." jawab Laeli kepada ibunya. Hingga saat ini ia memang belum bercerita kepada ibunya mengenai dirinya yang diterma menjadi asisten dosen. Mungkin ia akan bercerita nanti saja ketika dirinya sudah menerima gaji pertamanya menjadi asisten dosen. Dirinya sudah berjanji separuh gaji pertamanya akan ia berikan untuk ibunya, sedangkan separuhnya lagi akan ia belanjakan untuk keperluan rumah dan keperluan kuliahnya. "Yaudah hati-hati di jalan." ujar Yuni kepada anaknya. "Iya Bu, ya udah Laeli berangkat dulu ya Bu." Laeli mencium tangan ibunya, setelah itu ia berjalan ke depan gang rumahnya menunggu angkot dengan tujuan ke kampusnya. Laeli menunggu kedatangan angkot tersebut dengan sabar sambil mengatur deru napasnya yang kian gugup karena hari ini adalah hari pertama dirinya mengajar di kampus. Sesampainya di kampus, Laeli segera masuk kedalam kampusnya, ia berjalan menyusuri koridor fakultasnya, ia harus berangkat lebih awal agar dirinya bisa merasa benar-benar siap untuk mengajar, semua bahan ajar sudah ia persiapkan semalam. Sebelum ia pergi ke kelass yang akan ia ajar, Laeli terlebih dahulu pergi ke toilet sebentar. Ia berdiri di depan kaca dan wastafel di toilet tersebut. Laeli tampak memandangi dirinya sendiri melalui kaca di hadapannya. Sesekali ia merapikan kembali pakaiannya yang sebenarnya pakaian dia sudah rapi. "Tenang Laeli, jangan panik." Laeli menenangkan dirirnya sendiri sambil mengatur napasnya pelan agar tidak grogi saat akan memasuki ruang kelas. Setelah beberapa saat kemudian, Laeli keluar dari dalam toilet dan bergegas mempercepat langkahnya menuju kelas yang akan ia ajar. Laeli memasukki kelas tersebut dengan posisi kelas yang sudah ramai diisi oleh para mahasiswa yang akan mengikuti kuliahnya. "Selamat pagi semuanya..." Laeli menyapa semua orang yang berada di kelas. "Selamat pagi..." Para mahasiswa menjawab salam dari Laeli serentak. "Mungkin agak kaget ya teman-teman melihat saya yang masuk ke ruang kelas ini, bukan Bu Ita yang biasanya mengajar kalian." ucap Laeli membuka pembicaraan di kelas ini. "Perkenalkan nama saya Laeli di sini saya sebagai asisten dosen akan mengajar di mata kuliah yang diampu oleh Bu Ita." Laeli memperkenalkan dirinya di depan kelas yang akan ia ajar. Jujur saja ia sangat gugup karena ini pertama kalinya dirinya mengajar di depan banyak orang, tapi dirinya tidak boleh patah semangat untuk terus berusaha. Laeli kemudian mulai membuka materi yang akan ia disikusikan dengan mahasiswa yang lain hari ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD