When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di hadapan mereka ada Arya yang memandang keduanya dengan bingung. “Kog kamu kenal Bu Fira?” tanya laki-laki yang masih gagah diusianya yang sudah mencapai 45 tahun. “Silahkan duduk, Pak Arya,” Fira berkata mempersilakan Boss anaknya untuk duduk. “Bu, saya ada janji dengan Dewa di sini,” beritahu Arya yang seketika membuat dua perempuan beda usia itu panik. “Aduh, gimana ini?” bisik Larisa dengan wajah pias. “Nggak apa-apa, Sa. Nanti biar Tante yang menghadapi Dewa,” Fira mencoba menenangkan hati gadis itu. Larisa menggelengkan kepalanya. “Saya takut, Tante,” bisiknya. Fira menghela nafas, maklum dengan sikap gadis itu. Dia tahu betapa kerasnya sikap putranya kalau sudah kecewa. “Sa, sementara kamu ke toilet dulu,” kata Arya memberikan alternatif. Tanpa banyak bicara, gadis itu lan