When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dewa berdehem, menetralisir rasa kagetnya gara-gara pernyataan Reina. “Maksudnya gimana, Rei?” tanya Dewa, tatapannya menyelidik ke arah Reina. Kekasih Alex itu tertawa mendengar pertanyaan atasannya itu. “Aksi mereka melakukan pendekatan ke Bapak terlalu mudah ditebak,” santai dia menjawab. “Tiap pertemuan internal mereka yang paling heboh curi perhatian ke Bapak,” kata Reina mulai menghitung alasan pengamatannya. “Mereka juga yang paling semangat kasih kudapan ke Bapak kalau ada pertemuan divisi,” jemari Reina mengacungkan dua jarinya. Dewa dan Liana melongo mendengar ucapan demi ucapan Reina. “Yang kelihatan banget tuh, permintaan nebeng mobil Bapak tiap mau nengok Resty. Saya rasa satu kantor juga menyadarinya. Termasuk kamu kan Li?” Reina memberikan paparannya da menembak Lia