"Tian, kau di dalam?" suara panggilan dari luar membuat Tian yang saat itu tengah bermain solo di atas ranjangnya langsung berhamburan berlari menuju kamar mandi.
Bahkan ia sendiri tak sempat meraih celana boxer nya yang tadi sempat ia lepaskan.
"s**t!" umpatnya. Ia melirik kebawah dan langsung menatap miris adik kecilnya yang masih menegang sempurna.
"Tian?" suara panggilan itu masih terdengar. Membuat Tian mengeram kesal.
Suara pintu kamar terbuka membuat Tian kembali menegang, "Tian?" lagi-lagi suara panggilan. Ia tahu itu suara siapa.
Berkat wanita itu yang tengah datang bulan, Tian harus bersabar untuk memainkan adiknya sendiri dulu.
"Tian? Kau di dalam?" Tian melirik pintu kamar mandinya, suara Riani semakin mendekat. Dengan cepat Tian menghidupkan shower untuk memberi kode pada wanita itu jika dia tengah mandi.
"Tian, kau sedang mandi? Ada tamu di bawah. Aku tak mengenalnya. Dia seorang wanita cantik." teriak Riani. Setelahnya Suara Riani tak terdengar lagi. Tian segera mematikan showernya dan saat itu pula, ia mendengar pintu kamarnya tertutup kembali.
Sedikit waspada, Tian mencoba mengintip sedikit dari pintu kamar mandi yang ia buka, dan ternyata dugaannya benar, Riani sudah keluar.
Dengan kencang, Tian berlari menuju pintu kamarnya dan segera menguncinya.
Tian menghembuskan nafas lega. Sekali lagi ia melirik ke bawah, dan di bawah sana sudah kembali mengecil terkulai ke bawah.
Tian menatap miris. Ia yakin bakal calon anaknya yang tadi sempat ingin keluar, memutuskan untuk masuk kembali.
Kasian sekali.
Dengan wajah juteknya, Tian berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil sepasang pakaian santai. Baju kaos lengan pendek dan celana panjang tanpa boxer.
Setelah mengenakannya, Tian segera turun ke bawah, melihat siapa yang tadi Riani bilang datang.
Saat sampai di bawah, Tian menajamkan penglihatannya, ia tak mengenal wanita seksi yang kini tengah duduk di sofa ruang tamunya.
"Siapa kau?" tanya Tian.
Wanita itu terkejut saat melihat sosok Tian sudah berdiri di sebelahnya.
"Oh. Tuan. Saya Airin. Maaf mengganggu aktivitas anda tuan. Saya utusan dari bapak Pasto."
"Pasto?"
"Iya. Direktur utama Adidaya Group."
Tian meng 'Aa' saat nama Adidaya Group disebut.
"Ada apa?" tanya Tian santai.
"Begini Tuan. Bapak Pasto ingin mengundang anda ke acara pernikahannya yang diadakan di Hotel Galaxy minggu depan. Untuk resminya, saya berikan undangan dari beliau." Airin menyerahkan Undangan mewah yang ia bawa pada Tian.
Tian segera mengambilnya namun tak berminat untuk membaca.
"Akan saya usahakan datang." ucap Tian seadanya.
"Baiklah. Saya pamit tuan.." Tian mengangguk lalu menyambut uluran tangan Airin.
Entah kenapa ia merasa Airin tengah menggodanya. Bahkan saat duduk tadi, Airin sengaja membuka sedikit kakinya dan menampakkan celana dalam berwarna putih tipis, sampai-sampai kulit vaginanya terlihat.
Tak hanya itu, saat bersalaman, Airin juga menggoda Tian dengan menggelitiki telapak tangan Tian.
Shit!
Umpatan kembali Tian layangkan. Ia merasa gelisah saat ini. Apalagi sang adik kecil yang kembali berdiri dan sialnya, ia tak mengenakan celana dalam. Jadilah ketegangan itu bisa dilihat jelas oleh gadis di depannya.
"Butuh bantuan tuan?" goda Airin semakin membuat Tian panas.
Tian melirik penampilan Airin dari atas sampai bawah. Apalagi paha mulus Airin berhasil membuat Tian semakin menggila.
"Ikut aku.." ucan Tian tajam dan penuh gairah.
Airin langsung bersorak dalam hati. Benar apa yang boss nya katakan, Tian sangat mudah digoda. Dan see? Sebentar lagi ia akan bisa merasakan hentakan nikmat seorang Tian.
*****
Tian mengajak Airin memasuki kamar tamu yang ada di lantai bawah. Sesampainya di kamar, ia langsung menutup pintu dan tanpa aba-aba, Tian mengecap bibir Airin panas. Mereka saling menikmati, menggigit dan bermain lidah.
Airin menggenggam adik kecil Tian membuat pria itu melenguh nikmat.
Ciuman itu dilepas sepihak oleh Airin. Dengan cepat gadis itu berjongkok dan menarik celana Tian turun memunculkan keperkasaan Tian yang telah mengeras panjang.
Desahan kenikmatan langsung keluar begitu saja dari mulut Tian saat miliknya menyatu dengan mulut Airin. Panasnya di dalam membuat Tian semakin menggelinjang penuh gairah.
Airin memaju mundurkan wajahnya, menghisap benda keras itu penuh minat. Bahkan Tian dibuat tak berdaya oleh Airin.
Airin menekan kepalanya dalam, sampai membuat ujung milik Tian menyentuh kerongkongannya. Lenguhan hebat terdengar kuat dari mulut Tian.
"Waawww.. Kau hebat b***h!" puji Tian.
Senyum bangga terpampang di wajah Airin.
Ia kembali melakukan hal yang sama, membuat Tian dibuat gila oleh rasa nikmatnya.
Tak tahan lagi, Tian menarik Airin berdiri, menciumi bibir merah merekah itu penuh gairah.
Tian membalikkan tubuh Airin dan mengangkat rok pendek Airin sampai memunculkan b****g putih gadis itu.
Tian menamparnya sedikit keras membuat Airin terpekik manja.
"Kau menggodaku sayang.." ucap Tian panas.
"Lakukan Tuan.. Lakukan.. Masuki aku dan puaskan milikmu.."
Mendengar permintaan Airin yang menggoda, Tian langsung mengarahkan miliknya tepat di depan lubang kenikmatan Airin.
Menyampingkan celana dalam Airin yang tipis dan tanpa menunggu lagi, Tian langsung menancapkan miliknya masuk.
Milik Airin ternyata sudah basah, memudahkan akses Tian untuk masuk ke dalam.
Lenguhan keduanya terdengar serentak saat milik mereka sudah menyatu.
"Wwaww.. Kau sempit sayang." takjub Tian. "Kau jarang bercinta?"
"Aaghh.. Goyang Tuan. Maju mundurkan milikmu. Aku sudah tak tahan." Airin mulai kegerahan.
Airin menarik bajunya ke atas dan meloloskan dari kepalanya. Kini hanya tersisa bra dan celana dalam saja. Tanpa pikir panjang, Airin kembali membuka satu kain di tubuhnya, beruntung pengapit bra Airin ada di depan, jadilah ia dengan mudah melepaskannya.
Tian masih belum menggerakkan miliknya, membuat Airin semakin frustasi.
"Tuaaan..!" desah Airin sembari meremas dadanya sendiri. "Saya mohon, gerakan milik anda Tuan. Masuki saya sedalam mungkin."
Airin sungguh terlihat seperti p*****r kelas kakap. Bahkan Riani yang ia tiduri tak pernah berucap seperti itu padanya.
"Welcome honey." satu hentakan keras menjadi awal dari hentakan-hentakan keras Tian yang lain. Hentakan yang membuat seorang Airin mengerang nikmat, hentakan yang berhasil membuat Airin frustasi. Membuat rasa gatal di v****a Airin semakin menjadi dan meminta untuk di puaskan lebih.
Suara raduan kelamin dan desahan nikmat keduanya, menjadi alunan menggairahkan tersendiri bagi mereka.
Airin merasakan hantaman dahsyat itu akan datang. Rasa geli itu menjalar dari pangkal kakinya dan terus ke atas sampai tepat di ujung kemaluaannya, Airin berteriak menandakan ia telah sampai lebih dulu.
Tubuhnya bergetar hebat, nafasnya tersengal, Tian menghentikan sementara gerakannya, memberikan kesempatan untuk Airin menikmati sisa-sisa pelepasannya.
Paha Airin masih bergetar. Tian mencabut miliknya dan mendorong Airin untuk berbaring di atas ranjang.
Airin menurut, gadis itu menelentangkan dirinya, membuka pahanya lebar dan siap untuk dimasuki kembali oleh keperkasaa Tian yang masih menjulang tegak.
Tian naik ke atas Ranjang, kembali mengarahkan miliknya tepat di depan senggama Airin dan langsung menghentaknya masuk ke dalam. Mereka kembali bergumul panas, tak peduli orang-orang yang akan mendengar. Karena memang pelayan Tian sudah paham bagaimana sifat majikannya.
*****
Riani merasakan kerongkongannya mengering. Ia baru saja selesai mendekor kamarnya dan kini tubuhnya membutuhkan air.
Riani turun ke dapur dan mengeluarkan sebotol air dingin dari dalam lemari es, menyalinnya ke dalam gelas dan meminumnya.
Asik menikmati kesegaran air tersebut, Riani dibuat tersedak saat telinganya tanpa sengaja mendengar desahan seorang wanita.
Dan desahan itu berasal dari kamar tamu.
Riani yang penasaran, mencoba untuk mendekat. Dan semakin ia mendekat, suara desahan dan lenguhan terdengar semakin kencang.
Bahkan ia juga bisa mendengar desahan nikmat dari seseorang yang suaranya sudab begitu Riani kenal. Bahkan suara desahan itu sebelum dia datang bulan, nyaris tiap saat ia mendengarnya.
Jantung Riani berdegub kencang. Perlahan tapi pasti, Riani meraih gagang pintu dan betapa terkejutnya dia saat melihat pintu itu tak terkunci.
Riani memberanikan diri membukanya sedikit dan tontonan itu langsung tertangkap oleh wanita itu.
Dengan jelas ia bisa melihat Tian tengah menggagahi seorang wanita. Dan tatapan Riani menajam saat ia mengenal siapa yang saat ini tengah dimasuki Tian.
Itu tamu yang tadi.
'Apa dia p*****r baru Tian? Dan dirinya akan dibuang?' mengetahui fakta itu, Riani tanpa sadar menyentuh dadanya. Rasa nyeri tiba-tiba menyerang.
Riani kembali menatap ke depan. Lurus menuju posisi Tian yang menghentakkan miliknya semakin kencang dan lenguhan panjang menjadi penanda jika Tian sudah sampai.
Bahkan Riani bisa melihat Tian membuang di dalam. Semua itu terlihat jelas dari Tian yang mendorong miliknya kuat ke dalam.
Cukup lama Tian menahan, sampai ia mengeluarkan miliknya dari dalam milik Airin.
Saat milik Tian dicabut, Riani melihat cairan Tian yang meleber keluar.
Tak tahan dengan tontonan tersebut, Riani langsung menutup pintu. Suara tutupan yang sedikit keras, membuat Tian terkejut dan langsung melirik ke sana.
"Siapa itu?" tanya Airin pada Tian.
Tian tak menjawab. Ia kembali berubah dingin. Dengan cepat Tian mengenakan pakaiannya kembali, membuka nakas ranjang dan mengambil pil pencegah kehamilan yang memang ia sediakan di sana.
"Kau minum ini." ucap Tian dingin yang langsung dituruti Airin. Jujur Airin sendiri belum siap untuk hamil. Bahkan saat ia bercinta dengan bos nya saja, Airin selalu meminum obat tersebut.
*****
Riani terdiam di taman kelinci. Ia terdiam mematung saat mengingat kembali gambaran Tian yang tengah menikmati ssenggamanya dengan tamu wanita itu.
Riani menyentuh dadanyaa. Ia seolah tak Rela Tian meniduri perempuan lain selain dirinya.
Ia tak rela Tian menghentak milik wanita lain. Ia ingin Tian hanya memasukinya, membuatnya mendesah gila, saling melumat dan menjilat.
Ia ingin hanya dia, dan sampai kapanpun hanya dia.
Ya Tuhan, rasa apa ini? Batin Riani bergumam.
*****