SL. 21

2081 Words
Sudah seminggu Anastasia menyadang status sebagai Asissten Rekal atau lebih tepatnya ia menyebutnya sebagai pembantu mungkin karena terkadang sebagai seorang yang katanya Asissten atasan pekerjaannya terlihat sebagai seorang pesuruh. "Ikut gue ke Bogor, ada meeting disana," kata Rekal yang membuat wanita tersebut sontak mengerutkan keningnya. "Sekarang?" tanya Anastasia dengan terkejut. Laki-laki yang kini sedang memakai jass-nya kembali sontak menoleh ke arah Anastasia dengan sorot mata yang melekat. "Tahun depan!" seru Rekal yang membuat Anastasia ber Oh ria lalu mencetus, "Tahun depan kok bilangnya sekarang." Rekal yang mendengar sontak menatap terkejut lalu menahan rasa gemas nan kesalnya. "Ya sekarang Na! Kita nginap, karena ada masalah proyek disana," jelas Rekal. Anastasia menyela, "Nginap?" Dengan nada seraya meyakinkan, laki-laki tersebut mengangguk sambil mengambil handphonenya yang akan ia masuki ke saku celananya. "Kenapa diam saja, ayuk." Rekal melangkah menjauh dari meja kerjanya untuk keluar dari ruangan tersebut, sedangkan wanita tersebut sontak melongo lalu bergumam, "Tuh orang suka banget mendadak si ish!" Wanita tersebut kini mengambil tas selempangnya lalu membawa tab kecil untuk suatu waktu dibutuhkan, langkah kakinya kini keluar dari ruangan tersebut dengan sedikit terburu-buru namun ia malah melihat Rekal yang masih memgobrol dengan sekretarisnya. "Sudah?" tanya Rekal sambil melirik melaluo ekor matanya ke wanita tersebut. Anastasia mengangguk untuk menjawabnya. "Lery, kalau ada apa-apa kabarin saya segera ya, dan jika ada dokumen yang harus di tanda tangan atau saya lihat kirim ke email saya," jelas Rekal yang membuat wanita cantik tersebuf mengangguk sopan lalu menyahut, "Baik Pak." Laki-laki tersebut mengangguk lalu berlalu dari hadapan sekretarisnya tersebut, Anastasia sontak mengerutkan keningnya keheranan. "Kenapa kamu diam saja?" tanya Rekal ketika melihat Anastasia tidak mengikuti langkah kalinya, wanita tersebut sontak mengangguk dengan senyuman ke arah Lery seolah berpamitan. Anastasia melangkah dengan cepat hingga kini berada di samping laki-laki yang kini memiliki aura yang memikat, pesonanya juga bukan main-main terlebih kini ia terlihat berwibawa dengan jass yang melekat ditubuhnya. "Kenapa lihatin gue? Terpesona sama gue?" tanya Rekal. "Dih, pede banget lu. Masih banyak yang bikin gue terpesona dibanding lu," cetus Anatsasia dengan sarkasnya yang membuat Rekal jelas terkekeh pelan mendengarnya. Mereka berdua kini memasuki lift, para karyawan yang ingin menaiki lift jelas segan. "Kenapa enggak pada masuk?" tanya Anastasia, belum sempat berkata kembali laki-laki tersebut sudah menutup pintu lift yang membuat Anastasia sontak menatap heran. Anastasia menyela, "Heh lu main tutup saja, kalau mereka mau naik gimana?" "Dari tadi di kasih naik malah pada diam sajakan, jadi buat apa ngulur waktu buat nunggu," jawab Rekal dengan logikanya, wanita tersebut sontak bungkam yang membuat Rekal menoleh dengan senyum miringnya. "Kenapa? Mau adu argument soal karyawan gue?" tanya Rekal. Anastasia hanya memutar bola matanya dengan jengah membuat Rekal terkekeh sejenak lalu tanpa sengaja mengelus pucuk rambut wanita tersebut yang membuat Anastasia terpaku karenanya. "Eh sorry," ucap Rekal yang lalu tersadar dengan perlakuannya. "Wah nih orang minta di sleding kali ya," batin Anastasia walau tanpa sadar jantungnya berdegup perlahan. Lift terbuka ketika sudah sampai di loby perusahaan, mereka berdua melangkahkan kakinya keluar lift tersebut. "Pak Rekal, apa sebaiknya saya tidak membawa pakaian untuk nginap nanti," kata Anastasia yang membuat Rekal menghentikan langkah kakinya yang membuat wanita tersebut tanpa sadar menubruk punggung Rekal. "Awkshh! Kenapa si berhenti," cetus Anastasia. "Baik, kita belanja pakaian dulu," ujar Rekal yang lalu melangkah kembali keluar perusahaannya tersebut, Anastasia yang mendengarnya jelas melongo sambil mengerutkan keningnya heran. Anastasia sontak melangkahkan kakinya menyusul Rekal yang kini sudah sedikit jauh dari pandangannya. "Pak Rekal!" seru Anastasia memanggil membuat laki-laki tersebut tersenyum tipis lalu menghentikan langkah kakinya yang kebetulan berads di depan mobilnya, ia membuka kunci mobil lalu menoleh ke arah wanita yang sedikit ngos-ngos'an. "Ada apa?" tanya Rekal dengan raut wajah datarnya. "Ntar dulu, tadi anda bilang belanja pakaian?" tanya Anastasia yang membuat laki-laki tersebut menyahut, "Iya, kenapa?" Wanita tersebut lalu ber Oh ria saja sambil manggut-manggut lalu berkata, "Oh buat anda kan masksutnya." Lalu melangkah perlahan ke arah pintu mobil. "Buat kita berdua," ujar Rekal yang membuat wanita tersebut sontak melongo mendengarnya, ia sampai tak melanjutkan membuka pintu mobil. "Jangan ngelamun, sudah masuk," ucap Rekal ketika ia kini juga berada di depan mobil pengemudi. Laki-laki tersebut masuk ke mobil begitu juga Anastasia yang menyusulnya dengan raut wajah keheranan. "Kal, mending nih ya ambil baju masing-masing dirumah," ujar Anastasia sambil memakai seatbelt-nya. "Oh lu mau kerumah gue?" tanya Rekal yang membaut wanita tersebut sontak langsung menoleh dengan sorot mata yang bingung. "Lah, lu kenapa jadi ge'er banget," ketus Anastasia. Rekal terkekeh lalu menyela, "Atau lu mau gue kerumah lu?" "Ngomong sama lu ribet ya, kepedean banget jadi orang. Gue ambil baju sendiri dah," kata Anastasia yang kini melepas seatbelt-nya kembali lalu beranjak membuka pintu mobil, namun Rekal telah menguncinya. "Buka," kata Anastasia. Rekal menyela, "Enggak, lu mau buang waktu gue?" Dengan nada yang dingin. "Lu berangkat dulu aja nanti lu sharelock saja," cetus Anastasia tidak mau kalah yang membuat laki-laki tersebut menghela nafasnya lalu melajukan mobilnya perlahan membuat wanita tersebut sontak bingung keheranan. "Kal!" "Gue anterin ke rumah lu," balas Rekal yang membuat Anastasia jelas terdiam sejenak, wajahnya jelas tegang membuat Rekal yang menyadari menoleh singkat lalu bertanya, "Kenapa? Lu takut?" Wanita tersebut meremass ujung baju yang ia kenakan sebelum akhirnya ia menarik nafas dalam-dalam lalu mencetus, "Okeh." Laki-laki dengan raut wajah tampan tersebut mengangguk. Anastasia berkata, "Nanti lampu merah belok kiri." Rekal mengerutkan keningnya namun ia setelahnya ia hanya manggut-manggut saja. "Ini benaran belok kiri? Enggak lurus saja?" tanya Rekal ketika dikit lagi sampai di lampu merah, wanita tersebut sontak terdiam sejenak lalu menoleh ke arah laki-laki yang fokus menyetir. "Bukannya tadi sudah jelas gue bilangnya," ketus Anastasia yang membuat Rekal sontak terkekeh pelan-pelan. Rekal menyahut, "Ya memastikan lagi, takutnya salah sebut." Anastasia hanya memandang jalanan dengan sorot mata yang jengah, ia kini mengambil handphonenya untuk ia mainkan. "Eh kenapa tadi gue enggak bawa motor saja ya sekalian taruh," gumam Anastasia yang lalu menepuk keningnya perlahan yang membuat Rekal mengerutkan keningnya lalu berkata, "Motor lu juga enggak akan ngilang kok di kantor mah." Wanita tersebut hanya memandang kesal saja lalu mencetus, "Enggak ngomong sama lu." Rekal tertawa pelan melihat wanita yang dulu mengejar maaf darinya kini seolah membentengi dirinya untuk tidak di terobos. "Terus kemana ini?" tanya Rekal ketika sudah belok kiri dari lampu merah tersebut. "Lurus dikit, nanti masuk gang disebelah minimarket," jelas Anastasia yang membuat laki-laki tersebut manggut-manggut saja. 10 menit kemudian Rekal sudah mengikuti semua arahan yang ditunjuki oleh wanita disebelahnya hingga Anastasia berkata, "Sudah stop." Laki-laki tersebut sontak mengerutkan keningnya. "Disini?" tanya Rekal sambil menghentikan laju mobilnya di pinggir jalan disebrang semua rumah tingkat bertuliskan kos-kosan. Anastasia menjawab, "Iya, lu tunggu disini aja." Wanita tersebut langsung turun setelah melihat ke arah depan belakang memastikan tidak ada kendaraan yang melaju saat ia membuka pintu. Rekal yang berada di dalam mobil jelas mengerutkan keningnya, ia menurunkan kaca sebrang di bangku penumpang. "Inikan kos-kosan, dia ngkos sekarang?" tanya Rekal bingung ketika melihat wanita tersebut masuk gerbang ke kos-kosan tersebut. 15 menit berlalu, Rekal melirik ke arah jam tangannya lalu menoleh ke arah gerbang kosan tersebut dan beberapa detik kemudian wanita yang ia tunggu datang dan berjalan ke arah mobilnya kembali. "Sudah semua?" tanya Rekal ketika melihat wanita tersebut membawa totebag. "Sudah, kita cuman sehari doangkan nginepnya?" tanya Anastasia yang membuat Rekal mengangguk lalu menjawab, "Kalau kurang nanti beli baru saja." "Punya duit mah emang gitu," cetus Anastasia yang membuat laki-laki tersebut tertawa kecil, Anastasia mengerutkan keningnya ketika Rekal tidak melajukan mobilnya. "Kenapa enggak jalan, katanya nanti kena macet," kata Anastasia yang membuat laki-laki tersebut terdiam menoleh ke arahnya. Wanita tersebut sontak mengerutkan keningnya. "Kenapa? Ada yang salah?" tanya Anastasia dengan bingung, laki-laki tersebut lantas mengambil totebag yang sedari tadi berada dipangkuan Anastasia, wanita tersebut terkejut ketika melihat Rekal memindahkan totebagnya ke bangku belakang. "Gue lihatnya ribet," kata Rekal yang membuat Anastasia memandang bingung lalu setelahnya ber Oh ria saja lalu kembali menatap lurus. "Kenapa masih diam? Ini sebenarnya jadi enggak si ish," cetus Anastasia dengan kesal. Rekal terdiam lalu memajukan tubuhnya ke arah Anastasia yang membuat wanita tersebut jelas terdiam terpaku, matanya saling menatap satu sama lain, jantung mereka berdua berdegup. Hingga tatapan mereka terputus karena Anastasia yang mengalihkan pandangannya membuat Rekal berkata, "Ini seatbelt-nya." "Lain kali bilang saja," balas Anastasia yang membuat Rekal tersenyum tipis lalu melajukan perlahan mobilnya keluar dari area kos-kosan tersebut. Hanya keheningan yang terjadi terlebih karena kejadian tadi semakin membuat mereka berdua canggung. Rekal menyetel lagu untuk menemani perjalanan mereka dibanding terasa sunyi ditelinga. "Lu ngkos sekarang?" tanya Rekal dengan sedikit canggung. "Iya," balas Anastasia singkat, padat, jelas yang membuat Rekal sontak terdiam tidak tahu mau basa-basi apalagi. "Nanti kita nginap sendiri-sendirikan?" tanya Anastasia yang membuat laki-laki tersebut sedikit terkejut namun bernafas lega. Wanita tersebut menoleh sambil mengerutkan keningnya. "Kal!" Panggil Anastasia. Rekal menyahut, "Eh iya." "Dih bawa mobil si ngelamun, gue ogah mati muda ya apalagi bareng lu!" seru Anastasia dengan ketus. Laki-laki tersebut jelas tertawa pelan lalu menyela, "Lah bukannya enak, kita sehidup semati." Anastasia sontak menoleh dengan sorot mata yang sengit, ia bermenye-menye jengah ke laki-laki yang kembali fokus menyetir. "Kita enggak seroom kan?" tanya Anastasia. Rekal menjawab, "Gue sewa apartemen dua kamar." "Yah sama saja satu ruangan sama lu itu mah," ujar Anastasia yang membuat laki-laki tersebut menoleh sekilas lalu berkata, "Daripada sekamar. Mau emang?" Dengan nada menggodanya, ia menaikkan kedua alisnya yang membuat Anastasia sontak bergidik merinding. Mereka kembali hening satu sama lain, hanya lagu yang terdengar di telinga mereka. Anastasia menutup mulutnya karena menguap membuat Rekal tersenyum tipis lalu berkata, "Kalau ngantuk tidur saja." "Enggak," jawab Anastasia dengan yakin membuat Rekal hanya manggut-manggut saja. Mobil yang di kendarai laki-laki tersebut kini melaju memasuki tol agar mempercepat ia sampai ke tempat tujuan. 1 jam kemudian, Rekal menghentikan laju mobilnya ketika sudah sampai di apartemen tempat ia menyewa dan disitu pula ia janjian untuk bertemu dengan rekan bisnisnya. Laki-laki tersebut melepas seatbelt-nya lalu menoleh ke arah Anastasia yang ternyata tertidur dengan nyenyaknya. "Kata enggak, tapi malah lelap banget," kata Rekal sambil tersenyum tipis. "Na." "Ana." "Anastasia," panggil Rekal untuk ketiga kalinya yang membuat wanita tersebut jelas terusik karena di goyah-goyah pelan, Anastasia membuka matanya perlahan lalu menegapkan tubuhnya. "Sudah sampai?" tanya Anastasia yang membuat Rekl hanya mengangguk saja. "Payah, katany enggak tapi malah tidur," cetus Rekal yang membuat Anastasia hanya terdiam saja lalu melepas seatbelt-nya, wanita tersebut keluar dari mobil yang membuat Rekal hany menggelengkan kepalanya dengan pelan. Anastsia merentangkan kedua tangannya. "Nih bawaan lu," kata Rekal sambil memberikan totebag wanita tersebut. "Eh makasih," balas Anastasia lalu mengambilnya. Mereka berdua lalu melangkahkan kakinya masuk ke apartemen mewah tersebut berdampingan, dering telepon membuat Rekal kini mengmabil ponselnya. Laki-laki tersebut tersenyum tipia ketika melihat siapa yang menelepon membuat Anastasia hanya memandang penasaran. "Ada apa? Kangen banget sama gue?" tanya Rekal to the point sambil terkekeh, wanita disampingnya hanya fokus mengikuti langkah kaki laki-laki tersebut walau ada perasaan penasaran terhadap siapa yang menelepon. "Udah di loby apartemen gue." "Hhm... Iya iya." Rekal lalu mematikan teleponnya secara sepihak lalu memasukkan kembali ponselnya, ia lalu melangkah ke arah cafe` yang berada di apartemen tersebut yang membuat Anastasia mengerutkan keningnya. "Kita ke cafe` dulu, makan sekalian ketemu orang," ucap Rekal yang hanya di angguki oleh wanita tersebut. "Kal!" Anastasia sontak terkejut ketika melihat siapa yang memanggil Rekal. "Lah, Riki sama Bimo?" tanya Anastasia bergumam dengan bingung. Rekal kini melangkah menghampiri kedua laki-laki yang juga terkejut akan kehadiran wanita yang sangat ia kenal. "Bim, gue enggak salah lihatkan?" tanya Riki. "Enggak Ki, gue juga lihat," balas Bimo yang membuat mereka berdua kini saling menatap satu sama lain dengan bingung. "Sudah lama kalian nunggunya?" tanya Rekal ketika kini menarik kursi untuk duduk di hadapan kedua sahabatnya. Riki dan Bimo diam tidak menjawab pertanyaan sahabatnya yang membuat Rekal mengerutkan keningnya, Anastasia masih berdiri lalu mengangkat tangnnya lalu berkata, "Hai Ki, Bim." Sambil tersenyum kikuk. "Lu Anastasia?" tanya Riki. Rekal hanya tertawa pelan mendengar pertanyaan sahabatnya tersebut. "Menurut lu siapa? Artis? Muka imut kaya gini kan cuman dimiliki seorang Anastasia," jawab Rekal, Anastasia yang mendengarnya hanya memandang jengah saja ke laki-laki yang kini terkekeh pelan. Bimo berkata, "Duduk Na." Wanita tersebut tersenyum tipis lalu beranjak duduk tepat kursi kosong disamping Rekal. "Ntar dulu ntar dulu nih, kenapa lu bisa sama Anastasia?" tanya Riki dengan sorot mata yang meminta jawaban dari sahabatnya. Rekal menoleh ke arah wanita yang hanya menatapnya jengah. "Dia asissten gue sekarang," kata Rekal yang membuat kedua sahabatnya jelas terkejut dan menoleh ke arah kedua insan tersebut secara bergantian. "Cuman 3 bulan," cetus Anastasia yang membuat Rekal terkekeh saja. Riki dan Bimo jelas dirundung kebingungan atas kedua insan yang ada di hadapannya, apa takdir kembali mempersatukan mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD