SL. 22

1214 Words
Riki dan Bimo masih dilanda kebingungan dengan Anastasia yang tiba-tiba saja menjadi asissten sahabatnya, mereka berdua saling mengerutkan keningnya satu sama lain. "Kenapa pada diam-diaman ini?" tanya Rekal yang bingung ketika tak ada satupun yang bicara, seolah hanya mata yang berbicara. "Gue masih kaget samau berdua," cetua Riki yang di angguki oleh Bimo seraya setuju. Anastasia berkat, "Apa yang harus di kagetin. Lagi pupa gue sama nih orang cuman sebatas atasan sama bawahan doang." Rekal yang mendengar perkataan tersebut lantas menoleh dengan senyum yang menyeringai menatap lekat ke arah wanita yang kini juga menoleh dengan anggukan kepala ke atas. "Kenapa?" tanya Anastasia ketus. Bimo berkata, "Kok sikap lu berdua kaya terbalik ya sekarang." Anastasia menatap ke arah laki-laki di hadapannya sambil mengerutkan keningnya. "Terbalik? Maksut lu terbalik kaya gimana nih?" tanya Anastasia yang membuat Bimo hanya terkekeh lalu menghendikkan bahunya. "Gue ke toilet dulu," kata Rekal yang kini beranjak berdiri, kedua sahabatnya sontak manggut-manggut saja melihat kepergian laki-laki tersebut ke arah toilet. "Na, gimana bisa lu jadi asissten Rekal? Apa dia tahu nyokap lu meninggal?" tanya Riki to the point ketika dirasa aman untuk berbicara. Anastasia menyenderkan tubuhnya di kursi sambil menatap lurus kepada kedua laki-laki di hadapannya. "Belum, belum saatnya gue kasih tahu, lagi juga enggak penting buat diakan," kata Anastasia santai yang membuat Riki dan Bimo saling memandang dengan helaan nafas yang gusar. "Terus gimana lu bisa jadi asissten Rekal, bukannya lu kerja diperusahaan majalah," ujar Bimo. "Sahabat lu berdua noh yang megang kendali atasan gue," ketus Anastasia yang dapat terlihat raut wajahnya menampilkan kekesalan kepada laki-laki tersebut. Riki terkekeh pelan mendengarnya lalu menyela, "Lu tahu Rekal kaya gimana, jadi ngapain lu kaget, kesal. Ikutin aja permainannya dia." Wanita tersebut terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum miring lalu berkata, "Boleh juga ide lu." "Kedua sahabat lu sudah tahu lu belum soal ini?" tanya Bimo. "Cewek lu berdua belum tahu apapun, belum sempat ketemu juga sama mereka," kata Anastasia yang membuat kedua laki-laki tersebut manggut-manggut saja. Riki mencetus, "Perlu gue kasih tahu?" Wanita tersebut dengan cepat mengelengkan kepalanya pelan lalu menjawab, "Enggak perlu, nanti biar gue ceritain..yang ada kalau lu yang ngasih tahu, gue bisa si amuk habis-habisan." Riki dan Bimo yang mendengarnya jelas tertawa. "Gimana jadi asissten Rekal?" tanya Riki sambil menaikkan kedua alisnya seraya meledek. Bimo menyela, "Jatuh hati lagi enggak? Atau nerusin hati yang lalu." Anastasia sontak memutar bola matanya dengan jengah, laki-laki yang sedari tadi ke toilet kini telah menarik kursinta untuk duduk kembali membuat mereka kini bersandar ke kursinta masing-masing. "Kenapa? Apa gue ketinggalan berita?" tanya Rekal dengan bingung terlebih kedua sahabatnya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Lu kesini mau ketemu mereka berdua?" tanya Anastasia ketika baru menyadari hal tersebut. "Lah emang Rekal enggak bilang?" tanya Bimo yang membuat wanita tersebut menggelengkan kepalanya pelan, kedua sahabatnya sontak menatap ke arah Rekal yang kini mulai nenyeruput minuman yang telah mereka pesan. Rekal menatap balik ke arah kedua sahabatnya sambil mengernyitkan dahinya lalu melirik ke arah Anastasia yang kini mulai sibuk menyemil. "Gue bilang kok, mau ketemu rekan bisnis buat bahas proyek," ucap Rekal. Riki nenyela, "Ya benar si, kitakan emang kesini mau bahas proyek." Waktu berselang dengan begitu cepat, setelah menyelesaikan makan bersama sambil sesekali berbincang mereka kini sudah berada di sebuah tempat yang asri dengan hamparan kebun teh di pandangan. Anastasia hanya mengikuti langkah kaki mereka bertiga saja tanpa mengerti entah mau kemana. "Boleh juga tempat yang syutingnya," kata Rekal dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya. "Na, sorry ya gue ajak kesini dulu," ujar Bimo yang membuat Anastasia sontak hanya manggut-manggut lalu membalas , "Iya santuy. Lu punya agensi juga?" Riki menyela, "Jangankan agensi, kebun teh ini juga sebagian miliknya dia." Anastasia sontak berdecak kagum ketika mendengarnya, ia tak menyangka teman-teman sekolahnya dulu benar-benar sukses dan sedangkan dirinya hanya karyawan saja. "Keren si, bangga si Heni punya lu," cetus Anastasia. Yaps, Bimo berpacaran dengan Heni bahkan sebentar lagi akan menikah, sedangkan Riki dengan Mila yang akan melangsungkan pertunangan. Anastasia awalnya juga bingung, ia berpikir bahwa Riki jadinya akan dengan Heni yang sifatnya hampir sama bar-barnya namun takdir berkata lain. Hingga dimana satu wanita dengan paras cantik dan baju yang minim, yaps itu Adela Quera artis terkenal yang berads di naungan salah satu agensi yang Bimo beri saham. "Halo Kal," ucap Adela dengan sangat manjanya, wanita tersebut langsung bergelendotan merangkuk tangan laki-laki yang menebarkan senyum manis. Anastasia yang melihat sontak terkejut, ia hanya mengerutkan keningnya seraya bertanya-tanya dalam hati. Riki dan Bimo yang melihat hanya saling melihat saja tanpa bisa berkomentar apapun. "Dia siapa?" tanya Adela dengan raut wajah tidak suka dan tatapan sinis. "Dia asissten baru," ucap Rekal sambil menoleh ke arah Anastasia yang hanya menampilkan wajah datarnya saja membuat Adela yang melihat mengadu, "Aku enggak suka asissten kamu, bisa di ganti enggak?" Dengan wajah merajuknya, Rekal mengelus pelan pucuk rambut wanita tersebut. "Gue cuman 3 bulan, tenang saja. Gue juga enggak suka kerja sama nih laki," cetus Anastasia yang memumbuat artis tersebut sontak terkejut, ah bukan hanya Adela namun ketiga laki-laki tersebut. Riki dan Bimo melihat ke arah Anastasia lalu mengacungkan jempol yang membuat Adela jelas kesal bukan main, bahkan ia menghentakkan kakinya. "Sudah kamu syuting dulu sana, aku masih ada proyek," kata Rekal "Cihh," decit Anastasia. Adela berlalu begitu saja setelah mencium pipi Rekal, ia melanjutkan syuting. Sedangkan mereka berempat kini mulai keluar dari area syuting tersebut, dan melangkah perlahan menuju proyek yang akan dibangun menjadi hotel dan tempat wisata. "Itu tadi pacar lu?" tanya Anastasi to the point. Laki-laki tersebut menoleh ke arah wanita yang berjalan disampingnya. "Kenapa? Cemburu?" tanya Rekal dengan pedenya, Riki dan Bimo yang melangkah di depan mereka sontak mengerutkan keningnya saling melirik satu sama lain, kuping mereka siap mendengarkan. "Cemburu sama ulat bulu? Bukan level gue Mas, sorry." Riki dan Bimo saling memandang satu sama lain lalu tertawa terbahak mendengar ucapan savage yang dilontarkan Anastasia. Rekal memandang kesal lalu mencetus "Kenapa lu berdua ketawa? Mau gue buat berhenti ketawa?" Kedua laki-laki tersebut sontak langsung terdiam satu sama lain menahan ketawa yang sebenarnya masih ingin dilepaskan. Laki-laki tersebut melirik sengit ke arah wanita disampingnya. "Tapi setidaknya dia enggak melebarkan luka, dan lebih baik mungkin di banding lu," kata Rekal dengan sarkasnya, Anastasia yang mendengar jelas terdiam sejenal menghentikan langkah kakinya membuat Rekal tersenyum menyeringai menatapnya. "Kenapa? Merasa?" tanya Rekal dengan sarkasnya, ia menautkan satu alisnya dengan sinis. Wanita tersebut kembali melanjutkan langkah kakinya dengan senyum manis yang terpampang, ia kini berada tepat disamping Rekal yang menatapnya seperti orang menantang ribut. "Tapi seenggaknya gue enggak menghilang begitu saja disaat seseorang mau menyelesaikan masalahnya, yaps dia beruntung si dapetin lu yang enggak pernah buat luka orang, pertahankan terus broo," kata Anastasia sambil menepuk bahu Rekal. Laki-laki tersebut terdiam sejenak mendengarnya, bahkan ia merasa waktu terhenti seketika atas perkataan wanita tersebut. "Kal!" panggil Riki dengan lantang ketika melihat sahabatnya melamun saja, Rekal tersadar lalu menoleh ke arah kedua sahabatnya yang bingung menatapnya. Anastasia tersenyum menyeringai mendengarnya lalu bergumam, "Kesambet ulat bulu kali tuh." Riki dan Bimi yang mendengar jelas hanya terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Gatel dong," balas Riki. Mereka berempat telah sampai di proyek yang sedang dibangun, terlihat sangat luas dan kemungkinan besar jika sudah jadi ini akan sangat bagus dilihat dari gambaran pembangunan dan letak-letaknya. Rekal sesekali menoleh ke arah Anastasia yang melihat-lihat sekitar, ia terdiam keheranan melihat wanita tersebut benar-benar berbeda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD