SL. 28

1635 Words
Rekal masih terduduk di atas kasur merasakan kepalanya yang pusing karena kebanyakan minun, namun ia terdiam sejenak ketika mendengar suara dari luar kamarnya. "Siapa yang ada di apartemen gue?" tanya Rekal, laki-laki tersebut sontak turun dari kasur king sizenya tersebut lalu melangkah perlahan keluar kamarnya sambil membawa pukulan bisball yang ada di kamarnya tersebut. "Kalau Riki sama Bimo enggak mungkin, mereka pasti bacotan terus kalau ada disini," gumam Rekal sambil mengendap-ngendap mencari sumber suara tersebut. Laki-laki tersebut bersiap ingin memukul namun tiba-tiba tediam ketika melihat perawakan tubuh seorang gadis dengan rambut yang dicepol memperlihatkan leher jenjang putih gadis tersebut. "Lu siapa? Ngapain di apartemen gue?" tanya Rekal dengan sangat hati-hati, ia memicingkan matanya tangannya masih sigap memegang pukulan bisball tersebut. "Ana!" seru Rekal dengan raut wajah yang terkejut. Anastasia menatap datar ke arah laki-laki tersebut yang memegang pukulan bisball tersebut. "Lu mau mukul gue?" tanya Anastasia yang membuat Rekal tersadar lalu meletakkan pukulan tersebut bersender di lantai. "Lu ngapain disini, gue kira tadi perampok atau apalah," cetus Rekal yant kini mulai menghampiri meja dapur, Anastasia hanya menghela nafasnya gusar lalu melanjutkan aktifitasnya memasak sarapan. "Siapa yang berani ngerampok seorang Rekal coba, merrka mau nyerahin nyawa begitu saja emang," ujar Anastasia yang membuat Rekal terkekeh mendengarnya, terjadi keheningan di antara mereka berdua selama beberapa menit lamanya. Rekal menatap lekat dengan sneyuman tipis dibibirnya ke arah gadis tersebut. "Kok lu bisa masuk kesin–" perkataannya tiba-tiba terhenti, ia terdiam. Anastasia yang sudah selesai memasak nasi goreng untuk sarapan membalikkan badannya sambil membawa 2 piring yang berisi nasi goreng. "Gue dari semalam disini," kata Anastasia yang lalu meletakkan piring tersebut di hadapan laki-laki yang melongo. Gadis tersebut duduk tepat di kursi samping Rekal. "Kenapa? Sudah tuh makan, keburu dingin," kata Anastasia ketika melihat Rekal sejak tadi terus menatapnya tanpa berkedip, terlebih tatapan tersebut penuh keheranan. "Berarti semalam–" sambil menoleh ke arah Anastasia yang kini menikmati sarapan buatannya sendiri, gadis tersebut menoleh ke arah Rekal lalu mengangguk perlahan. Laki-laki tersebut lantas langsung mengalihkan pandangannya membuat Anastasia yang melihat hanya tersenyum miring sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Untuk apapun yang gue ucapin semalam, gue mohon lupain itu! Lu tahukan gue dalam keadaan mabuk," kata Rekal dengan nada serius. "Ucapan lu yang mana nih? Soalnya banyak," cetus Anastasia yang jelas ia meledek laki-laki di sampingnya tersebut, benar saja Rekal berhasil dibuat melongo terdiam karena cetusan darinya. Rekal mengumpatt, "Ahh shitt!" Gadis tersebut yang mendengar hanya menyeringai tipis saja. "Udah makan tuh, kalau enggak enak telen aja," ujar Anastasia yang membuat laki-laki tersebut kini mulai menatap makananya lalu melahapnya dengan perlahan. Rekal terdiam sejenak membuat Anastasia menoleh dengan khawatir karena takut makannya tidak enak. "Gimana?" tanya Anastasia dengan gugup, Rekal menoleh ke arah gadis tersebut lalu tersenyum tipis sambil berkata, "Enak, lu bisa masak juga ternyata." Gadis tersebut menghembuskan nafasnya lega ketika mendengar perkataan Rekal yang kini kembali menikmati makanan buatannya dengan lahap. "Gue dari dulu emang jago masak," kata Anastasia dengan pedenya membuat Rekal terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya pelan. Hingga mereka telah selesai sarapan dan Anastasia juga sudah membersihkan dapur apartemen Rekal yang tadi sempat berantakan, gadis tersebut menghembuskan nafasnya lega lalu berkata, "Udah bersih dapur lu, kalau gitu gue pamit balik ya. Lu udah enakan inikan?" Sambil menghampiri Rekal yang duduk santai di sofa dengan sorot mata yang mengarah menatap Anastasia. "Lu enggak bisa lebih lama lagi disini?" tanya Rekal dengan sedikit keraguan membuat Anastasia menatap ke arah laki-laki tersebut sambil mengerutkan keningnya. Anastasia melihat keadaan sekitar apartemen milik laki-laki tersebut lalu bertanya, "Lu takut sendirian di apartemen?" Rekal yang mendengar sontak menggelengkan kepalanya dengan yakin membuat gadis tersebut semakin mengerutkan keningnya dalam-dalam. "Gue cuman bosan aja kalau sendirian," balas Rekal yang sontak sedikit tidak masuk akal. "Ya panggil teman-teman lu lah, lagi juga enggak pantes gue disini sama calon suami orang," cetus Anastasia dengan senyuman tipis dibibirnya, Rekal jelas terdiam membuat gadis tersebut kini perlahan melangkahkan kakinya menuju pintu apartemen laki-laki tersebut. Baru saja memegang pintu apartemen tersebut, Rekal mendekapnya dari belakang membuat Anastasia terdiam membeku atas perlakuan tersebut. "Sebentar saja Na, gue masih butuh lu, jangan jauh-jauh dari gue. Gue salah, gue minta maaf, jangan pergi," kata Rekal dengan penuh kesedihan, laki-laki tersebut mengecup singkat punggung bahu Anastasia. "Kal, lu calon suami orang, enggak pantes kaya gini," kata Anastasia dengan pelan, ia berusaha melepas pelukan Rekal namun laki-laki tersebut malah semakin mengeratkan pelukannya. "Enggak," kata Rekal yang memberontak untuk tidak melepaskan pelukannya. Anastasia terdiam sejenak, ia menghela nafasnya perlahan. Terjadi keheningan di antara mereka berdua selama beberapa detik hingga akhirnya gadis tersebut mendengar isakan tangis yang membuatnya akhirnya membalikkan badan dan melihat Rekal tertunduk dengan tangisan. "Lu kenapa?" tanya Anastasia dengan sedikit khawatir. "Na, gue enggak bisa lupain lu, gue masih sayang sama lu, lu masih menjadi peran utama di hati gue. Maaf kalau selama ini gue egois dan mikirin luka gue sendiri," ungkap Rekal dengan sorot mata yang lekat menatap Anastasia, air matanya turun begitu saja dan gadis tersebut melihatnya dengan jelas penuh rasa sesak. Laki-laki tersebut memeluk kembali Anastasia membuat gadis tersebut hanya terdiam saja. "Kita sudah selesai lama Kal, hargain Adela yang sebentar lagi akan jadi istri lu," ujar Anastasia dengan lembut, ia membalas pelukan laki-laki tersebut sambil mengelus punggung kekar Rekal. Rekal menggelengkan kepalanya pelan membuat Anastasia hanya menghembuskan nafasnya perlahan, ia bingung harus berbuat apa. "Adela bukan calon istri gue Na, dia sepupu gue," kata Rekal yang membuat Anastasia terdiam lalu mendorong laki-laki tersebut dengan perlahan hingga menatap berhadapan dengannya. "Apa maksut lu kalau dia bukan calon lu? Lu bilang dia sepupu lu?" tanya Anastasia dengan sorot mata yang menelusuk bingung, Rekal mengangguk lalu kembali memeluknya namun sangat disayangkan Anastasia menahannya untuk itu. Rekal menatap sendu ke gadis tersebut. "Lu jangan bercanda Kal, Adela cewek loh. Hargain perasaan dia," kata Anastasia dengan tegas. "Gue jujur Na, dia emang anak dari adiknya bokap gue," kata Rekal dengan sorot mata yang meyakinkan, Anastasia terdiam sejenak mendengarnya. "Lu bohongin public?" tanya Anastasia. Rekal menghela nafasnya ia menarik tangan Anastasia agar mengikutinya yang kini melangkah ke arah aofa, Anastasia hanya terdiam saja walau sesekali ia menatap bingung ke laki-laki tersebut. "Duduk," kata Rekal sambil menepuk pelan sofa, Anastasia mendaratkan dirinya duduk tepat disamping Rekal. "Kenapa?" tanya Anastasia to the point. "Awalnya gue enggak mau ngelakuin hal itu, niat gue awalnya cuman mau bikin lu cemburu dan buktiin kalau gue emang enggak butuh lu dihidup gue, tapi ternyata gue yang kesiksa sama permainan gue sendiri terlebih lu dekat sama Ari," jelas Rekal dengan satu tarikan nafas membuat Anastasia mengernyitkan dahinya tidak habis pikir. Anastasia menunjuk dirinya sendiri lalu berkata, "Lu mau buat gue cemburu dengan cara sandiwara dengan sepupu lu sendiri? Terus yang kemarin ke kantor lu siapa? Ponakan?" Laki-laki tersebut membungkam mulutnya, matanya lekat ke arah Anastasia yang kini seolah mencari jawaban. "Dia–" "Gue paham, dia cewek yang sengaja buat bikin gue luapin emosi karena lu tahu gue paling enggak suka lihat perselingkuhan?" tanya Anastasia dengan jelas membuat Rekal mengangguk pelan lalu menjawab, "Iya, gue minta maaf kalau kemarin sudah bicara dengan nada tinggi dan membahas–" Anastasia menyela, "It's okay enggak papa." "Na, tolong masuk lagi ke hati gue," kata Rekal dengan serius, sorot matanya lekat menatap Anastasia yang kini berusaha mengalihkan pandangannya. Rekal perlahan menggenggam tangan Anastasia dengan sangat erat. "Aku berusaha bertahun-tahun tapi enggak bisa lupain kamu, cuman kamu yang selalu ada dipikiran aku. Aku dulu belum dewasa untuk menentukan sikap Na, aku belajar banyak sejak jauh dari kamu," jelas Rekal yang kini mengubah kosa katanya, Anastasia jels terkejut jantungnya berdegup cepat ketika perubahan kosa kata tersebut. Anastasia masih terdiam dengan mengalihkan pandangan agar tidak menatap laki-laki tersebut, hingga dimana Rekal menakup pipi gadis tersebut dan membuatnya menoleh ke arahnya. "Aku sayang kamu, aku mohon balik sama aku, aku mau jalanin hidup tanpa kamu, bertahun-tahun tanpa kamu seolah dunia kau berhenti Na," ungkap Rekal yang kini mendekatkan keningnya hingga menempel ke kening Anastasia. Mata kedua insan tersebut saling bertemu membuat keheningan, Rekal perlahan memegang tengkuk leher Anastasia. "Aku mohon," ucap Rekal dengan memohon, matanya membinar seolah benar-benar sangat menyakitkan tanpa gadis tersebut. "Kamu mau ketemu Mamah?" tanya Anastasia membuat Rekal terdiam sejenak, matanya mulai goyah. Ia memposisikan dirinya kembali duduk tanpa wajah yng mendekat ke arah Anastasia, gadis tersebut tersenyum manis lalu berkata, "Aku akan kembali sama kamu asalah kamu ketemu Mamah dan berjanji buat jagain aku." Rekal menoleh ke arah gadis tersebut lalu berkata, "Baik, aku mau ketemu Mamah, kalau perlu sekarang juga." Anastasia yamg mendengar jelas menatap terkejut ke arah laki-laki tersebut. "Kamu yakin?" tanya Anastasia dengan lembut. "Aku enggak mau menunda-nunda, lagipula kejadian di masa lalu aku sudah perlahan memaafkan," jawab Rekal yang membuat Anastasia tersenyum tipis lalu memyahut, "Aku harap setelah ketemu Mamah kamu akan lebih lelusa memaafkannya. Rekal menjawab, "Semoga." Ia menggenggam tangan Anastasia lalu mengecup punggung tangan gadisnya tersebut. "Terus apa yang kamu lakukan ke media?" tanya Anastasia. Rekal tersenyum manis ke arah gadis tersebut sebelum menjawab, "Adela yang mengatasinya." Anastasia hanya ber Oh ria saja mendengarnya, raut wajah gadis tersebut terkejut ketika mendapatkan kecupan singkat di pipinya. "Aku sudah lama tidak menciumm pipi gemas kamu," kata Rekal dengan cengiran yang membuat Anastasia sontak tersenyum malu, pipinya jelas terlihat memerah. Anastasia kini menatap jahil ke aemrah Rekal sambil bersandar di sandaran sofa. "Mana mungkin seorang Rekal tidak mencium pipi gadis lain," cetus Anastasia yang membuat Rekal langsung menggelengkan kepalanya pelan lalu memposisikan kepalanya bersandae di bahu gadis tersebut. "Enggak Na, aku enggak pernah melakukan itu. Cuman kamu yang boleh," kata Rekal dengan nada yang menyakinkan membuat Anastasia terkekeh pelan lalu mengelus pelan pucuk rambut laki-laki tersebut. "Kamu masih saja manja ketika menyakinkan," ucap Anastasia. Rekal menggenggam erat tangan Anastasia lalu berkata, "Na, aku enggak mau lagi kehilangan kamu." "Kan dulu kamu yang menghilang bagai ditelan bumi," sela Anastasia yang membuta Rekal menatap dengan sorot mata yang bersalah, Anastasia hanya terkekeh saja melihatnyam
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD