SL. 29

2404 Words
Waktu terus berputar, kini labgit sore teduh yang mengambil alih. Anastasia masih berada di dalam apartemen milik laki-laki yang kini sedang prepare kqrena akan bertemu dengan sosok Mamahnya. "Ayuk," kata Rekal ketika sudah berada dihadapan Anastasia yang sedang terduduk santai disofa. "Sudah selesai kamu?" tanya Anastasia yang kini beranjak berdiri sejajar dengan laki-laki tersebut, Rekal mengangguk dengan senyuman manis dibibirnya. Kedua insan tersebut lalu berjalan keluar dari apartemen tersebut. Rekal merangkul mesra pinggang Anastasia ketika beradai dilorong apartemen. "Kita naik apa? Kemarin kan kamu dianterin sama Riki," kata Anastasia sambil menoleh ke arah Rekal. Laki-laki tersebut lalu mengeluarkan kunci mobil yang berada disaku celananya lalu menujukkan kunci tersebut ke Anastasia yang membuat gadis tersebut sontak mengerutkan keningnya. "Aku ada mobil sayang, sepertinya kamu meragukan pacarmu ini," cetus Rekal sambil menaikkan kedua alisnya yang membuat Anastasia lantas memandang aneh. "Emang siapa bilang aku pacar kamu?" tanya Anastasia yang membuat Rekal terdiam menghentikan langkah kakinya, gadis tersebut jelas menoleh ke arah Rekal sambil mengerutkan keningnya. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Anastasia. Rekal mendongak menatap lurus ke arah Anastasia yang memandangnya bingung. "Tadi apa maksut pertanyaan kamu, jadi kamu belum nerima aku kembali?" tanya Rekal yang membuat Anastasia terdiam sejenak lalu terkekeh setelah menyadari hal tersebut. "Loh emang aku sudah bilang bersedia?" tanya Anastasia dengan nada yang jelas menggoda Rekal, laki-laki tersebut sontak menghampiri gadis tersebut dan menatap dengan sangat lekat. "Bersedia atau tidak bersedia kamu tetap akan menjadi milikku," kata Rekal dengan sorot mata yang serius, hingga Anastasia terdian dan tersadar ketika bibirnya dikecup oleh laki-laki tersebut. Anastasia melotot tidak percaya lalu mencetus, "Ish Rekal! Ini tuh lorong apartemen, nanti kalau ada orang lewat gimana?" Dengan nada kesalnya sambil matanya melihat kesana kemari seolah mengawasi. "Enggak akan sayang, satu lorong ini punyaku," ucap Rekal dengan entengnya, laki-laki tersebut kini merangkul kembali pinggang Anastasia dan menuntun sang gadis agar terus berjalan dengan raut wajah terkejutnya. "Minggu depan Ayah aku balik, aku mau kamu ketemu dia," kata Rekal Anastasia menyela, "Hah? Minggu depan, bulan depan saja bisa enggak?" Laki-laki tersebut menoleh ke arah gadis disebelahnya lalu menggelengkan kepalanya pelan untuk menjawab, Anastasia yang melihat jelas menghela nafasnya dengan gusar. Kedua insan tersebut kini sudah berada di dalam mobil, Rekal mendekat ke arah Anastasia yang belum mengenakan seatbelt-nya ia malah sibuk dengan ponsel yang penuh dengan notifikasi chat grup dengan kedua sahabatnya. Cupp! Anastasia terdiam sejenak menatap ke arah Rekal yang kini tersenyum manis. "Rekal kamu tuh kebiasaan deh!" seru Anastasia dengan sedikit kesal. Laki-laki tersebut hanya terkekeh pelan lalu menyela, "Kebiasaan apa sayang? Kan aku mau pakaiin seatbelt kamu biar gadis aku yang cantik ini aman." Anastasia mengerucutkan bibirnya lalu menyela, "Terus tadi apa?" "Itu bonus sayang, abisnya kamu senyam-senyum sendiri lihat handphone kamu," ujar Rekal yang kini melajukan mobilnya dengan kecepatan standar menjauh dari halaman parkir apartemen tersebut. Anastasia berkata, "Nanti beli bunga dulu ya." Laki-laki tersebut semoat memandang bingung ke arah gadisnya, namun ia hanya mengangguk saja menuruti Anastasia. Hingga dimana Rekal menghentikan di toko bunga tempat Anastasia membeli, gadis tersebut turun dari mobil lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko bunga tersebut. "Selamat dat– loh Ana, apa kabar kamu?" tanya wanita paruh baya yang biasa dipanggil dengan sebutan Tante Sekar. "Baik, Tante sendiri gimana kabarnya?" tanya Anastasia dengan lembut sambil melihat bunga yang sedang di tata di atas meja. Tante Sekar tersenyum manis lalu menjawab, "Baik kok. Kamu kok jarang kesini, biasanya seminggu sekali beli bunga." Belum sempat menjawab, lonceng pintu berbunyi menandakan kalau ada yang masuk membuat pemilik toko tersebut memandang heran. "Sudah tahu apa yang mau dibeli?" tanya Rekal sambil merangkul mesra pinggang gadis tersebut, wanita paruh baya tersebut jelas menatap penasaran sambil senyam-senyum. "Siapa? Pacar kamu ya?" tanya Tante Sekar yang membuat Anastasia hanya terkekeh pelan saja. "Saya Rekal, pacar Anastasia." Laki-laki tersebut memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya, wanita parug baya tersebut lalu menyahut, "Panggil saja saya Tante Sekar." "Kamu nih Na, udah lama enggak kesini sekali datang bawa pacar. Pasti mau dikenalin ke Mamah kamu ya," ucap Tante Sekar sambil menaikkan kedua alisnya membuat Anastasia tersipu malu lalu mengangguk. Tante Sekar bertepuk tangan dengan gemas mendengar jawaban dari gadis dihadapannya. "Oke, sebentar Tante siapin dulu bunganya ya, seperti biasakan?" tanya Tante Sekara. "Iya Tan," sahut Anastasia. Wanita paruh baya tersebut kini melangkah masuk ke dalam ruangan yang tertutup tirai tersebut. Rekal bertanya, "Dia kenal Mamah?" Anastasia terdiam sejenak sebelum akhirnya mendongak lalu menjawab, "Enggak, cuman aku sering kesini buat beli bunga untuk Mamah." Laki-laki tersebut hanya manggut-manggut saja mendengarnya. Wanita paruh baya tersebut membawa dua bucket bunga mawar dan satu kantong kembang 7 rupa membuat Rekal yang melihat jelas mengerutkan keningnya. "Ini cantik seperti biasa," kata Tante Sekar yang menyerahkan bunga tersebut ke arah gadis dihadapannya. "Pakai kartu bisakan Tante?" tanya Rekal sambil menyerahkan kartu atm-nya ke arah wanita paruh baya tersebut, Anastasia sontak mendongak ke arah Rekal lalu berkata, "Ih apaan si Kal, aku bawa duit kok." Tante Sekar yang melihat perdebatan kecil tersebut langsung mengambil kartu atm milik Rekal sambil berkata, "Rejeki kalau cowok kamu mau bayarin jangan di tolak Na." Sambil tersenyum manis, laki-laki tersebut sontak langsung menaikkan kedua alisnya membuat Anastasia yang melihat mendengus kesal. "Tante makasih ya," kata Anastasia ketika mereka telah selesai transaksi dan ingin melangkah keluar. "Sama-sama cantik, sering-sering main kesini ya sama cowok kamu," ujar Tante Sekar yang merangkul lengan Anastasia. Gadis tersebut tersenyum manis saja, mereka berdua bahkan di antarkan hingga keluar toko tersebut. "Tante makasih ya," kata Rekal yang membuat wanita paruh baya tersebut tersenyum manis sambil manggut-manggut saja. Kedua insan tersebut kini menaiki mobil, Rekal melajukan mobilnya menjauh dari perkarangan tokok bunga tersebut yang diiringi lambaian tangan wanita paruh baya tersebut, Tante Sekar menghela nafasnya dengan perasaan lega ia tersenyum tipis lalu melangkah kembali masuk ke toko bunganya. Rekal melajukan mobilnya sesuai arahan yang diberikan oleh Anastasia yang sedari tadi terdiam memandangi jalanan, laki-laki tersebut memegang tangan Anastasia yang membuat gadis tersebut menoleh dengan senyuman tipis. "Apa yang sedang kamu pikirin Na?" tanya Rekal dengan sangat lembut. "Kamu kenapa tiba-tiba jadi cair gini, bukannya dulu beku banget," kata Anastasia yang seolah mengalihkan pertanyaan Rekal, namun gadis tersebut juga bingung akan sikap Rekal yang benar-benar berubah. Rekal tersenyum tipis lalu mengecup singkat punggung tangan Anastasia sebelum berkata, "Cuman sama kamu cairnya, kalau sama yang lain masih beku." Anastasia yang mendengar sontak tertawa pelan yang membuat Rekal juga ikut tertawa. "Kamu lagi gombal apa gimana ini," kata Anastasia yang tidak percaya bahwa laki-laki yang dulunya sangat beku kini berkata receh seperti itu. "Loh aku serius loh sayang," balas Rekal dengan sorot mata yang serius, Anastasia hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan. Anastasia nencetus, "Kal, parkir disitu." Sambil menunjuk parkiran yang sedikit ramai, laki-laki tersebut hanya mengikuti arahan gadis tersebut walau penuh dengan tanda tanya. "Kita sudah sampai?" tanya Rekal, Anastasia hanya mengangguk lalu melepas seatbelt-nya. Gadis tersebut turun lalu mengambil bunga yang ia taruh di kursi belakang, Rekal lantas langsung mengikuti Anastasia. Laki-laki tersebut mengambul 2 bucket bunga didekapan gadisnya sambil berkata, "Biar aku saja yang bawa." Anastasia menatap sekilas ke laki-laki tersebut lalu tersenyum tipis, ia melangkahkan kakinya perlahan menjauh dari parkiran dan memasuki area pemakaman. Rekal yang mengikutinya hanya dirundung pertanyaan namun tak mau ia bertanya, hingga dimana Anastasia menghentikan langkahnya di 2 makam yang sudah di tanami oleh rumput-rumput halus. Rekal menoleh kesana kemari hingga Anastasia berkata, "Assalamualaikum Mah, Pah. Aku datang bersama Rekal." Gadis tersebut berjongkok membuat Rekal yang mendengar perkataan Anastasia terdiam sejenak lalu pandangannya mengarah ke arah 2 makam yang ada di hadapannya. "Na, ini makam siapa?" tanya Rekal dengan sorot mata yang tidak percaya. Anastasia mendongak dengan senyuman getir lalu menjawab, "Ini makam Mamah." Kaki Rekal mendadak lemas, ia terjatuh berlutut tepat disamping Anastasia yang kini menatapnya dengan sendu. "Kamu enggak bercandakan Na?" tanya Rekal dengan nada seolah tidak mau percaya. "Buat apa aku bercandain soal makam Kal," jawab Anastasia dengan penuh sesak, Rekal menatap getir ke arah makam tersebut. "Mamah kecelakaan setelah beberapa tahun kamu pergi keluar negeri, aku sudah berusah hubungin kamu lewat apapun tapi kamu tidak dapat dihubungi Kal," jelas Anastasia yang kini menatap sendu ke arah Rekal, air mata gadis tersebut turun begitu saja ketika mengingat soal kejadian itu. Laki-laki tersebut jelas merasakan sesak yang mendalam ketika mendengar penjelasan Anastasia. "Maafin aku Mah, maafin aku, aku sudah memaafkan Mamah, maafin aku sudah menjadi anak durhakaa karena trauma itu," kata Rekal dengan tangisan, ia memeluk makam sang Mamah dengan penuh penyesalan. Bodoh! Satu kata yang pantas untuk dirinya. Anastasia menangis dalam diamnya, ia mengelus punggung Rekal dengan penuh ketulusan. "Mah, aku bakal jagain Anastasia, aku akan menikahi dia," kata Rekal sambil menatap lurus batu nisan yang terukir nama Mamahnya tersebut, Anastasia yang mendengar jelas tertegun sejenak. Tangisan haru jelas ia keluarkan begitu saja. "Maafin aku Mah, Pah. Seharusnya aku enggak egosi waktu itu, aku yakin kejadian ini enggak akan terjadi tapi kenapa Mamah harus pergi tanpa minta maaf dan berpamitan sama aku," kata Rekal yang benar-benar merasakan sesak di dadanya, bagaimana tidak setelah sekian lama ia berharap dapat mendengar maaf secara langsung dari Mamah kandungnya tapi kenyataannya ia malah harus yang meminta maaf dimakam Mamahnya. Anastasia kini memeluk erat laki-laki tersebut yang menangis penuh penyesalan, hati Rekal benar-benar hancur untuk kesekian kalinya karena orang tuanya. "Kenapa Mamah harus pergi disaat dia belum minta maaf sama amu Na," kata Rekal dengan nada yang tersedu, air matanya tiada henti menangis. "Mamah minta maaf disaat terakhir nafasnya Kal, aku yakin itu," balas Anastasia, walau ia tidak tahu bagaimana sang Mamah saat nafas terakhirnya namun yang ia yakini Mamahnya pasti akan meminta maaf kepada Rekal terlebih dahulu. Rekal menangis tersedu, sesak rasanya tak bisa diungkap dengan perasaan. "Kita taburin bunganya Kal," ucap Anastasia yang kini Rekal menyeka air matanya sejenak lalu mengambil bunga tabur untuk ia tabur ke makam kedua orang tua kandungnya. "Mah, Pah, Rekal sudah memaafkan kalian berdua. Jadi kalian berdua jangan datang ke mimpi aku dengan tangisan lagi," ungkap Anastasia dengan nada sendunya. Laki-laki tersebut terdiam sejenak menatap lekat ke arah gadis disebelahnya yang sedang mengusap batu nisan tersebut. "Na, maafin aku ya sudah membuat kamu bermimpi sedih terus menerus," lirih Rekal dengan sorot mata yang membinar kesedihan, ia menyesal, ia merasa menjadi laki-laki bodoh. Waktu semakin berlalu, mereka telah selesai juga mengirim doa. "Kita pulang yuk Kal, sudah mau hujan juga," kata Anastasia dengan lembut namun laki-laki tersebut hanya terdiam saja memandangi batu nisan dengan sorot mata yang penuh penyesalan. "Na, apa aku dimaafin sama mereka? Aku datang bahkan tidak melihat jasad mereka," ucap Rekal yang mendongak menatap ke arah gadis tersebut dengan sendu. Anastasia menghela nafasnya lalu merangkul Rekal dan menyenderkan kepalanya di bahu laki-laki tersebut. "Mereka tidak akan marah sama kamu, mereka juga memaafkan kamu sebelum kamu meminta maaf seperti ini," balas Anastasia dengan lembut, ia menggenggam tangan laki-laki tersebut dengan erat. Suara petir mulai terdengae membuat kedua insan tersebut menatap ke arah langit yang teduh. Kedua insan tersebut beranjak berdiri lalu berpamitan kepada 2 makam tersebut, mereka berdua melangkahkan kakinya menjauh dari pemakaman tersebut menuju parkiran. "Biar aku yang bawa mobilnya," kata Anastasia. "Enggak usah Na," balas Rekal, gadis tersebut menghela nafasnya lalu mengambil kunci mobil dari tangan laki-laki tersebut. "Kamu mau buat kita celaka, lihat kondisi kamu lagi enggak stabil, pegang kunci aja gemetaran," cetus Anastasia yang membuat laki-laki tersebut terdiam terpaku mendengarnya. "Masuk, biar aku yang nyetir," ucap Anastasia, Rekal terdiam sejenak lalu melangkah masuk ke mobil dengan raut wajah yang masih terlihat shock. Laki-laki tersebut menumpahkan kembali air matanya ketika di dalam mobil, Anastasia menatap sendu lalu memegang tangan Rekal sambil berkata, "Jangan nyalahin diri kamu sendiri, it's okay. Semua sudah berlalu, sekarang tinggal kamu jaga aku." Dengan senyuman manis dibibirnya ketika menangkup pipi Rekal agar menatapnya dengan lekat. "Kita ke apartemen kamu lagi ya," kata Anastasia lalu melajukan mobilnya setelah menggunakan seatbelt-nya begitu juga dengan Rekal. Hujan yang deras turun begitu saja ketika mereka hampir sampai di area apartemen milik Rekal, Anastasia melajukan mobil masuk ke area parkiran apartemen lalu memarkirkan mobil dengan mulus. Kedua insan tersebut turun dari mobil dsn melangkah perlahan memasuki apartemen tersebut yang langsung menuju lantai apartemen milik Rekal. "Kok kamu tahu paswordnya?" tanya Rekal ketika Anastasia yang menekan tombol pasword, gadis tersebut hanya tersenyum simpel lalu melangkah masuk meninggalkan Rekal yang masih terpaku dengan kebingungan. "Kal, masuk!" seru Anastasia memanggil. 10 menit berlalu, Anastasia telah selesai membersihkan tubuhnya sehabis dari makam. Yaps, ia memakai baju Rekal yang kebesaran di tubuhnya. "Kamu bersih-bersih sana Kal," ucap Anastasia yang hanya di angguki oleh Rekal. Anastasia lalu berjalan menuju dapur untuk memasak dikala hujan tersebut, ia membuka kulkas dan terdiam sejenak seraya berpikir ingin memasak apa. "Kamu ngapain?" tanya Rekal sambil menatap heran. "Kamu kalau di dapur biasanya ngapaian? Enggak mungkin mandi kan," cetus Anastasia sambil mengambil telur, sawi, cabai di dalam kulkas tersebut. Laki-laki tersebut yang mendengar terkekeh pelan sebelum ia menghampiri gadisnya dan memeluknya dari belakang. Anastasia jelas terkejut hingga membuatnya menghentikan aktifitas memotong cabai dan sawi hijaunya tersebut. "Ada apa Kal?" tanya Anastasia yang kini melanjutkan memotongnya. "Enggak papa, aku cuman kangen sama kamu," ucap Rekal sambil memgecup punggung bahu gadis tersebut. "Bersih-bersih dulu sana kamu," kata Anastasia, laki-laki tersebut hanya terdiam saja dan semakin mengeratkan pelukannya yang membuat Anastasia sedikit panas dingin terlebih tangan Rekal sangat hangat. Gadis tersebut lalu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum membalikkan badannya dan menatap lurus ke arah laki-laki tersebut. "Berisih-bersih dulu, aku mau masak buat kita," ucap Anastasia dengan lembut. "Kita?" tanya Rekal yang sedikit terkejut. Gadis tersebut sontak mengenryitkan dahinya lalu menyela, "Iya kita, masa aku masak buat sendiri, kan enggak mungkin." Laki-laki tersebut menatap lekat gadis tersebut lalu mengecup singkat bibir Anastasia sebelum berkata, "Aku suka dengan kata kita." Rekal lalu melangkahkan kakinya keluar dari area dapur dan bergegas untuk membersihkan tubuhnya, namun berulang kali ia menoleh ke arah Anastasia sambil memberikan flyingkiss yang membuat gadis tersebut sedikit menatap heran sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Dasar, kalau lagi begitu berasa kaya bukan Rekal si cowok dingin," gumam Anastasia. Gadis tersebut melanjutkan aktifitas memasaknya hingga dimana Rekal telah selesai dengan membersihkan tubuhnya dan kembali ke arah dapur untuk menemani gadis yang kini kembali menjadi miliknya. Rekal beradandi samping Anastasia sambil memegang handphone yang sudah terbuka dengan camera, yaps ia sudah beberapa kali memotret tanpa sepengetahuan gadis tersebut. "Ana," panggil Rekal yang membuat Anastasia menoleh, dan Rekal berhasil memotretnya kembali. "Ih kamu foto aku ya?" tanya Anastasia dengan raut wajah penuh curiga. "Lihat, kamu cantik. Aku mau nunjukin ke semua orang kalau aku punya gadis cantik seperti kamu," ujar Rekal sambil menunjukkan beberapa hasil fotonya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD