Observe

1074 Words
"Blue… Spencer… ada apa dengan kalian? Kalian seperti melihat hantu saja," seru Morgan penasaran "Tidak…." ucapku sambil melihat keadaan toko yang mulai ramai berdatangan pengunjung lagi. "Ayo masuk ke mobil, kita segera ke kantor dan lihat perkembangan kasus selanjutnya," ucap Morgan. Dalam Perjalanan menuju kantor, otakku terus berpikir mengenai wanita yang menyamar sebagai seorang pria, dan kata-kata nya yakni akan membereskan si otak m***m, apakah ini ada kaitannya dengan orang yang selama ini di cari? Apakah Mungkin dia si Pelaku? Satu-satunya jalan untuk mengetahui nya adalah aku harus terjun langsung menjadi si target dari pelaku! Tapi, aku juga harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana perkembangan kasusnya. Akhirnya kita tiba di sebuah lingkungan departemen pertahanan dan keamanan, FBI. Letak gedung tak jauh dari pusat kota. Kami Semu masuk dan diarahkan menuju sebuah ruangan aula dan di dalamnya sudah banyak personil polisi yang sedang mendengarkan arahan dan beberapa penjelasan lainnya terkait kasus ini. "Baiklah kita sampai," ucap Morgan. "Kata Gracia, kau sudah menemukan toko yang tepat dengan yang ada dalam foto, benarkah? Lalu apakah dia mengenali nya?" Aaron, memberindongi kami, dengan sejumlah pertanyaan. Aku duduk di antara kerumunan para polisi yang sedang menyimak, seluruh penjelasan. Ku mulai menguraikan apa yang ku lihat, ku dengar dan apa yang ku pikirkan. Semua kutuangkan jadi satu di dalam buku catatan. "Begini, kami, dapat informasi terbaru yakni, ada seorang laki-laki yang hampir saja menjadi korbannya. Menurut penuturan dari korban, kalau dia sengaja memberikan sebuah obat tidur yang banyak, hingga membuat nya tertidur. Beruntung pria ini belum sempat meminum minuman yang sudah ia pesan. Minuman itu di minum oleh salah seorang temannya. Tahu bahwa korbannya tidak sesuai dengan targetnya maka temannya hanya di biarkan terikat dan telanjang di depan mobil ya. " "Lalu bagaimana ciri-ciri pelaku menurut penuturan si korban, apakah pelaku nya wanita?" tanya Spencer "menurut penuturan korban, ia di datangi oleh seorang pria, dan dia terlihat smagat rapi sekali dalam berpenampilan. Memakai kemeja berwarna violet dan memakai celana jogger serta sepatu keds," jawab Aaron "Hmmm… jawaban yang menarik, tapi kita juga harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri lain dari si Pelaku," Jawab Spencer. "Baiklah untuk saat ini, sampai, di sini dulu saja, tetap tingkat kan kewaspadaan karena, pelaku masih berkeliaran," ucap Aaron pada beberapa polisi di ruang aula. "Baiklah teman-teman aku rasa kita istirahat dulu. Kita bisa mulai pencarian besok," ujar AJ. Rasa penasaran ku yang begitu tinggi membuatku tak tenang. Sejumlah pertanyaan terus saja membayangi kepalaku. Satu-satunya jalan adalah menjadi target dari si Pelaku. Ku benamkan diri ini bersama dengan berbagai macam buku teori dan membedah nya dalam bentuk gambar dan tulisan. Sementara itu kehidupan si pelaku Beberapa saat, setelah kami pergi, di toko Arsyi, si Pelaku yang sedang menyamar menjadi seorang laki-laki dan mencari beberapa korban selanjutnya. "Hey John, nanti malam kita pergi ke bar, aku ingin mencari banyak wanita,sedang pusing sekali." ucap teman satu pekerja nya "Lalu apa hubungannya kau pusing dengan mencari banyak wanita?" tanya nya "Tentu saja ada, hahahaha ah kau ini, memangnya kau tidak pernah mengalami pusing, nanti kau juga akan paham." "Entahlah, kita lihat nanti bagaimana, " jawabnya. Hari semakin larut, dan kedua orang pekerja toko Arsyi sudah siap untuk pulang ke rumah. Namun, sebelum mereka memutuskan untuk pulang ke rumah, seperti biasanya mereka berganti pakaian dan membereskan perlengkapan toko. Mandy adalah salah seorang karyawan toko Arsyi. Dia adalah seorang wanita yang menyamar sebagai seorang lelaki. Adapun alasan dirinya menyamar sebagai seorang laki-laki adalah karena, rasa dendam akibat masa lalunya yang begitu mendalam, hingga membuatnya ingin membunuh nya. Masa lalu yang kelam membekas sampai sekarang, yakni ia di perkosa beberapa kali oleh paman nya sendiri. Saat itu ia masih berusia 17 tahun, dan paman nya berusia 39 tahun. Kisah masa lalu nya berawal saat Mandy tinggal di rumah kakek dan neneknya, lantaran kedua orang tua nya sudah lama meninggal dunia. Saat itu ketika kakek dan neneknya sedang pergi membeli perlengkapan dan kebutuhan rumah, ia ditinggal seorang diri. Sang Paman, adik mendiang ibunya datang dari kota lain hendak menjenguk mereka bertiga. Merasa bahwa tak ada orang lain di rumah kakek nenek nya, maka Mandy memutuskan untuk mandi tanpa menutup pintu kamar dan pintu kamar mandi nya. Padahal sang Paman yang baru saja tiba, ia langsung begitu saja masuk ke dalam rumah dan melihatnya sedang mandi. Tanpa berpikir panjang, sang Paman langsung memaksa Mandy untuk melayani nafsu birahinya. Dan bukan hanya itu saja, kejadian ini tak membuat si Paman menyesali perbuatan nya, malah ia menunggu saat yang tepat lagi untuk memaksa Mandy melayani nafsu bejatnya itu. Mandy sempat mengadukan perbuatan bejatnya pada tetangganya yang ia sudah anggap sebagai ayahnya. Namun, bukan nya sebuah pembelaan yang ia dapat, melainkan perbuatan b***t lainnya yang ia terima. Sejak saat itu, Mandy menjadi sangat pendendam dengan seorang pria dewasa. Ia sama sekali tidak mendapatkan perlindungan apapun. Melaporkan kepada pihak berwajib pun menjadi hal yang sia-sia belaka. Mereka tidak percaya pada perkataan Mandy, dan hanya menganggap bahwa omongan Mandy bohong belaka. Sejak itu, Mandy tak pernah lagi melaporkan pada pihak berwajib, dan dia melarikan diri dari rumah kakek-nenek nya. And now "Kriiiinnggg…." dering ponsel milik masing-masing dari kami berbunyi. Aku yang sejak tadi masih terjaga dengan segala argumen ku untuk mempersiapkan segalanya, menjawab telfon dari Aaron. "Blue, ayo cepat kau ikut aku!" perintah Aaron. Langsung saja aku hanya memakai jacket hoodie berwarna blue Navy, dan sepatu sport, serta membawa membawa perlengkapan dalam tas ransel. Tiba di lobby Hotel, hanya ada beberapa orang saja yang ikut, seperti Aaron, Emily, aku dan Spencer. "Ayo bergangkat! Telah ditemukan jenazah baru, dan di duga ini adalah korban yang baru dari si Pelaku, dan di temukan di dekat peternakan."ujar Aaron. "Hmmm...apakah jenazah masih di TKP atau susah di bawa ke rumah sakit untuk di periksa?"tanyaku "Aku memintanya untuk tetap berada di sana. Baiklah aku ingin membawa dua mobil, setidaknya memudahkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, aku dan Emily, kau dan Spencer," perintah Aaron "Ayo bergangkat! Telah ditemukan jenazah baru, dan di duga ini adalah korban yang baru dari si Pelaku, dan di temukan di dekat peternakan."ujar Aaron. "Hmmm...apakah jenazah masih di TKP atau susah di bawa ke rumah sakit untuk di periksa?"tanyaku "Aku memintanya untuk tetap berada di sana. Baiklah aku ingin membawa dua mobil, setidaknya memudahkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, aku dan kau, Emily dan Spencer ," perintah Aaron Dalam perjalanan menuju tempat kejadian. Emily banyak berbicara mengenai kejadian siang tadi, dan berusaha untuk meminta pendapat pada Spencer. Namun, bukannya menyahut pembicaraan Emily, ia hanya tersipu malu mengendarai mobil di tengah gelap nya malam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD