Kejutan

1029 Words
Kemudian badannya yang tegap, dan otot-otot ya sepertinya juga masih sangat kuat jika harus bertarung. Aarom dan Jethro tampak sudah mulai mengenal sosok pria di hadapan mereka berdua "Hallo Aaron… hallo Jethro, apa kalian masih mengingatku?" tanya Matthew "Matthew….?"Ucap Aaron dengan penuh kehati-hatian. "Benar… ini aku, orang yang selama ini lari dari masalah, dan telah berkhianat pada kalian," ucap Matthew. "Kau! Masih berani kau menunjukkan batang hidungmu padaku huh! Kau yang telah membuat Helena meninggal dan berpisah dengan putri ku! Pergi kau!" teriak Jethro Aku terkejut saat papa mengatakan bahwa orang itulah yang menyebabkan mama ku meninggal di depan ku, dan berpisah dengan papa. "Jadi…. Ini bukan karena kemauan nya untuk berpisah denganku, selama ini aku pikir bahwa memang Jethro yang tak cakap untuk mengurus ku, sehingga ia memberikan ku pada Ayah," gumamku. Ku buka pintu ruang rapat sedikit saja, agar aku bisa tahu duduk persoalannya. "Jethro sungguh aku minta maaf, justru aku melindungi putrimu," kilah Matthew "Tidak mungkin… kau tahu, sampai sekarang putriku masih merasakan trauma yang begitu berat, ia melihat Helena di bunuh, melindungi dari mana? Aku tidak akan pernah percaya lagi padamu! Pergi kau atau kau akan ku bunuh dengan pistol ini sama seperti kau dan kelompok mu membunuh istriku!" Jethro histeris melihat kedatangan Matthew. "Kalaupun itu bisa mengurangi beban rasa bersalah pada kalian Semu, itu tidak mengapa, asalkan kalian bisa tersenyum bahagia." Jethro mengambil pistol dan mengarahkan pada kepala Matthew. "Kau harus membayar kematian Helena di tanganku," ujar Jethro. Dengan gelap mata, Jethro sudah menarik pelatuk pistol dan akan melepaskan peluru ke kepala Matthew. "Aaron apakah kau ingin menembak ku juga? Aku tahu bahwa aku jugabbersalah padamu, karena aku telah mengkhianati kepercayaan mu. Aku… aku sudah menjual semua data dan informasi ku pada komplotan itu," ucap Matthew. "Awh kau masih mengingat dengan jelas akan penghianatan mu itu, lantas mengapa kini kau kembali, apakah mereka susah menolak mu? Atau mereka sudah mulai melupakanmu?" ledek Aaron "Kau tahu, aku sangat jijik melihatmu, dan jangan pernah menganggap ku sebagai seorang sahabat, aku sudah memutuskan tali persahabatan kita ketika Helena meninggal di depan putriku. Kau tahu, aku benar-benar ingin melihatmu mati terutama di tanganku, kau tak pantas menerima maaf dariku, karena dengan maaf saja, tak akan pernah bisa mengembalikan istriku hidup lagi di dunia. Dan kau juga sudah memisahkan aku dengan putriku untuk waktu yang cukup lama! Jadi terimalah ini…. " Dengan gerak cepat ku berlari menghalangi papa untuk menembak kepala pria tua yang bernama Matthew. "Papaaa." aku berteriak dengan kencang. Jethro menarik kembali pelatuk pistol, berusaha menahan emosi didepanku. "Blue… kau ingin tahu mengapa aku sampai hati meninggalkan ku di China? Karena orang ini! Dia dan kelompoknya sudah membunuh ibumu, dan dia juga yang sudsh menjadikanmu trauma berkepanjangan. Dan karena orang ini juga kau menganggap seolah tak punya hati nurani untuk merawat mu." amarah Jethro benar-benar meluap tak tertahankan. Matthew hanya bisa tertunduk dan menyesali segala perbuatan bodoh nya itu, andai saja waktu dapat diulang kembali, ia tidak mau tergiur oleh berbagai macam penawaran menarik yang pada akhirnya hanya akan membuatnya menderita. Aku menoleh ke pria tua yang sedang bersimpuh pasrah memohon ampun agar Papa memberikan maaf baginya. Ku dekat pria itu dan berusaha mengingat segala sesuatunya tentang kejadian siang hari di saat situasi sedang mencekam. Perlahan aku mulai ingat kejadian 20 tahun silam, siang hari setelah mama dan aku kembali dari sekolah. Saat itu mama memintaku untuk lekas berganti pakaian dan mengerjakan tugas dari sekolah. Tiba-tiba dari arah belakang aku mendengar derap langkah kaki dan berbisik untuk segera bergerak dan di pinta untuk segera memporak-porandakan seisi rumah. Aku intip dari jendela kamar, ku lihatada 5 orang. Memakai Jubah berwarna hitam dan coklat, 4 orang di antaranya berhasil masuk, dan seorang lagi tampak ketakutan dan bingung "Bunuh anak itu," teriak salah seorang dari mereka yang menggunakan topeng badut yang sedang tersenyum. "Apa kau yang memerintahkan kelompok itu untuk membunuhku?" tanyaku dengan berlinangan air mata. Matthew masih tetap terdiam dan tidak, berkata apapun. "Apa katamu? Membunuh mu?" tanya Papa padaku. Spencer terkejut mendengar ucapan ku. Ia pun melirik ke arah Matthew dan menatap dengan tatapan tak percaya. "Apakah yang dikatakan oleh putriku itu benar adanya, Matt? JAWAB!" Emosi Jethro semakin tidak terkendali mendengar pengakuanku. "Benar...kami ingin membunuh anakmu, tapi kami salah sasaran, harusnya yang dibunuh oleh mereka adalah putrimu, dan bukan Helena," jawab Matthew Kami semua terkejut tak percaya, mendengar pengakuan Matthew. "Tapi apa alasan mereka ingin membunuh putriku, dia tidak bersalah apapun Matthew," sahut Jethro "Memang tidak ada masalah antara putrimu dengan kelompok pembelot, hanya saja, mereka memang ingin mengancam mu saja, agar mau ikut bekerja sama dengan mereka. Tapi mereka salah target menembak. Kami pikir orang yang bersembunyi di lemari pakaian adalah putrimu, tapi ternyata Helena." Bukannya bersedih atas apa yang di katakan leh Matthew, aku malah semakin berpikir bahwa sebenarnya ada sesuatu dibalik itu, mungkinkah ini hanya sekedar ancaman belaka saja, ataukah ada permainan politik perjanjian antar mereka. Jethro ingin menghajar Matthew dengan pistol, tapi Aaron sudah langsung menahannya. "Jethro sudahlah… itu sudah berlalu, biarkan saja Matthew menerima akibatnya, kalau kau membalasnya kau sama saja seperti nya," ujar Aaron. "Kau pernah masuk dalam anggota kelompok itu bukan?" tanyaku "Benar… kalau begitu kau pasti mengetahui seluk beluk mereka. Kau pernah mengkhianati negara, artinya kau juga bisa untuk berkhianat kepada orang yang telah memberikan mu segala kenyamanan dan kekayaan bukan?" ucapku dengan tatapan seperti halnya orang psycho. Matthew melihat ku dengan tatapan penuh ketakutan. "Blue… apakah kau Blue?" tanya Matthew berbasa basi "Benar… aku adalah anak yang ingin kau bunuh, tapi aku tidak yakin juga kalau tidak ada campur tangan darimu! Secara kau sudah menjual semua data dan informasi termasuk juga dengan data keluarga para sahabat sahabat mu, Artinya saat ini pun sebenarnya meski kau sudah tidak bergabung dengan mereka, tapi jika mereka bertanya sesuatu, kau masih bisa menjawabnya. Lalu apa arti dari rasa bersalah mu yang kau gadang? Kau memilih meninggalkan mereka lantaran mereka sudah menjebakmu bukan, anak dan istri pertama mu di bunuh di depan matamu, apakah itu benar?"ucapku menebak sambil memancing emosinya. Matthew tercengang dengan apa yang ku katakan. Ia tak menyangka bahwa kenapa kau bisa mengetahui segalanya. " Darimana ia bisa tahu, kalau istri pertamaku di bunuh oleh kelompok itu, siapa dia?!"batin Matthew penasaran
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD