Hambusan angin dingin membuat lilin di atas meja nyaris padam. Nina yang melihat lilin akan mati langsung mendekat dan menaruh kedua tangannya mengelilingi lilin. “Jangan padam ... jangan ...,” desisnya. Seakan lilin yang ada di depannya bisa diajak berbicara. Hembusan angin kembali masuk ke dalam rubanah. Kali ini hembusan angin itu seraya berbisik menyebutkan namanya, “Ninaa ....” Nina langsung menoleh. Mencari siapa yang memanggilnya. Namun tidak ada seorang pun yang berada di basemen ini. Ia melihat ke sekeliling. Benar-benar tidak ada siapa pun di sini. “Nina ....” “Hei, siapa di sana? Jangan bermain-main denganku!” Brak! Pintu yang menghubungkan rubanah dengan rumah Rangga terbuka. Rangga menuruni anak-anak tangga dan langsung mendekat pada Nina. “Ada apa? Tadi kamu mem