GOOD GIRL

1307 Words
Hubungan Mars dan Venus semakin membaik akibat kejadian di parkiran dan beberapa kejadian belakangan ini. Dret…dret...dret Ponsel Venus berbunyi, terlalu pagi baginya saat manajernya menghubunginya.  “Halo, Are you ready for tonight?” “Apaan?” Venus masih memejamkan matanya. “Astaga lo lupa, nanti malam lo kan janjian makan malam dengan Adrian,” ucap Shasa mengingatkan Venus terhadap janjinya. “Bisa di-cancel gak. Gue males keluar,” alasan Venus. Alasan sebenarnya adalah saat ini dia tidak tertarik pada pria manapun. Dunianya hanya berputar pada pria lain yang posesif dan tak tahu bagaimana bersikap lembut pada wanita . “Eh lo bercanda, Senin ini lo punya jadwal pemotretan dan iklan untuk produk milik Adrian. Jangan sampai lo melewatkan kesempatan ini,” ucap Shasa mengingatkan. “Iya okey.” “Gitu dong sampai ketemu sebentar malam” Venus menutup panggilan Shasa dengan tergesa-gesa, Venus memang tidak ingin berbicara dengan manajernya berlama-lama karena dia ingin bersama dengan Mars. “Mars, aku laper,” kali ini Venus menghubungi Mars dengan ponsel pemberian Mars. Mulai hari ini Venus tidak akan melupakan membawa ponsel itu kemanapun. “Iya tunggu.” Tidak lama Mars sudah datang membawakan sajian dua mangkuk mie instan dengan telur dan taburan bawang goreng menggugah selera. “Enak gak?” tanya Mars setelah melihat Venus memakan dengan lahap. Padahal dirinya hanya mengetes Venus, tanpa bertanya pun dia tahu Venus menikmati hidangan di hadapannya. “Enak banget, tapi gak sehat. Aku harus mikirin kalorinya.” “Kamu terlalu kurus untuk mikirin kalori di setiap makananmu.” “Mars, aku pernah ngomong yah. Ini proporsional,” bantah Venus tidak terima. Setelah menghabiskan sarapannya, keduanya beranjak ke ruang tv. Keduanya benar-benar menikmati waktu bersama. Venus bahkan bersandar di d**a bidang Mars. “Kamu banyak makan, tapi gak gemuk yah,” tatap Mars heran melihat Venus yang tidak berhenti mengunyah. “Karena itu aku harus sibuk kerja. Biar lupain buat ngemil.” “Oh…” “Mars, aku pengen s**u itu juga dong,” ucap Venus saat Mars meminum s**u stroberi kesukaannya. “Nih!” Mars mencium bibir Venus dan memindahkan s**u dari dalam mulutnya ke dalam mulut Venus. “Mars ih jorok,” Venus memukul d**a Mars. “Apa bedanya dengan kita ciuman?” tanya Mars mengetes. “Gak tahu ah.” Venus bersedekap dan memalingkan wajahnya. Benar secara konteks, ciuman dengan yang dilakukan oleh Mars tadi sama sebenarnya. “Mars, aku janjian dinner dengan Adrian malam ini,” ucap Venus memberitahukan sekaligus meminta ijin kepada Mars. “Hmm….,” ucap Mars singkat. “Aku gak akan macem-macem kok. Hanya sekedar makan malam, kamu bisa ngawasin aku,” janji Venus. Dia benar-benar takluk di hadapan Mars. Selama ini pria manapun akan tunduk kepada semua permintaan Venus, tapi dengan Mars, dia sukarela menurunkan egonya. “Okay, gak masalah. Aku percaya sama kamu,” Venus memeluk erat tubuh Mars dan mencium aroma tubuh maskulin yang begitu menenangkan. Malam tiba, sesuai dengan janji dinner dengan Adrian. Venus menggunakan gaun hitam polos dengan punggung terekspos jelas. Mars dipastikan menolak Venus memakai baju itu, tetapi hanya bisa terdiam saat Shasa yang mengusulkan hal ini. Venus juga tidak bisa beralasan apa-apa karena sedari dulu baju seperti ini sering dikenakannya. Mars masih harus menyembunyikan hubungannya dengan Venus dengan alasan bahwa dirinya masih punya hubungan kerjasama professional. Dia harus menangkap stalker itu secepatnya dan memproklamirkan hubungannya dengan Venus. Kali ini Adrian lebih dahulu tiba di restoran mereka janjian. Adrian dengan gentleman, menarik kursi dan mempersilahkan Venus duduk tidak lupa memberikan kecupan di pipi Venus. Venus kelihatan kaget dan tidak nyaman juga takut akan reaksi Mars. Sepanjang makan malam, Adrian seringkali ingin memegang tangan Venus yang bersandar di meja tapi Venus buru-buru menarik tangannya. Dia benar-benar ingin menghindari kesalahpahaman Mars. “Apa mungkin kita bisa berlanjut  ke hal yang lebih intim?” tawar Adrian sembari melempar senyum manisnya ke Venus. Semakin mengenal Venus, semakin dirinya ingin memiliki Venus. Dia bahkan merutuki kebodohannya karena menolak bertemu Venus beberapa kali. Dia benar-benar terlambat, tanpa diketahuinya Venus sudah menemukan seseorang yang mengisi hatinya. “Oh sorry, malam ini aku harus istirahat. Besok pagi aku ada syuting pagi dan di hari Senin aku ada pemotretan untuk perusahaan kamu kan,” tolak Venus secara halus. Adrian hanya mengangguk pasrah dengan alasan Venus. Setelah berpisah, Adrian bahkan akan mencium bibir Venus tapi Venus segera memalingkan wajahnya. “Oh maaf,” ucap Adrian salah tingkah. “Iya gak masalah. Aku gak bisa seperti ini saat baru mengenal seseorang,” bohong Venus. Dia sudah melupakan kebiasaannya yang sering make out bersama dengan kencan satu malamnya. Dia bahkan lupa terakhir kali dia melakukan itu, Alexis setelah itu tidak ada. Di dalam mobil Venus bahkan tidak banyak berbicara, dia cemas. Shasa yang memang memarkir mobilnya di apartemen Venus, mengantar Venus dan akan mengendarai mobilnya saat pulang ke apartemennya. “Mars, maafin aku. Itu  gak seperti yang kamu kira,” ucap Venus setelah Shasa meninggalkan apartemennya. “Apa?” tanya Mars heran melihat raut wajah cemas Venus. “Aku tolak ciuman Adrian kok,” Venus menjelaskan. “Mars…” ucap Venus karena Mars mengulurkan tangannya ke wajah Venus. Venus takut dan menutup mata, dia menebak Mars akan mencengkeram wajahnya lagi karena marah. “Mars…” lirih Venus. Ternyata tebakannya salah. Mars menepuk pucuk kepala lembut Venus. “Kamu gak salah kok, you’re such a good girl tonight” ucap Mars tersenyum. “Jadi aku gak dihukum?” tanya Venus kaget. “Gak.” “Beneran?” tanya Venus sekali lagi. “Iya. Atau kamu sebetulnya berharap untuk  dihukum?” goda Mars. “Ih enggaklah.” Bukan hukuman tapi permintaan dan rasa ingin bersentuhan. Keduanya saat ini berbaring setelah menghabiskan malam panas berdua. Hanya selimut yang mampu menutupi tubuh mereka yang tanpa sehelai pakaian. “Mars, apa kamu yakin dengan hubungan kita?” tanya Venus dan memainkan jari telunjuknya di d**a bidang Mars. “Yakin. Kamu?” “Aku gak tahu. Aku gak yakin dengan reaksi keluargaku. Hubunganku dengan Papiku kurang baik.” “Kok bisa? Biasanya hubungan ayah dan putrinya lebih erat.” “Papiku menyalahkanku karena mami hampir saja kehilangan nyawa saat melahirkanku, jauh sebelum itu mami selalu drop selama masa kehamilan. Setelah dilahirkan pun, mami memforsir dirinya mengurusku hingga jatuh sakit. Papi yang cinta mati sama mami, malah menyalahkanku yang tidak tahu apa-apa ini.” “Ya memang, kamu gak salah. Kamu gak pernah meminta untuk lahir ke dunia ini,” Venus mengangguk akan ucapan penyemangat Mars. “Mars, kenapa kamu menyembunyikan hubungan kita dari Shasa. Kamu kelihatan jaga jarak dari aku saat Shasa ada.” “Karena kami masih terlibat hubungan pekerjaan. Baru kali ini aku terjebak hubungan pribadi dengan klienku.” “Sebelumnya gak pernah?” “Pernah sekali. Tapi aku yang menyukainya, dia gak tahu. Dia calon istri bos aku,” ucap Mars jujur. “Cantik gak? Secantik aku? Atau lebih?” cecar Venus. “Kamu bawel yah, dulu judesnya minta ampun” Mars menjepit hidung Venus gemas. “Gak kok dia biasa aja. Tapi dia imut, lucu dan baik hati” “Namanya siapa?” tanya Venus penasaran. “Tamara…Tamara Anjani,” ucap Mars. Venus berbalik memunggungi Mars. Ada rasa panas saat  Mars menceritakan perempuan itu. Dia melihat dengan jelas Mars mengingat banyak banyak kesan baik mengenai sosok perempuan itu. “Hei, kamu kenapa? Cemburu?” Mars memeluk tubuh Venus dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahu Venus. “Ih enggaklah, kan kamu bilang dia biasa aja sedangkan aku cantik banget,” kilah Venus. “Oh yah…oh yah…,” Mars mengelitik pinggang Venus. “Mars geli,” Venus mendorong tubuh Mars. “Hahaha…” keduanya tertawa bahagia dan secepat itu rasa cemburu Venus menguap. Mars benar-benar merebut seluruh jiwa dan raganya. Dia bahkan takut kehilangan Mars. Dahulu dia ingin kontrak Mars dengan Shasa segera berakhir tapi kali ini dia ingin waktu berjalan dengan lambat. Tapi, sebagian dari dirinya pun bertanya, akankah Mars menginginkan hal yang sama?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD