Akhirnya keinginan perutku sudah tersalurkan. dengan perut kenyang begini malas juga rasanya naik tangga, apalagi memakai korset sehingga membuat perutku tertekan. pencernaanku rasanya tidak bebas bergerak mengakses makanan. Tibalah aku di depan kamar dengan nafas ngos-ngosan. aku mengatur nafas lalu membuka knop pintu. Ceklek mataku membeliak menemukan sesosok pria bertubuh kekar sedang berdiri di hadapan cermin besarku bertelanjang d**a. apa-apaan ini?, baru beberapa menit berlalu aku sah menjadi istrinya dan sekarang mataku sudah menatap pemandangan tidak biasa ini. lengan dan bahu yang gagah serta perut kotak-kotak, wajar saja jika waktu itu bahuku terasa sakit saat menabrak tubuh Arkan. tubuhnya memang sudah di tempa untuk terbiasa berhadapan dengan senjata. mataku memicing s