Pedang Pora

1526 Words

"Bersiaplah" ucapnya pelan. "Kalau aku jatuh pas jalan nanti gimana?" tanyaku bergurau. wajahnya langsung ditekuk setelah mendengarku. "Sama saja kamu merusak latihan mereka. Kamu menggagalkan kerja keras mereka" ucapnya tanpa menoleh ke arahku. Padahal aku ngomong harus banget menengadah lihat wajahnya. "Hem ternyata dibalik pernikahan kita yang mendadak ada mereka yang penuh persiapan" ujarku menunduk. Capek aku menengadah lihat wajahnya tapi dia ga mau lihat aku. Ga sopan banget. Sopan santun itu harusnya ketika lawan ngajak bicara, lawan lainnya harus menatap matanya, minimal wajahnya lah. "Jadilah senatural mungkin" ucapnya. Iya Arkan aku berusaha yang terbaik buat jadi natural. Duh kepalaku kok agak pusing ya. Apa karena beban di kepalaku. Ya secara ini mahkota berat. Udah beba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD