Amelia tertawa keras sepanjang perjalanan karena berhasil membuat Rosa malu. Salah sendiri cari gara-gara dengannya. Tentu dia tak akan diam menerima begitu saja. Penindasan di lingkup kerja harus di balas.
Alrich terlihat lega ketika melihat Amelia berubah mulai melawan Rosa. Dan juga, rasa cintanya kepada Dave benar-benar surut.
“Ngomong-ngomong..., kenapa bos memanggilmu, Mel?”
“jangan membicarakan itu. Aku sangat kesal setengah mati,” jawab Amelia ketus.
“Memangnya kenapa?”
“Coba kau bayangkan... aku harus ikut meeting dengannya. Bukankah itu tanggung jawab sekretaris? Padahal pekerjaanku masih banyak,” keluh Amelia panjang lebar. “Untung saja ada uangnya.”
Sejak kapan Amelia suka uang? Bukankah dia tak peduli dengan gaji. “Aku akan bicara dnegan bos. Aku bisa menggantikan mu.”
“tak perlu,” sela Dave tiba-tiba.
Wajah Amelia langsung di tekuk seketika. Tidak ada angin, tak ada ada hujan. Kenapa pria itu selalu saja berkeliling di sekitarnya. Ia benar-benar tak bisa bernafas.
“Tapi itu melanggar kontrak.” Alrich tak ingin Amelia dekat dengan Dave. “Lagi pula Amelia baru saja keluar rumah saki. Dia harus kontrol.”
“Aku yang akan mengantarnya.” Setan dari mana yang membuat Dave bertindak lebih dulu. Alrich dan Ken saling pandang satu sama lain terkejut karenanya.
“Dan juga, dia aku bayar.” Dave mengeluarkan ponselnya mengetik sesuatu. Tak lama kemudian, ponsel milik Amelia berbunyi. Sebuah pemberitahuan dari bank mengenai transfer uang.
“Hah!” Gadis itu terlalu syok dnegan sejumlah uang yang masuk ke dalam rekeningnya. “Apa ini benar jumlah uangnya?” tanyanya girang sambil menunjukkan tepat di depan wajah Dave.
Ken dan Alrich juga ikut melihat layar ponsel milik Amelia. Mereka terheran-heran dnegan sikap Dave yang di luar dugaan.
“Ayo berangkat sekarang. Aku akan menyiapkan berkasnya,” kata Amelia antusias. Gadis berjalan lebih dulu untuk mengambil tasnya dan menyiapkan berkas.
Alrich pun mulai bersuara setelah Amelia pergi. “Apa yang kau rencanakan, Dev? Bukannya kau tak suka dengan Amelia.
“Tidak suka, bukan berarti tidak tertarik sama sekali,” jawab Dave dingin lalu memilih mengikuti Amelia. Tinggal Ken dan Alrich yang terus memandangi punggung Dave.
“Aku rasa, Dave ingin sekali dekat dengan Amelia, begitu juga denganku,” kata Ken asal.
“Kau!” desis Alrich tak suka.
“Kau pasti menyadarinya, Al. Sebelum kau menyatakan cinta dengan Amelia, dia bebas di kejar siapa saja. Dan kau tak berhak mengaturnya meski di sekitar gadis itu.”
Perkataan Ken terlalu menohok, membuat dirinya berpikir kembali. “Aku tak akan menyerah.”
“Selamat berjuang....” Ken bersiul, tak ingin berlama-lama dengan Alrich karena bosan. Lebih baik mengikuti Dave meeting. Lagi pula, ia penasaran dengan performa baru gadis itu.
Dari jauh, Ken melihat Amelia yang sedang kesusahan membawa berkas. Tentu saja itu kesempatan baginya untuk merayu. “Aku akan membantumu.” Belum di perbolehkan, pria itu langsung merebut berkas itu.
Amelia mengedik-kan bahu acuh, tak peduli memilih diam saja. Sedangkan Ken mengekornya dari belakang. “Kenapa terburu-buru? Kita hanya akan meeting di sini saja.”
“Karena waktu adalah uang.”
“Apa hidupnya hanya untuk uang?” tanya Ken.
“Bisakah kau diam? Telingaku gatal mendengar ocehan mu yang tak bermutu.” Amelia masuk ke ruang meeting dengan wajah di tekuk. Di sana sudah ada dua orang pria yang sedang duduk saling berdampingan.
Apa ini? aku kira meeting banyak orang. Ternyata hanya dua orang yang datang. Si Delon banci itu sengaja mempersulit ku.
“Anda sudah datang,” sapa Ken sambil meletakkan berkas yang di bawa oleh Amelia.
“Aku selalu tepat waktu. Hanya saja bos mu yang telat.”
“Ayolah... Hidup harus santai.”
“Sebagai penulis, waktu adalah uang. Menghargai waktu untuk hidup adalah cara bersyukur,” kata Lee Sun.” Pria itu adalah penulis hebat yang direkut oleh Golden Group Book. Karyanya sudah tersebar di mana-mana. Dari genre romance, fantasi, dan SCI-fi, dan masih banyak lagi n****+ hasil karyanya.
Amelia langsung menggeser kursi, menatap Lee Sun dengan penuh kekaguman. Inikah wujud penulis terkenal dan berbakat? Seperti halnya dulu, menjadi penulis famous yang dikenal banyak orang.
Melihat wajah Amelia yang penuh kagum, Lee Sun menatap ke arahnya. “Apa yang kau lihat?” tanyanya ketus.
“Auramu yang terlihat cerah. Kau seperti berlian,” jawab Amelia tanpa sadar membuat Lee Sun tersipu. Ken menyenggol bahu gadis itu cukup keras sampai tersentak. “Maafkan aku... abaikan perkataan ku tadi.”
“Sepertinya, kau adalah orang yang suka membaca.” Lee Sun menatap lekat Amelia. “Apakah kau ingin minta tanda tanganku?”
Amelia menatap pria itu cukup teliti, dari mata hingga turun ke bagian bawah tubuhnya. Pria itu benar-benar bermartabat. Di masa depan, dia akan menjadi lebih terkenal. “Aku hanya karyawan biasa, tak pantas mendapatkan tanda tanganmu. Lagi pula, aku bukan penggemar.”
Lee Sun membisikkan sesuatu kepada orang yang ada di sebelahnya. Setelah selesai, orang itu pun pergi meninggalkan ruangan. Ken merasa di acuhkan oleh mereka berdua, berharap banyak Dave akan segera datang.
“Maaf menunggu,” kata Dave sambil membuka pintu. Ken senang akhirnya Dave datang ke ruangan itu juga. Pria itu langsung duduk di samping Amelia.
“Jadi, Tuan Lee. Apakah Anda siap bekerja sama dengan perusahaan kami?” Dave menyodorkan dua berkas yang di bawa oleh Amelia.
“Aku akan mempertimbangkannya.” Lee Sun tak menoleh sedikitpun, memilih menatap Amelia yang sedang membaca salinan berkas. Dave dan Ken yang melihat itu sudah mengeluarkan aura-aura membunuh.
“Klausa dari kontrak kurang jelas. Baca pasal 11.” Amelia memperlihatkan kontrak itu kepada Dave dan Lee Sun secara bergiliran.”
“Kurang jelas bagaimana? Itu sudah menguntungkan,” kata Dave.
“Jelas ini merugikan penulis, Bos. Anda tahu bahwa setiap buku yang terjual akan mendapatkan royalti sebesar persen yang di sepakati. Di kontrak ini, tak ada yang seperti itu. Hanya bonus tanda tangan kontrak saja.” Amelia menutup kasar berkas itu. “Buat ulang kontraknya.”
Dave geram, “Di sini, aku apa kau bosnya!” Lee Sun yang terus memandangi Amelia terkesan dengannya.
“Kalau begitu, jadilah managerku, Nona,” ajak Lee Sun terus terang.
“Apa?” teriak Dave dan Ken bersamaan. Amelia dijadikan manager, sungguh tak masuk akal. Dia ceroboh dan kurang pintar.
“Kenapa? Aku lihat nona ini lebih pintar dari managerku.” Lee Sun membuka berkas miliknya. “Yang dikatakannya benar, Anda harus merubah pasal 11.”
“Beri kami waktu sebentar, saya akan bicara dengan Amelia.” Dave menyeret paksa Amelia keluar ruangan untuk dibawa ke ruangan lain. Tangannya dihempas kasar oleh pria itu.
“Perusahaan bisa rugi kalau kau dengan lancang ikut campur mengenai kontrak!” teriak Dave dengan kesal.
“Hah! Kau menjadi penulis hanya hal sepele? Jerih payah mereka hanya kau beri secuil saja. Di sini, kau yang gila, Bos!” Amelia tak kalah berteriak.
Dave meradang, “Sok tahu. Kau sepertinya sudah melangkahi jalurmu! Aku akan memecatmu!”
“Bagus!” kata Amelia girang. Jujur saja, ia ingin keluar dari kantor itu.
Dave terkejut dan menyesal dengan perkataannya. “Kenapa kau tak takut di pecat? Bukankah kau suka kerja di sini?"
“Buat apa aku kerja jika kerja kerasku tak dihargai.”
Keuntungan perusahan terlalu banyak sehingga membuat para penulis tercekik. Jika ingin merekrut penulis lain, seharusnya Golden Group Book lebih menjelaskan dengan rinci mengenai royalti.
“Lebih baik, aku menjadi manager Lee Sun.” Amelia hendak melenggang pergi, tapi tangannya di cekal oleh Dave.
“Kau tetap di sini, tak keluar dari perusahaan,” kata Dave sambil membuang muka.
“Apa maksudmu?”
“Artinya kau tak di pecat. Aku hanya menggertakmu.”
Dasar si bos dingin memang aneh. Tadi semangat memecat, sekarang malah ucapannya di tarik sendiri. Dasar orang plin plan!
“Kau aneh...” ucap Amelia melepas tangan Dave. Gadis itu pergi meninggalkan Dave sendirian, lebih memilih masuk ke ruang meeting. Lee Sun dan pendampingnya kembali ke ruangan itu, tapi Ken sudah menghilang.
“Maafkan kami, sepertinya kontrak akan di rubah kembali.”
Lee Sun bangkit dari kursi, “Kalian tak perlu merubah isi kontrak. Aku setuju kerja sama. Asalkan...” jedanya. “... kau yang mengurusi novelku.”
“Tapi, itu bukan wewenangku. Aku hanya kerja di bagian biografi, bukan menjadi editor.” Amelia mengambil nafas panjang. “ Aku tak ingin kerja dobel.”
“Apa yang di katakan Amelia benar, Tuan Lee,” seru Dave di ujung pintu. “Saya bisa memberikan editor terbaik untuk mengurusi n****+ Anda.”
Lee Sun diam, wajahnya berubah menjadi dingin. Lebih dingin seperti tadi. Itu jelas permusuhan. Amelia merasa ada yang aneh dengan mereka berdua. Kenapa ada peperangan sesama iblis di ruangan itu? Dia ingin kabur secepat mungkin, menjauh dari mereka berdua.
Bersambung