Mobil sport milik pria berwajah asia itu, berhenti tepat di depan pintu masuk ruang UGD. Atthala membawa Ara ke DK Hospital , dengan Dokter Freddy yang nampaknya sudah menunggu di sana setelah mendapat telepon dari Atthala.
Dokter Freddy adalah profesor dokter spesialis ahli dalam. Beliau adalah dokter kepercayaan Atthala sejak dirinya pindah ke California, yang dikenalkan Roy padanya.
Gadia itu segera di bawa ke dalam.ruang tindakan oleh para perawat, memasang alat infus pada intravenanya, kemudian Dokter Freddy pun mulai memeriksa keadaan Ara..
Dokter Freddy cukup dibuat terkejut, ketika menaikkan pakaian Ara untuk memeriksa perutnya. Ia melihat banyak sekali luka lebam, bahkan luka-luka besar dan bekas luka jahit pun ada di tubuh Ara. Dokter Freddy melirik pada Atthala, sedangkan Atthala menatap tajam pada pria bersneli itu, lalu memutar bola matanya.
"Bukan ulahku, Freddy, kau jangan berpikir yang macam-macam. Aku tidak pernah melukai wanita, apalagi wanita baik-baik, mereka makhluk yang paling aku muliakan keberadaannya. Kau tahu itu," tukas Atthala.
Dokter Freddy, Roy dan kawan-kawannya tertawa kecil melihat reaksi yang ditunjukkan Atthala.
"Siapa gadis malang ini? Apa kekasihmu, Atthala?" Tanya Dokter Freddy Sambil menyuntikkan obat pada infusannya.
"Dia seseorang yang harus aku lindungi keberadaannya," jawab Atthala datar.
Dokter Freddy mengangguk,
"Kita akan melakukan pengecekan menyeluruh sebelum mendiagnosa lebih lanjut. Demam yang dia alami, berasal dari kantung kemihnya yang tak dapat bekerja dengan baik. Tubuhnya menyerap mineral namun tidak mengeluarkan feses ataupun air seni. Sepertinya ada suatu kejadian yang membuat seluruh tubuhnya mengalami stress akut yang dapat membuat kinerja kerja tubuhnya menurun. Kita akan tau setelah melakukan cek menyeluruh." Jelas Dokter Freddy.
Atthala mengangguk, lalu membiarkan Dokter Freddy membawa Ara untuk menjalankan segala pemeriksaan yang diharus dilakukan oleh pria bersneli itu.
Pemeriksaan yang dimulai dari rontgen pada seluruh tubuhnya hingga kepalanya.
Setelah selesai, Ara kembali dibawa oleh Perawat ke ruang rawat intensif.
Setelah hasil rontgen keluar, Atthala dan Roy berdiri di sisi kiri dan kanan Dokter Freddy lalu menatap layar komputer di hadapan mereka. Sedangkan Kevin dan James sedang berbincang di sofa.
"Hasil rontgen gadis itu sudah keluar. Kau bisa lihat, yang berwarna kehitaman ini adalah luka memar pada tulang punggungnya, dan ini di bagian tengah sepertinya dia pernah melakukan operasi patah tulang punggung dalam beberapa bulan ke belakang, karena di sini sangat jelas tulang yang patah baru akan menempel dan melapis baru," jelas Dokter Freddy.
Dokter Freddy menggeser gambar yang lain.
"Lalu ini," lanjut dokter Freddy.
Pria itu menatap sekeliling, untuk memastikan, jika tak ada siapa-siapa lagi selain mereka berlima di ruangannya.
"Aku menemukan sesuatu yang aneh di tubuh gadis itu."
Dokter Freddy menzoom hasil rontgen lengan kanan Ara. Atthala dan Roy mendekat pada layar, lalu mengerutkan keningnya saat Dokter Freddy memzoom kembali agar gambar menjadi lebih besar.
"Itu memorycard," ujar Roy saat melihat bentuk seperti memorycard pada hasil rontgen-nya.
Kevin dan James yang mendengar ucapan Roy, bergegas menghampiri meja Dokter Freddy.
"Apa kau yakin, Roy?" tanya Kevin, sedangkan Atthala masih menatap lekat-lekat gambar di hadapannya.
"Ya, aku yakin seratus persen. Memorycard itu dilapisi plastik lalu dibalut kembali dengan kolagen agar aman dalam tubuh manusia," jawab Roy.
"Lalu apa titik merah ini?" Tanya James sambil menunjuk titik merah dilayar komputernya.
"Itu chip," jawab Atthala sambil mengepalkan tangannya.
Roy kembali berdiri tegak, melipat tangannya di atas d**a.
"Chip itu terhubung pada memorycard. Jika kita membedahnya dan mengambil memorycard itu dari lengan Ara, chip itu akan secara otomatis aktif. Dan mereka akan mengetahui, di mana keberadaan memorycard ini," jelas Roy.
"Roy, apa kau bisa menonaktif secara otomatis chip tersebut?" Tanya Atthala.
"Aku belum menemukan caranya. Chip gps buatan cina ini dirancang khusus untuk digunakan dalam keadaan darura. Sangat rumit, tapi aku akan mencoba mencari cara."
"Seorang Roy yang tak lain adalah peretas atau hacker paling jenius pun belum dapat menemukan cara menonaktifkan otomatis chip gps ini. Wah, chip yang sangat luar biasa," timpal Dokter Freddy.
Atthala hanya terdiam, rahangnya kembali mengeras menahan amarahnya,.
"Kita harus melindungi gadis ini. Jangan sampai, Rafael mengetahui keberadaan memorycard tersebut," ujar Kevin.
Atthala mengangguk setuju dengan ide Kevin.
"Ayah macam apa yang tega membawa putrinya ke dalam bahaya," cecar Roy.
"Aku mengerti, kenapa ayahnya selalu menyiksa gadis itu," timpal Kevin.
"Karena dia tidak ingin, memorycard ini jatuh ke tangan Rafael dan Benedic. Ayah Ara berusaha membunuh Ara agar gadis itu membawa memorycard dalam tubuhnya ke dalam liang lahat. Namun, lagi-lagi gadis ini beruntung, dan berakhir selamat," jelas Atthala.
"Aku sangat yakin, memorycard dan chip gps ini di tanam dalam tubuh Ara dengan bantuan dokter yang sangat ahli," lanjut Roy.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Dan Memorycard apa yang di simpan di dalam tubuh gadis itu?" Tanya dokter Freddy.
Semuanya terdiam, menunggu Atthala yang menjelaskan.
"Memorycard itu, bukti kongkrit dari kematian Adikku, Ana," jelas Atthala dengan kedua tangam terkepal kuat.
"Lalu, apa kau akan mengatakannya pada Uncle Arlan?" tanya James.
Atthala menggelengkan kepalanya.
"Belum saatnya Uncle Arlan tahu, apa yang sedang terjadi dan yang kita hadapi saat ini," jawab Atthala.
"Aku percaya dengan otak pintarmu, Atthala. Aku yakin, kau punya cara untuk mengalahkan RedHole," ujar Kevin.
"Aku akan membawa Gadis itu ke Mansionku. Persiapkan segalanya. Aku tidak ingin RedHole tahu apa yang kita temukan dan kita miliki sekarang," ucap Atthala sembari beranjak pergi, keluar dari ruang Dokter Freddy.
"Kau akan ke mana?" tanya Roy.
"memindahkan gadis itu ke ruang vvip," jawab Atthala sambil berjalan pergi menjauh.
***