"Mas Reno!" Tentu aku kaget dibuatnya. Untuk apa lelaki itu ada di depan toilet dan aku tak melihatnya tadi. Ya, dia memang sengaja menungguku karena saat aku melihatnya sekarang, lelaki itu sedang berdiri menyandar di sisi dinding toilet. Mas Reno bergegas menghampiriku. "Bisa kita bicara?" tanyanya. Apalagi yang ingin ia bicarakan denganku. Rasanya tak ada gunanya juga aku berbicara dengannya. Tak ada yang spesial juga dengan masa laluku bersamanya. Aku memaksakan senyuman. Sekalipun hati ini perih dibuatnya, tapi aku tak akan menunjukkan di hadapan Mas Reno bahwa aku sempat merasakan hancur setelah ia menceraikanku tiga tahun yang lalu. "Tapi maaf, Mas. Aku harus segera pergi dari sini. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," ucapku dengan sopan meminta maaf. Mas Reno