Rasanya belum lama aku berdiam di dalam ruang kerjaku saat Tari menghampiriku. Gadis muda itu senyum-senyum sambil memberikan sesuatu padaku. Kulihat kunci motor yang Tari letakkan di atas meja. "Kak Zima, ini kunci motornya," ucapnya membuatku tersenyum. Ternyata Restu tidak berbohong saat mengatakan jika motorku sebentar lagi akan di antar. "Terima kasih, Tari." "Sama-sama, Kak. Oh iya, Kak. Aku boleh bertanya sesuatu?" tampak ragu gadis itu berujar padaku. "Tanya apa?" "Kata Mas yang tadi mengantarkan motor Kak Zima, mengatakan jika dia diminta Pak Restu mengantarkan motor Kak Zima. Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu. Apakah dia klien kita, Kak?" tanya polosnya menunggu jawabanku. Ah sial, sepertinya berbohong dengannya pun akan sia-sia. Dan jika kau jujur apakah Tari