44. Setelah Menikah

1171 Words

Tak ada pembicaraan berarti di antara kami berdua. Aku lebih memilih diam dan melihat sisi kanan dan kiri jalanan yang kami lewati. "Tidurlah jika capek. Aku akan membangunkanmu saat kita tiba nanti," ucap Restu yang malas aku menjawabnya. Tanpa dia minta pun aku juga akan tidur daripada harus terlibat obrolan yang tidak penting bersamanya. "Zi ... bangunlah!" mata ini mengerjab. Ternyata aku ketiduran juga. Entah berapa lama aku sendiri juga tidak tahu. "Sudah sampai?" tanyaku lalu membuka mata lebih lebar lagi dan menegakkan punggungku. Restu melepas seat beltnya sembari berkata, "Kita makan dulu. Ini sudah siang. Sekalian kita istirahat dan ngopi sebentar." Aku tak mengelak. Karena aku tahu menyetir mobil sendiri saat melakukan perjalanan jauh itu sangat melelehkan. Restu sudah turu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD