Memasuki ruang kerja Rani langsung disambut dengan terpaan hawa dingin dari Air Conditiner, mebuat tubuh ini semakin menggigil saja. Kali ini tidak hanya karena aku gugup saja melainkan juga takut saat harus berhadapan dengan Rani seperti ini. "Duduklah, Zi!"pinta Rani yang mendapatiku hanya berdiri dalam diam di hadapannya. Wanita itu kini mendongak menatapku dengan wajah penuh pertanyaan. Aku mengikuti instruksinya untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Diantara aku dan Rani hanya terpisah oleh meja kerjanya saja. "Zi ... kenapa kau hanya diam saja?" tanyanya yang membuatku semakin bertambah kadar kegugupannya. "Hah!" hanya itu jawaban yang aku berikan karena bibir ini terasa kelu hanya untuk menjawab apa yang Rani tanyakan. Helaan napas keluar dari sela bibir Rani. Seperti