Malam itu, Nona membereskan kasur kecilnya. Matanya mengedar menatap kamar. Nona tidak mau mengadu pada Nita atau pun Daffin tentang keberadaannya di kamar itu. biarlah mereka tahu dnegan sendirinya. Ia ingin tahu bagaimana respon Daffin saat mengetahui kejadian itu. Ketakutan Nona akan ipar julid dan keterpurukannya dalam berumah tangga benar-benar menjadi kenyataan. Tapi ngomong-ngomong, apakah Daffin akan diam saja saat tahu dirinya ditempatkan di kamar itu? Apakah akan ada bentuk kepedulian Daffin sedikit saja untuk membelanya? Lagi-lagi pertanyaan itu menyerang benaknya. Nona mendadak teringat ayahnya. Ayah, Nona kangen sama ayah. Nona ingin pulang saja. Kenapa Nona harus dinikahkan dengan Daffin Suhendra, pria dingin, galak dan pinter ngambek? Apakah ayah tahu kalau D