Pertarungan Saudara

1054 Words
Saya beri waktu dua hari. Kalau tidak, saya akan bongkar rahasia kalian. "Waah sialan!" Tentu saja Fadli yang memaki. Cowok itu kesal karena Black Phanter entah punya rahasia apa tentang mereka. Mereka tetap memaksakan agar Fadli dan geng ini mau menuruti keinginan mereka. Tapi masalahnya siapa yang mau nari-nari begitu? Hahaahaha. Badan kaku semua begini. Yang paling menolak ya Fadlan dan Feri lah. Selain memang tak bisa menari, bagi mereka itu aib. Memangnya mereka ini cowok apaan? Hahaaha. "Lu kalo ngelihat itu video klipnya, tariannya cool, Kak. Bukan kayak tarian cewek. Itu tuh beda!" Fadli berusaha meyakinkan. Tapi tentu saja kedua orang itu menolak. "Menurut lu apa pendapat Rissa kalo lihat suaminya nari begituan hah?" "Tauk lu. Lu sih enak, paling Caca gak protes. Gue bisa diketawain Sara juga tuh ngelakuin hal-hal aneh kayak gitu." Regan terbahak mendengarnya. Ya kedua orang ini lebih mementingkan imej. Kalau Akib sih pasrah. Ia bagian netral. Bukan karena bisa menari. Tapi karena ia adik ipar paling bungsu jadi ya suaranya kadang dianggap ikut mereka yang menjadi prioritas. Hahahaa. Wira hanya bisa tertawa. Ya ia juga kaku. Ia juga tak bisa menari. Ia juga malu kalau Aisha sampai tahu. Tapi lebih lucu lagi menyaksikan perdebatan tiga orang ini. Tentu saja Fadli melawan kedua orang ini. Hahahahaha. Apakah akan menang? Biasanya sih yang kalah ya kedua orang ini. Hahahaha. Karena Fadli pasti akan bersikeras. Pertengkaran saudara yang terjadi tentu saja tak berdarah. Hahahaha. Ini hal biasa kok. Karena sudah sering terjadi bahkan sejak dulu. Ya kan Fadli itu kadang inovasi idenya terlalu tinggi. Jadi ketika bertemu dua orang yang sangat datar dan enggan mengambil resiko lebih apalagi melakukan hal gila yaa jelas saja kalau kedua orang ini akan menolak mentah-mentah. Setelah satu jam apa yang terjadi? "Ya udah kalu lu berdua gak mau, paling taruhannya perusahaan Papi hancur. Kalo udah gitu, lu berdua mau tanggung jawab?" Bahahaha. Wira dan Regan terpingkal. Akhirnya Fadli mengeluarkan kata-kata mematikan yang tentu saja membuat kedua orang itu tak bisa menolak. Hahahaha. Kalau sudah kata-kata ini yang keluar, mau bagaimana coba? Lantas ya akhirnya mau tak mau keenam orang itu menonton video klip yang dikirim oleh David Black Phanter. Ya tampak fokus meski terganggu dengan kelakuan Fadli yang berupaya meniru dan menghapal gerakan itu. Hahahaha. Ia yang paling semangat di sini. Regan malah terbahak karena kelakuannya itu. Ya makin lama makin maju pula. Hal yang tentu membuat yang lain jadi tak bisa melihat ke arah televisi itu karena tertutupi oleh kelakuannya. Hahahaha. Setelah lima kali melihat video klip itu, sejujurnya Fadlan dan Feri semakin ingin menyerah. Hahahahaa. "Lu lihat itu gerakannya susah!" Hahahahaaha. Itu Fadlan. Tentu saja ia akan protes. Feri mengusap wajahnya. Malah ingin tertawa dan merasa bodoh sendiri. Hahahaha. Mereka ini sudah cool karena menjadi deretan pengusaha lalu kalau dipaksa menari, mau jadi grup lawak hah? Hahahaha. "Bisa patah tulang gue!" "Ya lu narinya yang bener lah, Kak. Kalo lu narinya bener, gak bakalan retak tuh tulang!" Si dua kembar itu berdebat. Hahahahaa. Regan yang paling ngakak melihatnya. Belum lagi tuh si Wira yang mempraktekkan gaya salto sedari tadi tapi jatuh melulu di atas lantai. "Lu salto yang bener dah. Lu kalo salto kayak gitu, yang ada malah patah tulang pinggang lu!" Ia diomelin juga sama si Fadli. Hahahaha. Akib terkikik-kikik. Ia yang paling aman selama proses latihan. Entah akan menjadi apa rekaman tarian mereka ini. Yang jelas selama proses latihan ya yang paling banyak mengomel ya Fadli. Hahahaha. Harusnya ada Caca yang bisa mendisiplinkannya. Ya dijamin kalau ada Caca, Fadli pasti mingkem. Hahahaha. Gak akan mungkin berani bersuara. "Entar lu yang muncul duluan," ia menunjuk Wira. Ya sudah pasti yang mengatur pasti si Fadli. Hahahaha. "Lu berdua gak usah banyak gerak." Kali ini yang kena lagi ya si duo kaku, Feri dan Fadlan. Ya kan memang gak bisa menari. Hahaha. @@@ Ya kalau keenam orang itu sibuk latihan menari dadakan, yang di sini akan memulai penelitian mereka di Muara Angke. Namun tentu berkumpul di lokasi yang agak jauh. Mereka akan mendatangi tempat yang dipenuhi oleh pekerja seks komersial. Mungkin menghadapi mereka ya cukup biasa. Yang butuh energi ekstra itu ya kalau bertemu dengan penjaga. Penjaga para PSK eksklusif. Memang tak sembarangan kalau dengan barisan PSK yang itu. Mereka harus ekstra hati-hati. Khayra mengingatkan berkali-kali pada para anggota penelitian. Karena bisa berisiko dan mereka bisa saja berhadapan dengan geng penjaga itu. Mereka tak kenal takut apapun. Bagi mereka ya, majikan adalah yang terpenting. PSK khusus itu memang tidak diperbolehkan berinteraksi dengan orang-orang semacam Khayra dan gengnya. Karena mereka takut banyak rahasia bocor. Ya mungkin bukan rahasia negara. Tapi rahasia tentang siapa klien mereka adalah hal terpenting. Apalagi kalau sampai tahu siapa sebenarnya pengelola para PSK itu dan juga yang punya saham terbesar di dalam bisnis ini. Sebenarnya Fadlan dan yang lain sudah pernah hampir berurusan dengan orang-orang di balik pebisnis PSK di sini. Tapi Opa Adhi melarang untuk mendekat karena memang sangat berbahaya. Khyara juga tahu sekali bagaimana resikonya. Ia pernah terlibat di sini dan hampir susah keluar. Ia memang pernah menjadi salah satu dari mereka dan itu bukan sesuatu yang harus ia banggakan bukan? Lantas ia berani di sini? Gak juga. Ia hanya punya kenalan satu orang dalam di sini. Ya si Mami yang sebenarnya juga masih bawahan si bos. Bos tertinggi? Apakah Khayra tahu? Sebenarnya tahu. Ia bukan gadis sembarangan kala itu. Tapi ya Khayra juga cerdik dulu. Kalau tak cerdik, ia mana mungkin bisa memulai hidup baru seperti ini? Ia juga memegang banyak rahasia yang tak orang lain tahu. Ia masih mengunci mulutnya sampai sekarang karena ia dilepaskan dan tak dipantau. Ia dianggap ya bisa dipercayai oleh mereka yang punya kekuasaan itu. Namun ia tak boleh membuat masalah dan keterlibatan Khayra di sini jelas bisa menjadi masalah baru baginya juga. Tapi ia nekat saja. Karena Khayra yang sekarang sudah tak takut apapun kecuali Allah. "Kita berangkat." Mereka masuk ke dalam mobil dan akan diturunkan di titik-titik tertentu. Sebenarnya, ia sudah berbicara dengan si Mami soal penelitian ini. Ya ada beberapa PSK yang bersedia menjadi responden wawancara. Mereka hanya perlu bertemu di salah satu tempat yang memang sudah menjadi tempat janjian. Khayra sendiri yang akan memimpin perjalanan ke sana untuk menemui si Mami. Karena si Mami juga hanya percaya padanya. Ya kalau bukan karena Wirdan dan Amira, ia juga tak akan mau deh melakukan hal semacam ini. Untuk apa coba? @@@
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD