Agenda Mengerikan

1046 Words
"ASEM! Capek-capek gue latihan nari begini, isinya modek begini. Kalo dibawa pulang sih enak kayaknya." Yang lain terbahak. Ya marah sih tadi karena begitu membuka isi peti yang mereka ambil di hutan kala itu dan merupakan peninggalan Black Phanter. Tahu apa isinya? Bikini warna merah. Hahahahaha. Fadli memegang baju itu di hadapan para lelaki lainnya yabg tentu saja membuat mereka saling berkhayal. Walau tak lama, bahu Regan ditepuk kuat. "Sabar, Ree. Sabaaar. Yang beginian khusus yang menikah tanpa paksaan!" Yang lain terbahak. Regan tertawa juga. Tapi agak-agak kesal begitu bawaannya. Ya ia tentu tak bisa memaksa Vanessa memakai baju begini. Padahal sayang loh. Mumpung ada kolam renang di rumah kan? Hahahahaa. "Anak gue tiga lagi," celetuk Fadlan yang tentu saja membuat yang lain terpingkal. Mereka memang sangat cocok kalau sudah berbicara hal semacam ini. "Apalagi model-model Ferril. Pasti gak bakalan bairin lu, Kak, sama Kakak ipar buat berduaan!" Fadli bisa menebaknya karena ia dan Ferril ya tak berbeda jauh. Fadlan hanya bisa tertawa. Ya memang ada benarnya juga. Ferril tak akan mau lepas atau jauh dari Bundanya. Kalau Fadlan mencoba mendekati istrinya, ia akan segera diserang pukulan tangan-tangan kecil itu. Haaah. Susah memang anak yang satu itu. Harus disogok dulu biar jauh dari Bundanya. Hahahaha. Tapi ya kadang tak mempan juga dengan itu. Tubuh mereka yang sangat lelah itu ya terhibur juga dengan bikini sialan itu. Mereka sudah mengira kalau isinya begitu penting dan dapat mengancam perusahaan. Eeeh lihat lah. Ternyata jauh sekali dari hal itu. Bagaimana tak jengkel pada awalnya? Namun kini ya masing-masing memilih pulang saja ke rumah. Jadi beneran kangen istri gara-gara melihat bikini. Dan yang menjadikan peti itu sebagai lelucon ya si David Black Phanter sialan yang sudah tertawa sejak menerima video dari geng Fadli. Ia berhasil mengerjai mereka. Bukan kah keren? Kapan lagi coba mengelabui mereka yang sering memperlambat gerak dan pekerjaannya? Yang baginya tentu saja menyusahkan dan membuat dongkol. "Sialan memang Black Phanter itu. Kita harus bikin perhitungan kalau bertemu lagi." Begitu kata Fadli. Baginya akan selalu ada dendam. Walau ya kenyataannya, sekian tahu kemudian pasti sudah lupa. Apalagi kalau sudah tak bertemu lagi. Padahal mereka masih perlu menelisik. Siapa Black Phanter dan orang penting di baliknya. Karena Fadlan masih ingat jelas saat itu di mana ia melihat helikopter angkatan udara yang mendarat dan di dalamnya ada mereka. Kalau kepala kepolisian di sana mungkin kah? Ya mungkin. Kepala TNI juga demikian. Namun rasanya terlalu dangkal juga jika menyimpulkan demikian. Karena bisa jadi kan kedua orang yang berada di posisi itu hanya dimanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan. Ya benar juga. Lantas untuk apa keberadaan David dan gengnya di Indonesia? Tak mungkin hanya iseng kan? Apalagi mereka tampaknya seperti sedang melakukan observasi. Apa tujuan mereka? Kalau di tempat itu sebenarnya tujuan mereka hanya satu untuk saat ini. Apa? "Pastikan semua beres. Jangan sampai ada gangguan lagi seperti waktu itu." Anak buahnya mengiyakan. Tugas mereka tampak sederhana kali ini. Ya hanya menyelundupkan rombongan lelaki yang akan datang dari berbagai pelabuhan di Indonesia. Tentu saja mereka adalah orang-orang yang berasal darj negara lain. David mengira kalau mereka mungkin pekerja asing yang menjadi buruh di sini. Walau aneh juga. Karena kalau buruh seharusnya tak diperbolehkan. Kenapa? Aturannya untuk pegawai setingkat asisten manajer hingga ke bawah, harusnya diisi oleh para pekerja lokal. Bukan hak asing di sana. Tapi ya David sebodo amat dengan negara dan pemimpinnya yang bodoh ini. Mau-mau saja diperbudak dengan cara seperti ini. Dengan mereka memperkerjakan orang-orang seperti ini untuk posisi selevel ini ya b**o. Karena itu memang hak warga negara lokal. Meski ia mengira sepertinya memang tak dijadikan prioritas. David dan gengnya jelas tak tahu maksud dan tujuan para lelaki itu didatangkan ke negara ini. Mereka hanya mengira kalau para lelaki itu didatangkan untuk bekerja sebagai buruh. Namun sebenarnya memang ada agenda mengerikan di baliknya. Agenda apa? Ohooo. Salah satu cara untuk menyebar virus mengerikan yang hingga saat ini belum ada obatnya. Bahkan orang-orang yang dikirim di sini pun tak tahu apa tujuan mereka. Mereka diberikan hak hidup di sini. Siapa yang tak tergiur kalau kehidupannya dijamin? Ya diiming-imingi dengan uang. Padahal itu hanya diawal. Begitu mereka sudah menyebar nanti, mereka baru akan sadar kalau mereka harus bertahan hidup untuk diri mereka sendiri. Walau ya disediakan pekerjaan oleh para pengutus mereka ke sini. Pekerjaan sebagai apa? Bukan kah p*****r tak hanya perempuan? Ini hanya persoalan pilihan mereka saja. Mau atau tidak mengambil kesempatan ini untuk melanjutkan kehidupan mereka di sini. Karena mereka tak akan dibiarkan kembali masuk ke negara asal. Memang begitu nasib para tikus percobaan yang tak tahu apa-apa yang ada di dalam tubuh mereka. Ini benar-benar mengerikan. Namun mereka tak menyadarinya. Hanya persoalan waktu ketika nanti mereka sadar dan mungkin merasa menyesal karena telah menyebarkannya. Kalau tak tahu? Ya setidaknya mereka tak sendiri menghadapi pernasalahan yang sama. Namun tujuannya sebenarnya bukan hanya menyebar virus tetapi juga merangsang kekebalan tubuh manusia terhadap virus ini. Mereka merasa tak percaya saja kalau penyakit yang disebabkan virus ini belum ada obatnya. Mereka juga ingin melihat manusia mana yang berhasil bertahan meski virus itu menggerogotinya. @@@ Sementara itu, Khayra dan gengnya masih terus mengumpulkan responden untuk diwawancara. Setidaknya perjalanan kali ini lancar meski mereka sangat hati-hati. Ya karena tak mau menimbulkan kericuhan nantinya. Khayra terus mengawasi. Ia sebenarnya gugup. Apalagi kan tim yang ia bawa menargetkan geng p*****r elit yang sulit ditembus yang lain. Namun dengan semudahnya Khayra menembus itu. Wakau harus sangat berhati-hati agar tak diketahui para penjaga. Adam tampak serius. Mereka berada di sebuah ruko yang tertutup. Beberapa orang didatangkan untuk diwawancara. Mereka tentu agak takut. Namun karena nama akan disamarkan dan data pribadi tak akan dibocorkan, mereka akhirnya mau. Adam sebenarnya sudah was-was melihat salah satu di antara mereka yang yah tak begitu sehat. Terlihat dari wajahnya yang agak pucat. Diajak bicara memang masih nyambung. Namun dilihat dari wajahnya, sudah tampak berbeda. Lantas? Adam reflek berdiri begitu perempuan itu tumbang. Ia menahan tubuhnya. Khayra langsung bergerak. Khawatir, gadis ini akan mengeluarkan sesuatu. Padahal tadi sudah ditanyakan bagaimana kondisinya tapi ia berbohong dengan mengatakan baik-baik saja. Kini lihat lah. Karena ia hendak memuntahkan sesuatu, Khayra buru-buru mendorong Adam untuk menjauh. Meski harus membiarkan gadis itu jatuh ke lantai. Menurutnya akan jauh lebih berbahaya kalau sesuatu yang keluar dari perut itu mengenai Adam. Karena dilihat dari gejalanya pun, mereka sama-sama tahu kalau....... @@@

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD