Kau ... tampan

975 Words
Xue Mingyan berjalan ke hutan, dia terus saja berjalan masuk ke dalam hutan. Setelah cukup jauh dari kota Xue Mingyan menghentikkan langkahnya, dia langsung berbalik dan melemparkan jepit rambutnya ke atas pohon. Saat pertama datang ke dunia ini sampai sekarang, Xue Mingyan merasakan ada yang tengah memperhatikannya selama ini. Dan seperti dugaannya, seseorang dari atas pohon langsung turun dan menghadap Xue Mingyan. "Kauu .... dasar m***m!! Berani sekali kau mengikutiku!" teriak Xue Mingyan sambil memeluk badannya sendiri. Dia terkejut ketika melihat orang yang mengikutinya adalah seorang pria yang memakai cadar. Pria itu terdiam membatu mendengar Xue Mingyan meneriakinya 'm***m' "Heeehh, bukankah kau juga melakukan hal yang sama pada Jendral Yun?" tanya Laki-laki itu balik pada Xue Mingyan. Xue Mingyan terdiam, dia sedang memikirkan sesuatu yang menurutnya aneh. "Siapa Jendral Yun?" tanya Xue Mingyan polos pada pria itu. Pria di depannya terdiam membatu lagi, benar-benar gadis di depannya ini apakah sungguh sangat pelupa. "Ah tunggu tunggu, sekarang aku mengingat siapa itu Jendral Yun. Apa kau disuruh olehnya untuk membalaskan dendam padaku karena telah mengikutinya tempo hari hah?" tanya Xue Mingyan kesal setelah mengingatnya kembali. Bukannya menjawab pertanyaan Xue Mingyan laki-laki itu malah pergi meninggalkannya. "Hei aku bertanya padamu," teriak Xue Mingyan. Dalam sekejap mata, dia telah berada di belakang pria itu dan berusaha melukainya dengan jepit rambut miliknya. Tetapi hal yang tidak di duga terjadi, laki-laki itu tahu Xue Mingyan ada di belakangnya. Dia langsung menghindar ke samping dan menarik jepit rambut yang ada di tangannya Xue Mingyan lalu melemparkannya ke sembarang arah. Xue Mingyan menatap jepit rambutnya yang dilempar oleh laki-laki ini. "Wahh, kau sungguh ingin melukaiku?" tanya Pria itu pada Xue Mingyan di sampingnya. Xue Mingyan menatap tak suka padanya, dia mencoba untuk menyerangnya lagi dengan jepit rambutnya yang lain. Tetapi serangannya itu berhasil digagalkan oleh Pria ini. Bukannya berhasil dengan serangannya, dia malah terkunci oleh tangan pria ini yang memegang kedua tangannya ke belakang. Xue Mingyan tidak menyerah, dia berhasil menarik satu tangannya dan berniat menyerang wajahnya dengan jepit rambut yang dia miliki lagi. Tetapi serangannya sia-sia, Jepit rambut itu berhasil dirampas oleh pria di belakangnya dan dilempar ke sembarang arah lagi. Kini semua jepit rambutnya hilang entah kemana dan sekarang dia tidak bisa bergerak sama sekali karena laki laki ini telah mengunci tangannya lagi. Akhirnya Xue Mingyan hanya bisa diam, jika dia memberontak itu akan menyakiti tangannya. "Kenapa? Menyerah? Kenapa kau tidak mengeluarkan jepit rambut yang lebih banyak lagi?" tanya laki laki itu dari belakang. 's**l! Aku tidak tahu dia akan sepandai ini menghindar dari semua seranganku,' keluh kesal Xue Mingyan di dalam hatinya. "Semua jepit rambutku telah habis dilempar olehmu," balas Xue Mingyan datar. "Ternyata tidak sebanyak itu, kau telah mengecewakanku," ucapnya sedih. Xue Mingyan benar-benar kesal mendengarnya. Pria ini menghina dirinya dengan mengatakan hal itu. "Maafkan aku sudah mengecewakanmu, apalah daya gadis lemah ini," ujar Xue Mingyan sedih. Pria di belakangnya tersenyum mendengarnya, "Baiklah, karena kau gadis lemah dan tidak berdaya aku akan melepaskanmu. Aku tidak mau membawa kemenangan penuh setelah bermain denganmu," ejeknya kemudian melepaskan tangan Xue Mingyan dan mundur ke belakang. 'Pria ini, dia benar-benar membuatku tidak bisa berkata-kata lagi,' ucap Xue Mingyan kesal di dalam hatinya. Xue Mingyan tidak berani mengatakannya karena belum tahu siapa pria yang ada di depannya ini. Yang dia tahu Pria di depannya ini sangat kuat, jika dia salah langkah mungkin akan berakibat fatal baginya. Akhirnya Xue Mingyan hanya bisa menatapnya tajam. "Waktuku tidak banyak gadis cantik, pasti kita akan bertemu lagi nanti," ucap pria itu. Tetapi saat dia akan pergi, Xue Mingyan langsung saja menarik cadarnya. Dan terlihatlah seluruh wajahnya pria itu. Xue Mingyan sedikit tertegun ketika melihat wajah pria ini yang sangatlah tampan menurutnya. Pria itu jadi ketakutan, dia seperti takut Xue Mingyan mengetahuinya ketika melihat wajahnya. "Kau ..... tampan," puji Xue Mingyan tidak sadar ketika melihat wajah tampan pria yang ada di depannya ini. Pria itu sedikit kecewa ketika Xue Mingyan mengatakan hal itu. Berbeda sekali dengan Xue Mingyan yang langsung membekap mulutnya rapat-rapat. 'Haduh, ini mulut kenapa bocor sekali sih!!' rutuk Xue Mingyan di dalam hatinya. "Tidak! Ee ... bukan ... maksudku ..." racau Xue Mingyan tidak jelas. Pria itu tersenyum senang melihat Xue Mingyan yang kebingungan, menurutnya ini sangat lucu. "Kenapa? Apakah kau jatuh cinta dengan wajahku? Maaf mengecewakanmu lagi. Tapi sekarang bukan saatnya kau jatuh cinta padaku ya," ucap pria itu sambil tersenyum menatap Xue Mingyan. "Kita akan bertemu lagi nanti, kau tidak perlu khawatir aku akan baik-baik saja," tambahnya kemudian pergi meninggalkan Xue Mingyan sendiri. "Tunggu, apa!? Siapa yang mengkhawatirkanmu hah?" teriak Xue Mingyan. Tetapi teriakannya itu sia-sia, pria itu telah pergi tanpa mempedulikan teriakannya Xue Mingyan. "Oh tuhan, jangan pertemukan aku dengan pria itu lagi," pinta Xue Mingyan. Kemudian dia berjalan pergi untuk menemui Lala dan Lusi. *** "Tuan Liu, kita harus segera pulang," ujar seorang pelayan pada Pangeran Putra Mahkota. "Huanran, apakah aku terlihat seperti 'Pria m***m'?" tanya Liu Xingsheng. Bukannya menjawab pertanyaan tuannya Huanran malah menundukan kepalanya, dia sedang menahan tawanya karena mengingat hal yang sebelumnya terjadi. Liu Xingsheng menatap tajam pada Huanran, tetapi dia malah tidak menyadarinya karena terlalu sibuk menahan tawanya. Fengying yang melihatnya langsung saja menyenggol bahunya Huanran untuk mengingatkannya. Huanran menatap tajam Fengying, dia kesal padanya karena telah menganggu kesenangannya ini. Fengying hanya menggelengkan kepalanya ketika ditatap seperti itu oleh Huanran. "Kenapa Huanran? Kau marah karena terganggu menertawakanku?" tanya Liu Xingsheng sambil tersenyum seperti seorang pembunuh. Huanran tersadar, dia menatap takut pada Liu Xingsheng. Tiba tiba tubuhnya bergemetar karena aura yang dikeluarkan Liu Xingsheng padanya. "Sudahlah, ayo kita pulang," ajak Liu Xingsheng langsung berjalan pergi. Huanran langsung menghela napas lega, dia bersyukur tuannya tidak mempermasalahkan ini lebih lanjut. Selama perjalanan pulang, Liu Xingsheng terus memikirkan Xue Mingyan. Dia tersenyum ketika mengingat kejadian pertama kali dia bertemu dengannya. Sungguh menurutnya Xue Mingyan sangat berbeda dengan gadis lainnya. 'Kau sudah membuatku gila, aku akan segera mendapatkanmu Xue er,' batin Liu Xingsheng.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD