Bertemu Pria Gila

1026 Words
"Nona, kita akan pergi kemana?" tanya Lusi penasaran. Sebelumnya, Xue Mingyan menyuruh dia dan Lala bersiap-siap untuk ikut pergi dengannya. "Mencari sumber kehidupan kita," balas Xue Mingyan singkat. Lala dan Lusi tidak mengerti apa maksud Xue Mingyan, tetapi ya sudahlah mungkin nanti tuannya akan menjelaskannya pada mereka. Xue Mingyan tiba tiba menghentikkan langkahnya dan berbalik menatap Lala dan Lusi yang ada di belakangnya. "Kalian tunggulah di sini. Aku akan pergi sebentar," ucap Xue Mingyan dan langsung berjalan pergi meninggalkan mereka berdua. Tadinya Lala dan Lusi ingin meminta Xue Mingyan membawanya, tetapi melihat tuannya tergesa gesa jadi mereka tidak sempat menanyakannya. Xue Mingyan berjalan masuk ke dalam sebuah rumah. Di sana terdapat banyak sekali pria yang memainkan permainan kartu. Ada yang tertawa senang dan ada juga yang menggerutu kesal karena kehabisan hartanya akibat taruhannya tadi. Saat dia tepat berada di tengah tengah mereka, banyak sekali yang menatapnya heran. Mengapa tidak? seorang gadis baru saja masuk ke dalam sebuah rumah kartu yang rata rata atau hampir semua pelanggannya adalah seorang pria. "Hei gadis kecil, apakah kau tersesat di sini?" ejek seseorang. Xue Mingyan tersenyum sinis, dia membuka kipasnya dan menutupi setengah wajahnya. "Tidak, aku tidak tersesat. Mungkin paman sendiri yang tersesat, jika iya maka sebelah sana pintu keluarnya," balas Xue Mingyan sinis. Pria tadi menggeram kesal, semua orang yang mendengarnya menertawakan mereka dengan diam diam. "Berani sekali kau menghinaku hah!?" teriaknya kesal. Xue Mingyan tersenyum sinis, dia berbalik dan duduk di sebuah kursi. "Paman, daripada berbicara lebih baik kita bermain saja. Aku takut kesehatanmu menurun karena perilakumu yang sia sia itu," hina Xue Mingyan. Pria itu mengepalkan tangannya kuat, dia benar benar kesal sekarang. Tanpa menunggu lama, dia menghampiri Xue Mingyan dan duduk tepat di depannya. "Akan kuberitahu dirimu apa yang kau sebut perilaku sia sia itu!" tekadnya bulat. Pria itu bertaruh seluruh harta yang dia dapatkan dari hasil permainan kartunya. Dan Xue Mingyan sendiri, dia menawarkan dirinya sendiri. Pertarungan sengit dimulai, semua orang yang menontonnya merasakan ketegangan yang terjadi. Mengapa tidak? orang yang bertaruh dengan Xue Mingyan adalah Huan Meng, dia adalah salah satu petaruh yang selalu menang disetiap taruhannya. Itu membuktikan jika Xue Mingyan pasti akan kalah dengan sia sia. Akan tetapi, itu tidak terjadi. Yang terjadi sekarang adalah kebalikannya, Xue Mingyan yang memenangkan pertaruhannya. "Bagaimana? Bukankah aku telah menang? kau harus memberikan semua hartamu padaku," perintah Xue Mingyan. Huan Meng terdiam, dirinya benar benar malu dan kesal sekaligus. Baru pertama kali ini seseorang mengalahkannya, ditambah orang yang mengalahkannya adalah seorang gadis. Dia berjalan mendekati Xue Mingyan yang membuatnya bersiap siap, "Nona, aku akan menjadi pengikutmu." Xue Mingyan terkejut, bukan dirinya saja yang terkejut akan tetapi semua orang yang ada di sana juga ikut terkejut. "Apa!?" Huan Meng mengangguk, dia mengambil tangan Xue Mingyan dan mengenggamnya erat. "Nona, kumohon terimalah aku," mohonnya. Xue Mingyan masih kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. "Huan, kau jangan memaksanya. Bukankah kau masih bekerja denganku?" tanya seseorang tiba-tiba di tengah tengah kerumunan. Semua orang refleks memberi jalan baginya dan tersentak saat mengetahui siapa dirinya. Mereka membungkuk hormat saat dia datang dan melewati mereka untuk berjalan mendekati Xue Mingyan. Huan Meng yang melihatnya juga ikut terkejut, langsung saja dia berjalan ke belakang Xue Mingyan hendak mencari perlindungan. "Nona, tolong selamatkan aku," pintanya. Pria itu tersenyum sinis, dia menatap tajam Huan Meng, "Huan, jika kau seperti ini aku akan memberikanmu hadiah spesial." Huan Meng mencengkram bahu Xue Mingyan kuat, dia benar benar takut pada pria di depannya sekarang. Xue Mingyan meringis kesakitan, dengan cepat dia melepaskan cengkraman yang ada di bahunya dan segera menyingkir dari mereka berdua. "Tunggu! sebenarnya tempat apa ini? Mengapa semua orang bertindak seperti orang gila!?" "Dan kau! Mengapa kau terus muncul di hadapanku!?" bentak Xue Mingyan sambil menunjuk ke arah pria yang ditakuti Huan Meng. Pria itu tersenyum, perlahan dia menurunkan tangannya Xue Mingyan yang menunjuknya sambil berjalan mendekatinya. Huan Meng tersentak, dia langsung menyalip masuk ke tengah. "Nona, biarkan aku melindungimu." Xue Mingyan terdiam membatu, dia benar benar bingung dengan situasi seperti ini. Dia langsung berjalan mundur dan mengambil kantung besar yang berisi koin emas. "Ini milikmu kan, sekarang ini menjadi milikku," ucapnya kemudian berjalan pergi keluar meninggalkan semuanya di sini. Xue Mingyan cepat-cepat keluar dari tempat tadi, dan segera menemui Lala dan Lusi. "Nona, apa sesuatu telah terjadi sebelumnya? Kami mencemaskan nona daritadi." tanya Lusi Khawatir. Xue Mingyan terkekeh pelan mendengarnya, dia lalu mengeluarkan sekantung koin dan diberikannya pada Lusi. "Kalian bersenang-senanglah dengan ini. Beli pakaian dan makanan atau apapun itu, berbelanjalah sesuka hati kalian," ujar Xue Mingyan. "Ta-tapi nona ...." "Kalian tidak perlu khawatir soal uang. Ayo ayo berbelanjalah, kita bertemu lagi di sini setelah tiga jam. Selamat bersenang senang," potong Xue Mingyan kemudian pergi meninggalkan Lala dan Lusi yang kebingungan. "Emm bolehkah aku membeli pakaian untuk kita?" tanya Lala pada Lusi. Lusi terdiam, tetapi kemudian mengangguk dan tersenyum senang lalu menarik tangan Lala untuk membeli pakaian. *** Xue Mingyan berjalan ke hutan, dia terus saja berjalan masuk ke dalam hutan. Setelah cukup jauh dari kota Xue Mingyan menghentikkan langkahnya, dia langsung berbalik dan melemparkan jepit rambutnya ke atas pohon. Saat pertama datang ke dunia ini sampai sekarang, Xue Mingyan merasakan ada yang tengah memperhatikannya selama ini. Dan seperti dugaannya, seseorang dari atas pohon langsung turun dan menghadap Xue Mingyan. "Kauu .... dasar m***m!! Berani sekali kau mengikutiku!" teriak Xue Mingyan sambil memeluk badannya sendiri. Dia terkejut ketika melihat orang yang mengikutinya adalah seorang pria yang memakai cadar. Pria itu terdiam membatu mendengar Xue Mingyan meneriakinya 'm***m' "Heeehh, bukankah kau juga melakukan hal yang sama pada Jendral Yun?" tanya Laki-laki itu balik pada Xue Mingyan. Xue Mingyan terdiam, dia sedang memikirkan sesuatu yang menurutnya aneh. "Siapa Jendral Yun?" tanya Xue Mingyan polos pada pria itu. Pria di depannya terdiam membatu lagi, benar-benar gadis di depannya ini apakah sungguh sangat pelupa. "Ah tunggu tunggu, sekarang aku mengingat siapa itu Jendral Yun. Apa kau disuruh olehnya untuk membalaskan dendam padaku karena telah mengikutinya tempo hari hah?" tanya Xue Mingyan kesal setelah mengingatnya kembali. Bukannya menjawab pertanyaan Xue Mingyan laki-laki itu malah pergi meninggalkannya. "Hei aku bertanya padamu," teriak Xue Mingyan. Dalam sekejap mata, dia telah berada di belakang pria itu dan berusaha melukainya dengan jepit rambut miliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD