s*****a Makan Tuan

1003 Words
"Hang er, kau akan membawaku ke mana?" tanya Pangeran Ketiga bingung. "Pangeran, ada sebuah tempat yang belum kutunjukan padamu di kediaman ini," balas Shu Hang ramah. Pangeran Ketiga tersenyum, dia tidak menanyakan maksudnya lagi pada Shu Hang dan mengikutinya kemana gadis itu membawanya pergi. "Lihatlah pangeran, bukankah taman ini terlihat indah?" tanya Shu Hang. Pangeran ketiga membulatkan matanya tidak percaya ketika melihat keindahan dari Taman Barat ini. "Taman ini sangat indah, tapi kenapa kau baru membawaku kemari sekarang hmm?" tanya Pangeran Ketiga sambil menunjukan ekspresi sedihnya. Shu Hang terdiam berpura-pura sedih dan merasa bersalah di hadapan Pangeran Ketiga yang membuatnya tidak tega. "Aku hanya bercanda, maafkan aku jika aku menyakitimu," sesal Pangeran ketiga tulus. Shu Hang langsung menggelengkan kepalanya menolak ucapannya Pangeran Ketiga. "Pangeran, Hang er tidak pernah menunjukannya karena Taman Barat ini sangat dekat dengan Pavilliunnya Kak Ming er. Ha Hang er tidak mau membuat Pangeran Ketiga menjadi tidak nyaman karena perbuatannya kak Ming er." panjang Shu Hang sambil menunjukan ekpresi sedih. Pangeran Ketiga menjadi kesal dibuatnya karena melihat Shu Hang sedih ulah Xue Mingyan. "Kau tidak perlu khawatir, jika dia berani menyakitimu aku akan langsung memenggalnya. Kau jangan sedih terus ya?" tanya Pangeran Ketiga sambil membelai kepala Shu Hang lembut dan membuatnya tersipu malu dan senang. Pada saat itu Xue Mingyan datang dan melihat keharmonisan Shu Hang dengan Pangeran Ketiga. lantas dia tersenyum sinis. 'Okh, jadi ini yang direncanakan oleh dia? sungguh rendahan, memancing aku datang kemari dan membuatku benci lalu menyerangmu? tak akan kubiarkan semua rencanamu berhasil,' tekad Xue Mingyan di dalam hatinya. Shu Hang berpura-pura terkejut melihat kedatangan Xue Mingyan. "Kakak, maafkan Hang er karena datang ke sini. Pangeran Ketiga ingin berjalan ..." "Kau tidak perlu meminta maaf padanya, lagipula ini bukan tamannya sendiri jadi siapapun bisa kemari dengan bebas tanpa ijin darinya," potong Pangeran Ketiga sambil menatap tajam ke arah Xue Mingyan. Shu Hang tersenyum penuh kemenangan dan menatap rendah Xue Mingyan. 'Ck, kalau bukan karena pedang kayuku satu-satunya diambil dan disembunyikan di sini. Aku tidak akan pernah kemari,' keluh Xue Mingyan kesal di dalam hatinya. Sebelumnya Shu Hang memerintahkan seorang pelayan datang dan menyembunyikan pedang kayu milik Xue Mingyan di Taman Barat. Dia memilih pedang kayu karena tidak ada lagi benda atau barang berhaga milik Xue Mingyan yang bisa memancingnya datang ke Taman Barat dan terjebak dalam rencananya Shu Hang. "Kalian tenang saja, aku datang kemari karena ada hal yang harus kucari. Seorang pencuri bodoh telah mencuri pedang kayu milikku, sudah bodoh tidak tahu diri pula, benar-benar membuat orang lain sakit kepala," sindir Xue Mingyan sambil menatap tajam Shu Hang. Shu Hang terdiam membatu mendengarnya, entah kenapa dia tersinggung dengan ucapannya Xue Mingyan. "Kakak, jika kau tidak ingin aku di sini tidak apa-apa. Aku akan pergi dari sini sekarang," ringis Shu Hang sedih. Saat berjalan pergi, Pangeran Ketiga langsung menahan tangan Shu Hang untuk tidak pergi dari tempatnya. "Kau tidak perlu merendah untuk dirinya yang rendahan ini!" hina Pangeran Ketiga kesal pada Xue Mingyan. Shu Hang tersenyum menang menatap Xue Mingyan karena Pangeran Ketiga membelanya. Xue Mingyan yang awalnya tidak ingin mempedulikan mereka, menjadi marah dan kesal karena mereka telah memprovokasinya. "Pangeran ketiga, aku tidak mempunyai dosa padamu. Tetapi kenapa kau memanggilku rendahan?" tanya Xue Mingyan dengan tatapan datarnya. Pangeran Ketiga tersenyum meremehkan mendengarnya. "Kau kan memang rendahan. Tidak memiliki harga diri sedikitpun, berani menggoda laki laki yang telah bertunangan!" hardik Pangeran Ketiga sinis. Xue Mingyan tertawa mendengarnya. Pangeran Ketiga dan Shu Hang menatap bingung dirinya. "Pangeran Ketiga, kau menyebutku rendahan? Lalu bagaimana dengan wanita yang di sampingmu hah? Berarti dia lebih rendahan dariku karena merebut perjodohan kakaknya sendiri. Dan juga dia memang seharusnya merendah padaku karena aku adalah Nona Besar di sini, bukan seorang anak Selir. Itu sudah menjadi hukum, siapapun yang melanggarnya akan terkena masalah besar," jelas Xue Mingyan menyinggung Shu Hang dan membuatnya menjadi marah. "Walaupun anak seorang Selir, tapi menurutku dia jauh lebih berharga daripada dirimu seorang Nona Besar di sini," balas Pangeran Ketiga berusaha untuk menenangkan Shu Hang. Xue Mingyan tidak bisa menahannya lagi, dia langsung tertawa bahagia. "Haduh, perutku sakit sekali. Pangeran Ketiga kamu masih terlalu polos. Mau kuberi satu rahasia padamu tentang Shu Hang?" tanya Xue Mingyan serius. Pangeran Ketiga mengernyit heran, dia tidak mengerti apa maksudnya Xue Mingyan. Shu Hang yang melihat keheranan dari Pangeran Ketiga menjadi bingung. "Di-dia berbohong, mana pernah aku mengkhianatimu Pangeran. Aku mencintaimu tulus," sahut Shu Hang meyakinkan Pangeran Ketiga. 'Bagus, kau masuk dalam perangkapku Shu Hang,' ujar Xue Mingyan senang di dalam hatinya. "Adik, kenapa kau mengatakan hal itu? Seingatku, aku tidak pernah mengatakan kalau kau mengkhianati Pangeran. Atau jangan-jangan kau pernah mencoba mengkhianatinya?" tanya Xue Mingyan dengan senyum sinisnya. Shu Hang jadi salah tingkah, dia termasuk jebakannya Xue Mingyan. "Tenanglah adik, aku hanya bercanda denganmu. Kenapa kau menganggapnya serius hm?" tanya Xue Mingyan sambil tersenyum. Shu Hang hanya tersenyum canggung di depan Xue Mingyan. Tetapi di dalam hatinya dia terus menerus mengutuk Xue Mingyan karena telah membuatnya menjadi kebingungan seperti tadi. "Pedangku sudah ketemu, selesaikan masalah kalian sendiri. Oh iya, Pangeran jika kau membutuhkan informasi dariku datanglah padaku. Aku akan memberikan semua informasi yang kau mau," ujar Xue Mingyan serius pada Pangeran Ketiga. 'Berpikirlah sepuasmu Shu Hang, itulah akibatnya jika memprovokasiku duluan,' ucap Xue Mingyan di dalam hatinya sambil tersenyum sinis lalu berjalan pergi meninggalkan mereka. Shu Hang menjadi ketakutan, dia takut Pangeran Ketiga mengetahui kedoknya. "Ap-apakah Pangeran mempercayai kata katanya?" tanya Shu Hang sedih. Pangeran ketiga tersadar dari lamunannya, dia menatap Shu Hang yang sedih. Langsung saja dia mengusap lembut kepalanya berusaha menenangkan hatinya. "Tidak ada yang bisa dipercaya dari wanita itu. Lebih baik kita pergi ke Kediaman Utama saja sekarang," ajak Pangeran Ketiga. Shu Hang tersenyum senang mendengarnya, ternyata Pangeran Ketiga sudah tergila gila padanya. Itu akan sangat menguntungkan baginya. Tetapi semua rencananya saat ini gagal! bukannya puas tersenyum, Shu Hang malah makin kesal pada Xue Mingyan. Xue Mingyan telah berani menghinanya dengan mengingatkan pangkatnya. 'Lihat saja, akan kubalas kamu Xue Mingyan. Kau telah memprovokasiku, jangan salahkan aku jika aku melakukan hal yang kejam padamu,' tekad Shu Hang di dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD